🍃 28 - Trending Topic

301 40 2
                                    

🌸
___________________________

🍁


Trending Topic


🍁
_____________________

Jam istirahat berbunyi, namun baik Hana maupun Lixy masih setia di dalam kelas.

"Kau tidak ke kantin?" tanya Hana. Lixy hanya menggeleng sebagai jawaban lalu keduanya kembali diam.

"Kau tidak ada janji makan siang dengan Seo Changbin?"

Lixy mendengus lalu menatap sahabatnya kemusuhan. "Sudah kubilang jangan memanggil nama marganya!"

"Oh, Changbin!"

"Ya, cukup panggil Changbin saja."

"Aku memang memanggil Changbin."

Lixy mengernyit. "Hng?"

Melihat Hana yang menggerakan dagunya menunjuk arah pintu buat Lixy langsung merasakan aura tak enak.

"Seo Lixy, ayo makan siang. Kau perlu asupan gizi agar konsentrasi untuk ulangan nanti." Lixy langsung menoleh saat mendengar suara Changbin.

"Ish, kau sedang apa sih di sini? Kenapa rajin sekali mengunjungi kelasku?!" balas gadis itu sewot, sementara Changbin hanya menggedikan bahu santai.

"Kalau tidak ingin aku terus mengunjungi kelasmu, maka jadilah pacarku dan kunjungi kelasku tiap jam istirahat," ujar Changbin santai.

Hana dan Lixy membulatkan mata kaget. Apa-apaan pemuda Seo itu?!

"Kenapa kau memyebalkan sekali, ish!" Lalu gadis itu keluar kelas dengan langkah terhentak.

"Hey, kau kenapa?" Changbin segera menyusulnya, mensejajarkan langkah dengan Lixy. "Apa ada kata-kataku yang salah."

Sontak Lixy menghentikan langkah membuat si pemuda Seo ikut berhenti.

"Kau masih bertanya?!"

"Aku memang tidak tahu di mana letak salahku," balas Changbin bingung.

"Kenapa seenaknya mengajakku berpacaran hah?!" todong gadis itu.

"Ini bukan seenaknya, Seo Lixy. Aku sudah memikirkannya dengan matang."

"Menyatakan cinta di depan kelas seperti mengajak jajan gorengan, itu yang kau bilang memikirkannya dengan matang?"

"Lalu harus bagaimana? Apa aku harus membawa seratus tangkai bunga mawar dan menulis surat cinta lalu mendekor ruangan dengan balon warna warni agar kau mau menjadi pacarku?" Diamnya Lixy, membuat Changbin segera melanjutkan ucapannya. "Aku tidak mungkin melakukannya."

"Kalau begitu, aku juga tidak mungkin menjadi pacarmu," balas Lixy sebal.

"Kau menolak perasaanku hanya karena sepucuk surat dan seratus tangkai bunga mawar?" tanya Changbin tak percaya. "Yang benar saja!"

Sementara Lixy hanya menggedikan bahu tak acuh menatapnya remeh.

"Jangan meremehkan perasaanku Lixy, kalau aku mau aku bisa saja melakukannya---"

Lixy menyeringai lalu mengikis jarak di antara mereka. "Kalau begitu, lakukanlah!" Lalu gadis itu beranjak meninggalkan Changbin yang kini mematung.

Ia yakin Changbin tidak akan pernah melakukan hal romantis semacam itu.

Meski belum lama mengenal Changbin, Lixy cukup tahu kalau pemuda Seo itu tidak suka hal ribet, dia cenderung memakai uangnya untuk menyelesaikan masalah dengan mudah, membelikan barang-barang branded, misalnya. Changbin tidak suka hal romantis semacam memberi bunga dan surat cinta karena menurutnya itu ribet dan kekanakan. Sedangkan Lixy sangat menyukai dua hal tersebut.

Dear Mantan [ Minsung ]Where stories live. Discover now