🍃 20 - Putus

312 46 2
                                    

🌸
___________________________

🍁


Putus


🍁
_____________________


"Kau ini dikejar hantu ya?" Hana menatap bingung sahabatnya.

Sedari tadi Lixy terlihat tergesa-gesa. Ia mengajak Hana untuk segera pulang dari sekolah.

Lixy memang bilang sedari kemarin bahwa hari ini ia akan menemani Hana, mengingat bibinya Hana sedang ada tugas ke luar kota. Yang membuat Hana heran, kenapa ia harus menemani Lixy pulang ke rumahnya hanya untuk berganti baju. Biasanya gadis itu akan pulang sendiri lalu datang sendiri ke rumah bibinya. Lalu kenapa sekarang harus ditemani oleh Hana?

"Aku 'kan mau menemanimu. Jadi sekarang kau harus menemaniku dulu pulang," jawab Lixy sambil memasukkan skin care-nya ke dalam tas.

Ia tidak membawa baju, toh banyak baju Hana yang muat di tubuhnya.

Hana hanya menatapnya malas dan membiarkan sahabatnya itu melakukan apapun yang dia inginkan.



Pagi menjelang. Hana dan Lixy masih bermalas-malasan di balik selimut.

Mereka memang baru keluar kamar hanya untuk membuat roti bakar dan belum melakukan apapun termasuk mandi.

Terdengar ketukan di pintu. Hana mengernyit. Siapa yang bertamu pagi-pagi begini.

"Bibimu sudah pulang?" tanya Lixy dengan mata yang masih fokus pada layar laptop.

"Entahlah, kau 'kan menyuruhku mematikan ponselku semalaman. Mana kutahu ia mengabariku atau tidak."

Lixy meringis. Ia memang menyuruh Hana mematikan ponsel sama seperti dirinya. Ia takut Changbin menghubunginya dan kembali membahas masalah kemarin lagi.

"Buka sana, aku mau ke toilet dulu." Hana beranjak turun dari ranjang lalu memasuki kamar mandi.

Lixy mendesah lalu ikut turun dari ranjang. Ia berjalan malas keluar dari kamar tanpa repot-repot merapikan penampilannya.

Ia membuka pintu utama lalu membeku menyadari keberadaan seseorang.

Jeno?

Lixy menatap kaget pemuda tampan yang tengah berdiri di hadapannya. Ia tidak menyangka mereka akan bertemu lagi dengan keadaan seperti ini.

"Hai, Choi Lixy! Apa kabar?" tanya pemuda itu. Jangan lupakan senyuman manisnya.

"Oh, Hai. A-aku baik."

"Kau pasti di sini untuk menemani Hana 'kan?" tebaknya. Lixy hanya mampu mengangguk sebagai jawaban.

Gadis itu lantas menunduk memperhatikan penampilannya. Piyama tidur, rambut acak-acakan dan juga wajah pucat tanpa make up. Sungguh ia tidak pernah berharap akan bertemu Jeno dengan kondisinya yang seperti ini.

"Aku ke kamar dulu!" Ia berlari cepat menaiki anak tangga menuju kamar Hana. Sementara Jeno, pemuda yang masih berdiri di ambang pintu itu hanya menatap gemas gadis pemilik freckless cantik itu dengan senyuman di bibirnya.

"Ah, kenapa dia semakin menggemaskan saja!"



Lixy mengerang kesal di balik bantal.

Niatnya ke sini untuk menghindari Changbin, lalu kenapa malah berakhir dengan bertemu Jeno?

"Yak! Kau kenapa?" tanya Hana yang baru keluar dari kamar mandi.

Dear Mantan [ Minsung ]Where stories live. Discover now