11.Hampir terhipnotis

2.2K 626 19
                                    

Penglihatan Agnes kembali normal, tapi ia tak dapat menemukan Arwah Ambar di hadapannya. "Ja-jadi Ambar di bunuh dan mayatnya di buang ke jurang?" Gumam Agnes tak menyangka. Ia buru-buru keluar dari toilet.

Saat baru saja keluar toilet, tiba-tiba seorang Pria menghampiri Agnes lalu mencolek dagu Agnes tidak sopan. Melihat wajah Pria itu sontak membuat Agnes ingat betul bahwa Pria itu yang ada dalam penglihatannya.

"Hai manis? Abis pup ya? Kok lama banget di toilet?" Godanya.

"Ka-kamu jangan kurang ajar ya!"

"Bukannya kamu yang kurang ajar ya sayang? Kamu gak liat ini toilet Pria?" Tunjuknya pada simbol bacaan 'Toilet Pria'

Sungguh Agnes merasa tadi ia masuk ke toilet Wanita bukan Pria. Tapi mengapa bisa simbol itu berubah? Tentu saja tanpa Agnes ketahui yang mengubahnya adalah Bimo------si Pria yang mencari mangsa sebagai aset keuangan, beserta pemuas nafsunya. Lalu setelah itu, ia akan menjadikan mangsa-nya sebagai tumbal.

Saat Pria itu hendak memegang pundak Agnes, tiba-tiba sebuah tangan menahannya lalu menatap Pria itu dingin. "Jangan sentuh dia!" Ucapnya tajam.

Setelah mendapatkan penegasan dari Langit, maka Bimo segera pergi berlalu dari hadapan Agnes.

"Makasih Kak. Tadi kalau Kak Langit gak ada pasti aku udah ke-hipnotis"

"Lu tau?"

"Kak, apa Kak Langit tahu Arwah Ambar?" Langit menarik tangan Agnes menuju tempat lain.

Rupanya Langit membawa Agnes ke hadapan mading, disana Agnes melihat wajah Ambar dan berita bahwa dirinya hilang sudah dari 2 bulan yang lalu..

"Hi-hilang? Jelas-jelas aku tau kal---"

"Gua tau. Tapi gua belum bisa nemuin mayat'nya. Dia sering datang ke gua, tapi gua tolak kehadirannya karna gua gak mau ikut campur"

Baru kali ini Agnes mendengar Langit bicara banyak terhadapnya. "Iya Kak, aku juga tadi cuman liat lewat penglihatanku kalau dia di buang ke jurang. Cuman aku gak tau jurang mana"

Keduanya duduk di kursi sudut kampus. Sebelum pulang, sepertinya keduanya harus bicara banyak soal apa yang terjadi di kampus.

"Kampus ini emang megah, besar, mewah dengan segala fasilitas-nya. Tapi tetap saja terlihat kotor kalau ada orang-orang jahat yang masih belum terselidiki" Ucap Agnes.

Ucapan Agnes benar adanya. Sudah lama ketiga Pria itu masih berada di sekitaran kampus, menjelma sebagai Manusia namun prilaku sudah seperti Iblis jahanam.

Tapi jika Agnes ingat-ingat, ia tadi sempat melihat tangan Bimo yang memakai gelang dari benang hitam.

"Kalau lu liat cowok pake gelang yang dari benang warna-nya item. Sebaiknya lu menjauh Nes, tapi diem-diem lu ikutin dia sampe lu tau dimana tempat dia tinggal. Lu gak bisa lakuin itu sendiri. Nanti lu bakalan tau jawabannya dan pasti lu butuh bantuan seseorang!"

Ya, Agnes ingat betul dengan apa yang Yokaki katakan padanya. Jika Pria itu adalah Pria yang di maksud Yokaki, artinya merekapun ada hubungannya dengan geng Sad Ghost.

Misteri ini benar-benar membuat Agnes pusing. Terutama Author yang pusing merajut alur-nya. Jadi jangan lupa vote-nya ya? Demi kelancaran cerita. Huhuy!

"Kenapa diem?" Tanya Langit yang menyadari Agnes termenung.

"Kak apa Kakak tahu dimana mereka tinggal Kak?"

