🍃 10 - Menjauh

299 46 14
                                    

🌸
___________________________

🍁


Menjauh


🍁
_____________________

Setelah kepergian Lixy. Changbin hanya diam, tidak berniat menginterogasi. Dari pada mencampuri hubungan Minho dan Hana, ia lebih tertarik untuk mencurhatkan urusan hatinya yang tak kunjung beres ini.

"Lee Minho," panggilnya.

"Apa? Kau juga mau menanyakan tentang hubunganku dan Hana? Apa kurang jelas ucapanku tadi?" jawab Minho sewot.

"Lia memintaku untuk mengantarnya pulang nanti."

Hah?

Lia?

Ucapan Changbin membuat otak Minho berpikir lambat. Minho membelalak saat menyadari sesuatu.

"Yak! Apa Lixy tahu tentang itu?"

Changbin menggeleng. Pemuda imut itu menatap lurus ke depan. Tatapannya kosong. Otaknya juga kosong. Ia sedang tak ingin memikirkan apapun saat ini. Tapi ajakan Lia untuk pulang bersama sangatlah mengganggu pikirannya.

Seharusnya ia senang. Seharusnya saat ini hatinya bahagia karena berhasil menarik perhatian Lia lagi.

Tapi di sisi lain ia merasa bimbang, ada sebagian dari dirinya yang sudah tidak menginginkan kehadiran gadis itu di hidupnya. Atau mungkin lebih tepatnya, tempat yang semula kosong ditinggalkan oleh Lia, kini sudah ada yang menempatinya.

Changbin sendiri tidak yakin, siapa yang kini menempatinya. Tapi ia yakin satu hal, itu bukan lagi Lia.

"Kau tidak memanfaatkan Lixy hanya untuk memanas-manasi Lia 'kan?"

Changbin terdiam. Ia tidak tahu harus menjawab apa. Apakah ia memang hanya memanfaatkan Lixy selama ini?

Memang benar ia memanfaatkan Lixy, tapi bukan untuk memanas-manasi Lia atau berharap berbaikan lagi dengannya. Changbin memanfaatkan Lixy agar ia bisa move on, seperti saran Hyunjin waktu itu. Lagi pula ia tidak sepenuhnya mempermainkan perasaan Lixy. Karena mereka memang sudah mempunyai kesepakatan sedari awal, bahwa hubungan mereka ini palsu.

Hubungan ini hanya projek untuk membuat Minho dan Hana balikan, tidak lebih. Jika Minho dan Hana sudah berpacaran lagi, maka saat itulah Lixy dan Changbin akan putus.

Changbin dan Minho terlalu larut dengan pikiran masing-masing hingga tidak menyadari kehadiran Lixy yang tanpa sengaja mendengarkan pembicaraan mereka.

Lixy tidak jadi ke toilet. Saat ia menuruni tangga, ia ingat ponselnya tertinggal di bangku sana. Ia kembali untuk mengambil ponselnya namun langkahnya terhenti saat mendengar Changbin menyebut nama Lia.

Lixy tersenyum kecut mendengarnya.

'Apa yang kau harapkan Choi Lixy! Memang sedari awal hubungan ini hanya sebuah projek, aku tidak boleh menyukai Changbin.'

Ia berbalik menuruni tangga meninggalkan atap. Tanpa menghiraukan ponselnya yang masih tertinggal di sana.

Ponsel Lixy bergetar, Changbin yang mendengarnya hanya menoleh sekilas lalu kembali mengabaikan.

"Yak ponsel pacarmu berbunyi. Mungkin saja ada pesan penting."

"Itu privasinya dia, aku tidak berhak membukanya tanpa izin," balas Changbin.

"Kenapa tidak lihat pop up-nya saja," usul Minho. "Atau kau tak tahu passwordnya?"

"Aku tahu!" sahut Changbin. Ia mengambil ponsel Lixy lalu membuka passwordnya, tanpa berniat membuka pesan bertubi-tubi itu. Changbin hanya melihat pop up di atas layar.

Dear Mantan [ Minsung ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang