13. Dibalik Dongeng Malam

2K 208 33
                                    

Papa itu Raja, dan Raja ku itu baik hati--Najwa
Mama itu Ratu, dan Ratu ku itu baik hati---Syarin
___________

Selepas melakukan operasi paru-paru, dokter Afnan berlari tergesa-gesa saat mendapat kabar, bila pasien ruangan 405 telah siuman.

Ya Allah, bukankah itu berita yang membahagiakan bagi beliau? Anaknya setelah sadar dari koma pasca operasi.

"Sya."

Aku menatap dokter menyebalkan itu dengan sebelah alis terangkat, mencoba bertanya "Ada apa dok?"

Huh aku bahkan enggak tahu siapa nama dokter dihadapan ku ini. Mungkin lain waktu jika aku tak lupa, akan aku tanyakan pada Jihan.

"Kamu dipanggil profesor Afnan di ruangan 405, katanya ini penting jadi saya disuruh menyampaikan ke kamu."

Aku mengangguk sebanyak dua kali, dan tersenyum kecil setelah mengucapkan terima kasih padanya.

Untuk saat ini aku mengucapkan Alhamdulillah juga, karena dokter itu tak menunjukkan sifat menyebalkannya untuk hari ini. Iya, hari ini saja. Entah hari selanjutnya.

Sesampainya didepan ruangan itu, ah lebih tepatnya kamar rawat itu. "Assalamualaikum." ucapku pelan. Tak disangka-sangka dijawab oleh dua suara. Yang aku yakini itu suara dokter Afnan dan juga putrinya.

"Silahkan masuk Sya."

Aku kembali menutup pintu dan berdiri di samping dokter Afnan. Mata ku membelak terkejut saat melihat betapa indahnya mata anak kecil itu.

Bola matanya abu-abu! Abu-abu!

Pasti ini nurun dari mamanya, soalnya dari dokter Afnan sendiri, bola mata beliau coklat sana kayak saya.

Eh Astaghfirullah, sama kayak kebanyakan orang Indonesia. Maaf kesalahan pengucapan.

Kan orang Indonesia jarang ada yang punya mata abu-abu.

Tapi aku kembali menyadarkan diri dan bertanya, ada apa gerangan sampai memanggilku untuk kesini. Hello, sebentar lagi jam ku habis. Tepat jam 11 nanti aku akan pulang ke rumah, Karen sudah berjanji akan menemani mama berbincang semalaman penuh.

"Ada apa ya dok? Ada yang bisa saya bantu? Oh iya, laporan follow-up pasien udah saya taruh diatas meja dokter."

"Bisakah kamu menjaga putri saya sebentar? Satu jam lagi ada operasi pengangkatan tumor. Dan saya belum melakukan briefing ke Tim saya sebelum operasi berjalan. Tolong Sya, bukankah kamu pernah minta untuk kembali diizinkan menjaga putri saya?"

Yah kan kalah telak ini namanya.

Iya benar sih, kalau buat jaga anaknya sih ya enggak ada masalahnya sama sekali. Tapi kan aku udah ada janji sama mama. Ini mama loh ya, kan kasihan kalau aku ingkar atau batalin dan bilang ada urusan rumah sakit yang mendesak. Hancur enggak hati mama? Pastinya.

"Tapi dok."

"Saya mohon dan minta tolong ke kamu Sya. Cuma kamu yang saya percaya buat jaga Najwa. Sya, maukan?"

Ini kenapa bapak satu anak raut wajahnya sendu gini sih. Kan kasian jadinya.

Ah enggak-enggak, gimana sama mama kalau aku jaga Najwa sekarang?

Kan kayak simalakama kalau gini. Pusing kan, antara nolak sama enggak.

Alasan apa yang bakal aku bilang ke mama, kalau aku enggak bisa pulang cepat malam ini?

Assalamualaikum Cinta 2Where stories live. Discover now