"Mereka siapa?"

"Itu cowok tadi. Namanya Bimo kan? Dia punya dua temen namanya Faisal dan Chiko. Mereka bertiga orang-orang jahat yang udah pelet Ambar, manfaatin Ambar terus bunuh Ambar kan?"

Langit tak terkejut dengan pernyataan itu. Karna sebenarnya ia sudah tahu lebih dulu masalah itu saat Ambar datang menceritakannya. Bukan Langit tak peduli, tetapi Langit tidak ingin ikut campur. Langit hanya bisa mencegah setiap kali Bimo dan Kawan-kawannya mencari mangsa lainnya lagi di sekitaran kampus.

Akan tetapi tentunya Langit tidak bisa mengawasi ketiga Pria itu selama 24 jam. Namun setidaknya ia sudah berusaha mencegah adanya korban mahasiswi yang hilang lagi di kampus karna di bunuh dan di jadikan tumbal.

"Sebaiknya lu gak perlu ikut campur urusan itu Nes. Karna terlalu berbahaya"

"Tapi ini menyangkut Sad Ghost! Ini menyangkut mereka yang pengen pulang ke alam mereka dengan tenang"

"Sad Ghost siapa?"

"Udahlah aku lagi gak mau cerita sama kamu! Percuma aja kamu gak akan ngerti Kak!" Agnes segera pergi dari hadapan Langit. Karna di depan gerbang kampus sana, sudah ada Kevin yang menjemput.

Langit tersenyum samar. "Lucu, baik." Lirihnya pelan.

...

Kevin sudah memasang wajah cemberut. Ia tahu betul bahwa kekasihnya tadi sedang mengobrol dengan Langit. Ya meskipun Agnes sudah menjelaskan puluhan kali, tetap saja Kevin sebagai seorang kekasih yang mencintainya akan merasakan cemburu.

"Ayo naik" Ucapnya dengan ekspresi wajah datar.

"Ish Kevin kamu cuek banget? Kamu marah aku tadi ngobrol sama Kak Langit? Jujur tadi itu aku hampir kena hipnotis sama cowok"

Mata Kevin membulat sempurna. "DI HIPNOTIS? COWOK MANA YANG BERANI HIPNOTIS KAMU HAH? SINI BIAR AA BASMI!" Kevin berdiri lalu bergerak seperti orang hendak pencak silat.

Agnes tertawa terbahak-bahak. Sungguh pacar-nya itu benar-benar konyol dan tidak tahu malu. Padahal jelas-jelas banyak mahasiswa yang baru keluar gerbang dan memperhatikannya sambil tertawa-tawa kecil.

"Kevin ih kamu apasih? kek orang gila tau gak begitu haha" Ledek Agnes.

"Sayang, aku serius loh? Siapa yang berani mau hipnotis my baby Bala-bala aku?"

"Aku mau cerita banyak sama kamu Kiyut. Tapi gak disini"

"Oke kita pergi kemana hari ini?"

"Kita ngobrol di taman aja ya sambil mimi ice cream" Rengek Agnes dengan ekspresi wajah seperti anak kecil yang benar-benar menginginkan ice cream.

"Siap sayang!"

Saking semangatnya Kevin melanjukan motornya terburu-buru, padahal Agnes belum naik ke atas motornya. "Kok enteng ya?" Gumamnya.

"KEVIN IH AKUKAN BELUM NAIK" Teriak Agnes menghentakan kakinya kesal dari kejauhan sana. Kevin segera memundurkan kembali motornya lalu tersenyum tanpa dosa di hadapan Agnes. "Dasar pacar gak ada ahlak!" Pekik Agnes kesal.

"Hehe ya maaf sayang abis aku terlalu bersemangat" Agnes segera duduk di jok belakang.

Walaupun banyak yang memperhatikan keduanya, Agnes dan Kevin tidak peduli. Mungkin orang-orang berfikir itu sangat memalukan, tetapi menurut Agnes berboncengan dengan Kevin walaupun memakai motor Vespa itu sangat menyenangkan.

Dari Kevin, Agnes mengerti artinya bahagia dalam kesederhanaan.

SAD GHOST 2 ✓Where stories live. Discover now