Chapter 33

238 31 1
                                    

Happy reading gais

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

Happy reading gais...


***


CEKLEK


Suara pintu rumah yang terbuka membuat fokus Divanka teralihkan, ternyata suami tercintanya sudah pulang tepat waktu, tak seperti biasanya yang selalu pulang ketika Divanka telah tertidur lelap diatas kasur disertai air liurnya yang mengalir kemana-mana. Ia pun menyimpan pisau yang ia pegang tadi untuk mengiris bawang lalu menghampiri Jae yang terus memamerkan senyumnya pada Divanka.

Langkah Divanka terhenti tepat dihadapan Jae, ia mendongakkan sedikit dagunya agar bisa memandangi wajah tampan suami-nya dengan jelas. Dalam hati ia menggumamkan jikalau dirinya benar-benar merindukan wajah tersebut, saking rindunya, rasanya Divanka ingin menangis memandangi wajah Jae.


“Kok cepat pulang?” tanya Divanka.


Senyum Jae otomatis luntur dan memberikan tatapan datar kearah Divanka, padahal ia sudah mengharapkan akan diberi pelukan atau sebuah kecupan dari istri-nya ini. Tapi yang dia dapat malah pertanyaan konyol.


“Kamu enggak suka?” balas Jae.


Divanka menghembuskan nafasnya kasar, ia pun mengambil alih tas kerja Jae untuk disimpan di kamar. Ia harus meninggalkan kegiatan memasaknya demi menyiapkan keperluan Jae, seperti pakaian tidur dan sebagainya.


“Divanka,” panggil Jae sembari mengekor dibelakang Divanka.

“Apa?” balas Divanka.

“Kamu marah sama aku?” tanya Jae.

Spontan langkah Divanka terhenti dan berbalik memandangi Jae, “Kamu tanya aku marah sama kamu? Hey! For what?” balas Divanka.

“Aku jarang di rumah dan enggak ada waktu buat kamu juga anak kita.” gumam Jae.


DEG


Entah kenapa rasanya mendengar kalimat ‘anak kita’ dari mulut Jae, berhasil membuat jantung Divanka berdegub dengan cepat. Seperti ada kebahagiaan tersendiri bagi Divanka walaupun itu hanya kata-kata sepele.


“Oh, kamu ingat anak istri juga ternyata?” sindir Divanka.


Untuk kali ini Jae benar-benar mengalah dan membiarkan Divanka mengamuk atau mengomelinya, ia sadar jika tingkahnya akhir-akhir ini menguras tenaga Divanka menahan emosi. Jae bukan orang bodoh ataupun tidak peka, dia benar-benar sadar jika selama ini Divanka sangat sabar menghadapinya meskipun emosinya akan meledak.


“Maaf,” ujar Jae.

“Untuk apa? Enggak usah sok haru, natal udah lewat.” ucap Divanka.


Beginilah nasib menikah dengan seorang wanita sok kuat padahal aslinya lemah, ucapannya penuh dusta. Jae sangat yakin, Divanka itu ingin menangis, terlihat jelas di kedua matanya yang sudah berkaca-kaca tapi dia tahan.


Park Jaehyung : Not Mine? (Jae DAY6) [Completed]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin