Chapter 23

264 36 3
                                    

Aku kemarin kelupaan update :(Happy reading gais

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku kemarin kelupaan update :(
Happy reading gais...


***


Berhubung persediaan bahan-bahan dapur dan juga beberapa daging, ayam, ikan serta sayur-sayurn sudah berkurang, hari ini Divanka memutuskan untuk menguras blackcard Jae. Ya, ini juga demi kepentingan kelangsungan hidup, bukan untui memuaskan dirinya sendiri, ‘kan? Padahal Jae juga tidak masalah kalau Divanka menggunakan kartu Jae berbelanja pakaian bermerk mewah.

“Hati-hati di jalan,” Divanka memutar malas kedua bola matanya ketika mendengar ucapan Jae melalui telfon itu, sudah hampir lima kali Jae mengulang ucapan itu, dan Divanka kesal dibuatnya.

“Mau nitip apa kamu?” tanya Divanka.

“Beli cemilan aja.” jawab Jae.

“Ya udah, aku matiin telfonnya sekarang, aku harus nyetir.” ucap Divanka.


Setelahnya sambungan telfon tersebut terputus, Divanka dengan cepat menuju mobilnya untuk membawanya ke supermarket yang jaraknya tidak terlalu jauh dari apartement. Sebenarnya bisa saja Divanka ke Mall sekalian cuci mata, tapi dia sangat amat malas menenteng kantong belanjaan dalam jumlah banyak.

Sejak kejadian beberapa minggu lalu di kantor Jae, dimana Naura mengamuk dan mengumpat atas nama Divanka, membuat Divanka menaruh dendam dengan gadis itu. Ia benar-benar bersumpah, akan menjambak rambut Naura sampai rambutnya tercabut dari akarnya. Tapi sayang, seakan-akan Tuhan melindunginya, Divanka tak bisa menemukan batang hidungnya.

Tak butuh waktu yang lama, akhirnya Divanka tiba ditujuannya, ia keluar dari mobilnya sembari menenteng ponselnya dan juga blackcard milik Jae ia simpan dalam case ponsel tersebut. Bergaya simple, kaos putih kebesaran Jae, celana jeans pendek hingga memamerkan paha putihnya, dan kedua telapak kakinya ia hiasi dengan sandal jepit. Itu adalah style yang paling Divanka sukai, tanpa memakai make up sedikitpun di wajahnya.

Meskipun style Divanka terlihat sangat santai, tapi tetap saja mata orang-orang terus memandanginya kagum akibat visualnya yang tidak main-main, seakan-akan ada cahaya yang mengelilingi lingkaran Divanka, bersinar terang.


“Kenapa sih?” gumam Divanka.


Ia mempercepat langkahnya agar dapat menghindari tatapan tersebut, namun ia baru saja hendak menarik satu troli, ia sudah mendengar ponselnya berdenting, ada pesan dari Brian. Didalam hati, Divanka mengumpati nama sahabatnya itu karena telah mengganggu waktu liburnya seperti biasa.


Brian
Lo dimana?


Dengan berat hati, Divanka mulai menarikan jari-jemarinya diatas layar ponselnya untuk membalas pesan dari Brian. Akhir-akhir ini, ia sedikit malas untuk membuka ponsel, entahlah, rasanya Divanka ingin tidur saja setelah jadwal kampus selesai.


Divanka
Gue diluar, kenapa?

Brian
Bisa kekampus? Bentar aja Van, ada yang nyariin lo

Park Jaehyung : Not Mine? (Jae DAY6) [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang