16. Bukan Yang Tersakiti

1.6K 180 15
                                    

Barangsiapa menempatkan dirinya di tempat-tempat yang mencurigakan janganlah ia menyalahkan orang lain yang berburuk sangka kepadanya~Ali bin Abi Thalib
___________

Azzam Pov

Saya yang selama 12 tahun ini, merasa bersalah karena gagal menjadi seorang suami, bukan gagal menjadi seorang ayah.

Mungkin terdengar seperti pembelaan saja. Nyatanya itu adalah kebenaran.

Saya tidak bisa menyalahkan orang lain untuk berpikiran buruk tentang saya, karena saya sendiri yang menempatkan diri saya pada tempat-tempat yang mencurigakan.

Ingin menjelaskan kebenaran, saya tidak ada bukti. Mengelak pun saya akan tetap disalahkan. Bukankah diam menjadi solusi disaat saya tidak bisa melakukan apa-apa?

Mungkin terdengar seperti sebuah kesalahan. Saya tahu itu. Tapi kondisi yang sangat buruk membuat saya seperti manusia hilang tujuan. Hanya pasrah dengan keadaan, karena mempertahankan pun saya akan tetap gagal.

"Enggak seharusnya dokter menyerah dan menikahi wanita itu. Seperti bukan Azzam yang saya kenal aja." ucap Syarin. Putri tercinta saya.

Untuk saat ini saya sangat bersyukur sekali karena dia mau saya ajak makan siang berdua, sekaligus menjelaskan sesuatu yang, mungkin penting.

"Papa gak bisa berbuat apa-apa waktu itu sayang."

"Enggak bisa berbuat apa-apa, bukan berarti menyerah. Kalau gak salah ya buktikan, kalau enggak bisa ya harus diusahakan. Kalau mau berusaha, gak mungkin kok Allah gak menunjukkan kebenaran."

Saya mengangguk kecil, benar.

"Kalau gitu, saya permisi dulu." ucapnya yang sontak membuat saya mencekal pergelangan tangannya.

"Habiskan makananmu dulu, Sya."

"Udah kenyang kok. Terima kasih karena dokter mau repot-repot mentraktir saya makan siang. Assalamualaikum."

Hembusan napas saya terasa berat. Sesusah itukah berbicara lebih lama dengan anak saya sendiri?

"Waalaikumsalam."

Saya sama sekali tidak menyalahkan dia, ini murni kesalahan saya. Andai, tidak saya tidak mau berandai-andai karena itu cukup menyakitkan.

"Loh Professor Azzam? Disini juga? Pantesan saya ke ruangan Professor, tadi enggak ada."

Saya memusatkan perhatian pada sesosok pria yang berdiri di hadapan saya.

"Iya, saya makan siang sama putri saya."

"Syarin kah? Atau?"

"Iya putri saya, Syarin. Mau siapa lagi?"

Seperti air, mengalir begitu saja. Ashi juga putri saya.

"Oh, udah selesai dok?"

"Kenapa?"

"Ada yang mau saya bicarakan, ini tentang operasi Minggu lalu. Pasien transplantasi ginjal itu, sekarang kondisinya semakin memburuk. Katanya donor ginjal yang didapatkan tidak bekerja dengan sempurna."

Assalamualaikum Cinta 2Where stories live. Discover now