Chapter 11

329 47 0
                                    

Happy reading gais

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Happy reading gais...


***


Tepat pada pukul satu siang, Jae tiba di kantor dengan style yang santai, berhubung ia tak ada niat untuk bekerja hari ini ia pun hanya bermodalkan celana jeans hitam selutut serta kaos putih sebagai atasannya, jangan lupakan sepatu andalannya dan juga topi untuk menutupi rambut hitamnya, benar-benar terlihat sangat bisa dan mudah digapai oleh para wanita namun pada kenyataannya itu sulit.

Setibanya ia di lantai dimana ruangannya berada, ia dengan cepat melangkahkan tungkainya dan mendapati Sungjin yang sibuk berkutit dengan laptop dihadapannya sampai-sampai tak sadar jika ada Jae memandanginya datar.


TOK TOK TOK


Langsung saja Jae mengetuk ujung meja Sungjin dan tindakan itu berhasil membuat sang empunya sadar, Sungjin berdiri dari duduknya disertai ekspresi sedikit terkejutnya. Tidak ada angin tidak ada hujan, Jae tiba-tiba muncul dalam keheningan maka dari itu Sungjin kaget.


“Kapan lo sampai?” tanya Sungjin sembari mengikuti langkah kaki Jae yang memasuki ruangan.

“Baru aja.” jawab Jae.


Begitu Jae berhasil membuka pintu ruangannya, ia pun mengambil posisi duduk di sofa lalu disusul oleh Sungjin yang juga ambil posisi dihadapannya agar lebih nyaman berbincang dengan atasannya ini. Karena jika Sungjin amati, mungkin Jae ingin bercerita banyak padanya.


“Katanya lo sakit, kok kesini?” tanya Sungjin.

“Gue gapapa, cuma capek dikit.” ucap Jae.

“Capek? Abis ngapain?” Ini yang membuat Jae sedikit tidak suka dengan pria didepannya saat ini, Sungjin itu banyak tanya bahkan tak berhenti bertanya sampai mendapatkan jawabannya, ya, sekepo itu dia.

“Privacy.” jawab Jae.


Sungjin memutar malas kedua bola matanya, ia pun melepas jas abu-abunya yang sedikit membuatnya risih. Berhubung ia berhadapan dengan Jae dalam keadaan tidak formal, ia pun lebih leluasa, atau lebih tepatnya ia mempunyai waktu mengumpati Jae jika otaknya lelet kembali seperti biasanya. Bahkan Sungjin sudah sangat sabar meskipun ia harus menjelaskan berkali-kali maksud dan tujuannya, mungkin hanya Sungjin yang selama ini mengelus dada dengan perlakuan Jae. Tapi jika Jae berhadapan dengan Divanka, justru Jae malah menjadi kebalikan kesehariannya di kantor, benar-benar membuat Sungjin heran, sekuat itukah pengaruh sosok Divanka?

Saat keduanya sama-sama diam, entah ada dorongan darimana, mata Sungjin menatap kearah leher jenjang nan putih milik Jae dihiasi tanda berwarna merah-keunguan. Ia pun mencondongkan tubuhnya kearah Jae hanya untuk memastikan apa yang ia lihat, dan itu benar-benar warna yang bisa ia tebak siapa pencetaknya.


“LO ABIS NGAPAIN?!” teriak Sungjin.

“Apa sih? Enggak, gue enggak ngapa-ngapain!” balas Jae tak kalah sengit.

Park Jaehyung : Not Mine? (Jae DAY6) [Completed]Where stories live. Discover now