🍃 1 - After Break Up

919 64 23
                                    

🌸
___________________________

🍁


After Break Up


🍁
_____________________
Hay aku balik lagi bawa cerita lama eheheh semoga suka :)
_______________________


Sudah dua minggu pasca putusnya Minho dan Hana, namun baik Minho maupun Hana tak ada satupun yang terlihat seperti makhluk hidup!

Mereka seperti raga tanpa nyawa!

Oh, lupakan sejenak kata-kata Hyunjin yang mendrama ini.

Tapi kenyataannya memang seperti itu.

Lixy mengerang kesal melihat Hana yang tak ubahnya mayat hidup. Diajak ke kantin tidak mau, diajak ke taman tidak mau. Gadis itu hanya diam melamun di dalam kelas.

Jengah dengan keadaan seperti ini, Lixy keluar kelas berbelok ke kanan menuju kelasnya Minho.

Namun apa yang Lixy lihat tidak seperti yang ia harapkan karena ternyata keadaan Minho juga tidak lebih baik dari Hana.

Minho justru lebih parah dari sahabatnya. Karena merasa tidak mungkin mendapatkan hasil yang baik jika ia menyeret Minho secara paksa, akhirnya Lixy menyeret duo curut sahabat Minho. Changbin dan Hyunjin.

"Jelaskan kenapa Minho bisa seperti itu?" pinta Lixy saat mereka sudah sampai di atap.

"Ya kenapa lagi kalau bukan karena patah hati, putus cinta dengan sahabatmu," sahut Hyunjin.

"Yang mengajak putus itu Minho, bukankah seharusnya dia baik-baik saja?"

"Tapi yang berkhianat itu 'kan Hana. Kurasa sudah sepantasnya Minho terluka," balas Changbin. Lixy menatapnya tajam.

"Jaga bicaramu Seo Changbin, sahabatku tidak serendah itu."

Changbin terkekeh sinis. "Tidak serendah itu kau bilang? Jelas-jelas itu penyebab mereka putus. Jangan-jangan kau juga terlibat." Changbin bersandar di dinding menatap remeh gadis di hadapannya.

Lixy baru akan membalas ucapan Changbin, namun Hyunjin segera melerainya.

"Sudah sudah, kenapa kalian malah bertengkar?" Pemuda bermata sipit itu mendengus sebal.

"Minho dan Hana itu memang sehati sejiwa. Buktinya di saat Hana seperti mayat hidup, Minho juga tidak jauh berbeda. Bukankah mereka sama-sama merasa terluka karena perpisahan itu?"

"Andai saja sahabatmu yang kurang kalsium ini bisa berpikir demikian!"

Lixy menatap sinis Changbin sementara lelaki itu kini menatapnya tajam.

Hyunjin menahan tawa mendengarnya. Changbin memang kadang mudah tersulut emosi.

Lixy mendudukan pantatnya di salah satu bangku. Ah, rasanya kepalanya begitu penat memikirkan masalah ini.

"Bagaimana kalau kita buat mereka baikan saja?" usul Hyunjin, yang langsung ditolak oleh Changbin.

"Aku tidak setuju. Kau ingin Minho terluka lagi karena Hana?" Changbin bertanya kesal. Ia tidak rela sahabatnya kembali dipermainkan.

"Kau pikir Hana sengaja melukainya? Dia juga terluka asal kau tahu! Dia mulai menyukai Minho sejak mereka mulai berkencan." Lixy mencoba menjelaskan. Ia juga tak terima sahabatnya dinilai rendah seperti itu.

"Dan kau pikir aku akan percaya?"

"Aku menjelaskan pada Hyunjin bukan padamu!"

"Kau dan Hana memang sama saja!"

"Sudah sudah! Kenapa malah kalian berdua yang bersitegang hah? Apa kalian tidak peduli pada masalah Minho dan Hana? Sekarang kita fokus untuk memperbaiki masalah mereka. Lupakan sejenak pertengkaran kalian, aku penat mendengarnya." Hyunjin memjit pelipisnya lelah lalu beranjak ke arah bangku di sebrang Lixy, sementara Changbin masih berdiri menyender pada dinding.

Lixy dan Changbin bertatapan tajam lalu saling mengdelik sebal.

"Aku punya ide!" seru Hyunjin.

Lixy menoleh. "Ide?"

"Iya. Ide yang sangat bagus," kata Hyunjin dengan senyum menyebalkannya, membuat Changbin curiga.

"Ide apa?" tanya Lixy.

"Tidak! Jangan katakan apapun! Dari raut wajahmu saja aku sudah bisa menebak, idemu itu bukan ide bagus, dan aku pasti tidak akan setuju!" tolak Changbin keras.

Wajah menyebalkan Hyunjin menularkan aura negatif, dan setiap kali sahabatnya itu memberikan ide, pasti Changbin lah yang menjadi korban atau bahkan menjadi bahan taruhannya. Changbin sudah tahu kelakuan biadab Hwang Hyunjin sedari dulu.

"Tidak tidak! Katakan saja apa idemu itu Hyunjin," pinta Lixy.

Hyunjin tersenyum cerah mendapat dukungan dari Lixy. Ia menyuruh gadis itu untuk mendekat dan membisikan apa yang baru saja ia pikirkan kepada gadis itu.

Sementara Changbin hanya berdecak sebal melihatnya. Tak tertarik untuk mendengarkan ide Hyunjin-- apapun itu.

"Apa? Tidak!" Teriakan Lixy membuat Changbin terkejut.

See? Dia tidak bisa diberitahu oleh Changbin, dan sekarang baru tahu 'kan kalau ide Hyunjin itu tidak pernah ada yang waras.

Lixy menoleh ke arah Changbin lalu bergidik ngeri. "Aku tidak mau!" katanya tegas.

Changbin menatap mereka berdua heran. Kenapa? Kenapa Lixy menatapnya begitu. Apa ide Hyunjin ada hubungannya dengan dirinya?

Dan kali ini perasaan Changbin benar-benar tidak enak.





Tbc

Tes ombak dulu ~~~

Ini adalah kelanjutan dari 'Gara-gara Game' ya...

Gak tahu juga faedahnya dipisah pisahin kaya gini tuh apa wkwkwk

Buat kalian yang belum baca book 'Gara-gara Game' baca gih! Soalnya itu book pertama sebelum Dear Mantan :) biar nyambung dan tahu kenapa mereka jadi mantan :)

LoveStay
Dira

Dear Mantan [ Minsung ]Where stories live. Discover now