O9 :: ° Secret Fight ࿐

2.5K 623 151
                                    

"PARK JEONGWOO, LO DICARIIN KAK HYUNSUK DI RUANG TENGAH!"

-- O9. Secret Fight --

Teriakan Junkyu yang memekakkan telinga mengurungkan niat Jeongwoo untuk mengecek kolong kasur. Ia menghela napas berat sebelum akhirnya pergi menuju ruang tengah. Disana ada Hyunsuk, Junkyu, Jaehyuk, Asahi, dan Haruto yang entah sedang membicarakan apa.

"Sejak kapan lo ada disini, kak?" tanya Jeongwoo. Keningnya berkerut, ini beneran Hyunsuk 'kan?

"Lho, bukannya gue udah disini dari tadi?" Hyunsuk bertanya balik lalu menatap teman-temannya satu persatu. Mereka mengangguk-angguk meyakinkan Jeongwoo.

Jeongwoo masih loading. Perasaan tadi Hyunsuk pingsan di kamarnya, kok bisa langsung berpindah kesini? Wah teleportasi.

Jeongwoo menghampiri Hyunsuk dan meraba-raba wajahnya---memastikan apakah ini Hyunsuk asli atau bukan. Namun, langsung ditepis kasar oleh Hyunsuk. "Jangan pegang-pegang, nanti muka gue rusak," larangnya. "Tangan lo juga bau banget sih!"

"Hahahaha, bener tuh!" timpal Haruto dengan lantangnya.

"Bacot lo ahjussi," balas Jeongwoo dengan tatapan tajam.

"Wah, sensi banget haha ... pms kah?" tawa Junkyu menggelegar.

Receh emang.

Tiba-tiba Doyoung datang dari dapur dengan mengangkat nampan yang berisi semangkuk bubur. Ada Yedam juga di belakangnya dengan membawa seteko teh manis hangat.

"Nih kak, makan dulu. Lo pasti menguras tenaga lebih banyak dari kita," tawar Doyoung seraya meletakkan mangkuknya di atas meja---tepat di depan Hyunsuk.

"Gak! Gue gak laper," tolaknya cepat. Tentu saja Doyoung merasa kecewa.

"Sini, buat gue aja!" Haruto menyengir. Ia meminta izin pada Hyunsuk untuk menghabiskan buburnya. Hyunsuk hanya merespon dengan satu alis terangkat, dalam sekejap Haruto menyambar mangkuk bubur itu dengan antusias.

"Makasih~" ujarnya lagi. Haruto menyantap bubur tersebut panas-panas. Rasanya enak juga, Doyoung gitu lhoo ...

Yedam memindahkan air dari tekonya ke cangkir-cangkir lalu mempersilahkan mereka minum. Pasti tenggorokan mereka semua kering, baru bangun sudah teriak-teriak.

Kebiasaan di kosan kok dibawa-bawa.

Yedam duduk bersila sambil menyeruput teh yang dia buat sendiri, dia duduk di bawah karpet karena sofanya sudah penuh. Doyoung pun duduk di sebelah Yedam.

"Kalian tadi ngomongin apa? Kayaknya seru," tanya Doyoung memecah ketenangan, karena tenang bukan definisi dari pertemanan mereka.

"Lupain," kata Jeongwoo singkat.

"Kayaknya dia masih pundung ditolak sama ceweknya minggu kemarin," tebak Jaehyuk. Jeongwoo hanya berdecak malas sembari merotasikan bola matanya.

"HAHAHAA MAMP―eh kasian anak orang." Junkyu yang asik terbahak-bahak membekap mulutnya setelah mendapat tatapan sinis dari Jeongwoo.

Yap, betul. Minggu lalu Jeongwoo mengagumi salah satu teman kelas sebelahnya, dia telah menyatakan cinta dan mengorbankan seluruh isi dompetnya untuk si cewek. Sebenarnya Jeongwoo sudah menyimpan rasa selama 9 bulan, tapi Jeongwoo baru berani mengungkapkannya.

Namun, dengan polosnya cewek itu berkata, "maaf ya Woo, lo terlalu baik buat gue. Lo udah banyak ngasih gue, gue gak mau ngerepotin lo. Pertemanan kita berakhir, jangan pernah temui gue lagi."

 ⸙͎۪۫ MY TREASURE ✔︎Where stories live. Discover now