Chapter 19

258 37 0
                                    

Happy reading gais

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Happy reading gais...


***


Jae dapat merasakan kasur yang ia tiduri saat ini bergerak tak menentu, sehingga membuatnya mau tak mau membuka kedua matanya dan mendapati Divanka yang sepertinya gelisah, sulit untuk memejamkan matanya, bahkan keningnya berkerut dan dibasahi oleh keringat. Sangat terpaksa Jae memperbaiki posisi duduknya lalu memeluk tubuh Divanka, berharap jika istri-nya ini dapat tenang.


“Kenapa belum tidur?” tanya Jae, namun kedua matanya tetap terpejam.


Spontan Divanka mendongak agar dapat memandangi Jae dan kembali menunduk menenggelamkan wajahnya di dada bidang Jae, tangan kirinya ia gunakan untuk memeluk tubuh Jae. Terkadang tingkah Divanka mendadak manja, dan Jae suka kalau sifat manja Divanka ditunjukkan untuknya.


“Susah buat tidur.” jawab Divanka.

“Ya udah, enggak usah gerak-gerak lagi. Aku peluk biar kamu tenang,” Divanka akui jika pelukan Jae itu ampuh untuk membuatnya merasa tenang dan takutnya hilang secara perlahan, menit demi menit berlalu, Jae tak lagi mendengar mendengar grasak-grusuk kasur yang berarti Divanka mungkin telah tidur.

“Jae,” panggil Divanka.

Perkiraan Jae ternyata salah, buktinya istri-nya itu masih bicara, tidak mungkin dia mengigau. “Kenapa?” balas Jae.

“Jangan tinggalin gue, ya?” pinta Divanka.


Kening Jae otomatis mengernyit lalu melonggarkan pelukannya agar dapat memandangi wajah sendu milik Divanka, dia jadi takut sendiri ketika Divanka mengucapkan hal-hal seperti itu. Dia sudah cukup trauma karena Divanka yang mengamuk dan segalanya, dan itu benar-benar mengerikan serta menakutkan.


“Kok tiba-tiba?” tanya Jae.

“Emang enggak boleh gue minta itu sama lo?” gerutu Divanka.

“Bukannya enggak boleh, tapi aku cuma penasaran kenapa kamu ngomong gitu barusan.” ucap Jae.


Hembusan nafas berat Divanka menghiasi kamar yang sepi ini, Divanka langsung bangkit dari posisi tidurnya menjadi duduk diatas kasur, sedangkan Jae masih tetap dalam posisinya sembari terus memandangi Divanka penuh kebingungan.


“Gapapa, lupain aja.” gumam Divanka.

“Vanka, bicara sama aku. Kamu kenapa? Akhir-akhir ini kamu gelisah terus, ayo cerita sama aku, aku maksa pokoknya.” ucap Jae.

“Lo besok kerja, nanti aja gue ceritanya. Lo tidur sana, besok telat bangun.” balas Divanka.

“Enggak akan, ayo cepat cerita.” Sepertinya memilih bangun dari tidur adalah opsi yang salah bagi Divanka, seharusnya ia tak perlu mengatakan apa-apa lagi disaat suasana sudah tenang. Lihatlah sekarang, Jae memaksanya untuk bercerita.


Park Jaehyung : Not Mine? (Jae DAY6) [Completed]Where stories live. Discover now