Chapter 21

293 35 1
                                    

Happy reading gais

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Happy reading gais...


***


Kegiatan Divanka sama seperti hari-hari biasanya, hanya berputar pada kampus dan apartement. Berhubung hari ini dia tak memiliki jadwal kuliah, ia pun memutuskan untuk ikut ke kantor dimana Jae bekerja, daripada dia berdiam diri didalam apartement, lebih baik dia mengganggu suami-nya sendiri di kantor meskipun nanti berakhir tak diperdulikan oleh Jae karena sibuk bekerja.

Gaya kerja Jae hampir mirip dengan gaya kerja Ayah-nya sendiri, tapi bedanya, Ayah-nya jika di rumah pasti beristirahat dan tak akan menyentuh pekerjaan kantor. Sedangkan Jae, walaupun sudah di apartement dan waktunya tidur, dia tak melepaskan lembaran kertas serta laptop yang ada dipangkuannya.


“Kamu udah selesai belum?” tanya Jae sembari mengaitkan kancing kemejanya sendiri.

“Lo bisa pakai dasi sendiri, enggak?” balas Divanka.


Pergerakan tangan Jae otomatis terhenti dan menatap Divanka datar, lalu Divanka yang tak tahu apa-apa hanya diam menerima tatapan mata sipit milik Jae. Dia salah apalagi sekarang? Sepertinya Divanka hanya mempertanyakan tentang dasi, tapi kenapa malah mendapatkan tatapan datar, sedatar tripleks?


“Kenapa?” tanya Divanka.

“Bisa enggak kamu ubah cara ngomong kamu ke aku?” ujar Jae.

“Maksudnya?” tanya Divanka disertai wajah bingungnya.

Jae menghembuskan nafasnya kasar lalu menarik pergelangan tangan Divanka agar wanita itu lebih dekat dengannya. “Jangan pakai lo-gue, tapi aku-kamu. Paham?” perintah Jae.


Divanka menelan salivanya susah payah, kedua matanya terus memandangi manik mata milik Jae yang mengintimidasi. Ia pun dengan spontan menganggukkan kepalanya, sepertinya tak ada pilihan lain selain mengangguk daripada dia menolak, bisa-bisa dia berakhir diusir dari apartement ini.


“Aneh tahu enggak.” lirih Divanka.

“Enggak bakal aneh kalau nanti kebiasaan.” ujar Jae.


Padahal awalnya Jae-lah orang yang takut dengan Divanka, namun sekarang malah sebaliknya. Divanka menjadi penurut, bukannya Divanka tak ingin melawan lagi, tapi rasa-rasanya akan lebih baik jika dia mencoba menjadi istri yang menurut akan ucapan suami selagi mengarah ke hal-hal positif. Conothnya tadi, yaitu cara Divanka memanggil Jae harus diubah. Mana ada suami-istri menggunakan panggilan lo-gue? Kecuali Divanka tentunya, atau pasangan yang nasibnya sama dengan Divanka mungkin.


“Kalau ka-kamu udah selesai, turun kebawah, kopinya udah kusediain.” gugup Divanka.


Setelah mengucapkan kalimat itu, Divanka langsung keluar dari kamar meninggalkan Jae seorang diri yang merasa gemas dengan cara bicara Divanka. Terkesan kaku tapi lucu menjadi satu, ia jadi tak menyesal telah mengiyakan perjodohan ini, andai ia menolaknya, mungkin dia tak akan pernah melihat betapa menggemaskannya sosok Divanka Yoon.


Park Jaehyung : Not Mine? (Jae DAY6) [Completed]Where stories live. Discover now