O4 :: ° Three Days ࿐

3.6K 887 260
                                    

"HAHAHAHAHAHAHAHAHAH."

Asahi bergidik ngeri di kala kupingnya menangkap suara tawa yang menggelegar itu. Suaranya menggema membuat bulu kuduknya meremang.

Menyeramkan. Sepenglihatannya, tidak ada siapapun selain dirinya di ruangan ini.

"HAH! HAH! HAH! HAHHH!!"

Tawa yang terdengar amat dipaksakan. Namun, tak mengurangi kesan horror di ruangan gelap tersebut. Ia menutup telinganya rapat-rapat. Pandangannya berkeliaran ke setiap sudut ruangan yang minim pencahayaannya itu.


"HAH! HAH! HAH! HAH!"

Sial. Bahkan suara itu masih terdengar jelas meskipun kedua telapak tangannya yang halus tetap menempel di kedua indra pendengarannya.

Ia berjalan mundur perlahan. Memperhatikan langkah demi langkah yang ia ambil hingga punggungnya merasakan sesuatu—lebih tepatnya menabrak sesuatu.

Bukan. Sesuatu itu bukan tembok.

Seketika suara tawa itu hilang. Lantas, anak itu menurunkan kedua tangannya.

Pelan-pelan ia menoleh kebelakang.





































Sontak ia terkejut ketika mendapati ujung mata pisau yang menyentuh punggungnya.

Dan orang itu lagi.

Orang yang pernah datang dua kali di dalam mimpi yang sama. Hanya saja kali ini dia sendiri. Entah mengapa Asahi bisa bermimpi buruk seperti ini. Sangat diluar ekspetasi. Dan yang paling aneh Asahi menyadari bahwa ini adalah mimpi.

Semacam lucid dream, tapi yang ini lebih mengerikan.

Asahi mengembalikan pandangannya ke depan. Membuat orang itu mendecih sebal. Orang itu pun mengambil langkah untuk berdiri berhadapan dengan Asahi.

Oh, jangan lupa. Pisau itu masih melekat di dalam genggamannya. Ia menempelkan ujung pisau itu pada leher Asahi. Memberi tatapan mengintimidasi. "Mana harta karunnya?"

"Bukankah kau memberiku waktu tiga hari?" Asahi balik bertanya.

"Waktunya sudah habis!" bentak orang itu.

Orang itu mendorong pisaunya hingga menembus ke lapisan kulit leher Asahi membuat empunya mendesis pelan.

"Yakin kamu mau mati?" Orang itu menyeringai lebar. Meski wajahnya tak terlihat jelas.

"Tapi bukankah kau baru saja menyuruhku semalam?"

"Apa kamu tahu artinya tiga hari?" Asahi menggeleng.

"Setiap kamu bermimpi dihitung satu hari," jelas orang itu. "Apakah kamu lupa minggu lalu kita pertama kali bertemu dan saya sudah menyuruh kamu untuk mengambil harta karunnya?"

Asahi mencoba mencerna perkataan orang itu. Minggu lalu dia bertemu orang ini, lalu semalam bertemu lagi untuk yang kedua kalinya, dan ini adalah pertemuan ketiga.

"J-jadi setiap aku mimpi bertemu denganmu dihitung satu hari?" tanya Asahi memastikan.

"Ya, bahkan jika mimpi-mimpi itu ada dalam sehari di dunia nyata."

Anak laki-laki itu menggeleng tak percaya. Mereka sudah bertemu tiga kali tandanya waktu tiga hari itu telah habis

Tamatlah riwayatnya di hari ketiga ini.

 ⸙͎۪۫ MY TREASURE ✔︎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang