26 :: ° It's THE END ࿐

1.8K 385 50
                                    

Embusan angin pun bersemi ilir dengan sangat lembut. Menyentuh nyiur sehingga terlihat melambai-lambai. Beberapa karang dan penyu berjalan di atas hamparan pasir putih kecoklatan.

Ombaknya mengalun dengan tenang. Matahari terbenam menjadi pemandangan yang sangat menawan. Di sekitar pantai terdapat banyak tumbuhan dan pepohonan sehingga suasana terasa asri dan sejuk.

Meski suasana mulai gelap, tetap tak menyurutkan keinginan mereka mengambil foto detik-detik matahari tenggelam. Tentu pemandangan jingga di ujung cakrawala sangat indah jadi latarnya. Ditambah awan-awan yang bentuknya tak beraturan membentuk barisan yang terlihat artistik dan menggoda. Gradasi yang mendominasi langit senja pun berbaur dengan cantiknya.

Sadly, mereka tidak bisa pulang---terjebak---sebab yacht yang sebelumnya mereka gunakan kehabisan bahan bakar. Beruntung Yoonbin sempat mengirimkan bantuan.

"Woi, fotoin gue dong!" teriak Jeongwoo. Namun, tak ada satu pun yang mengindahkan. Mereka tengah sibuk mengambil selca masing-masing.

Terkecuali Yoonbin, ia menghampiri Jeongwoo seraya mengarahkan lensa kamera polaroid pada pemuda Park itu. "Woo, cepetan gaya! Satu, dua, ti―"

"Gue maunya candid!"

Yoonbin mengangguk, lantas Jeongwoo menengadah. Memandang semburat jingga di ufuk Barat. Dari belakang ada Yoonbin yang memotretnya.

"Satu, dua, tiga, cekrek!" Yoonbin menurunkan kameranya. "Sip, udah jadi."

"Oke, makasih bro!"

Yoonbin iseng-iseng mengambil gambar Junkyu yang tengah mengambil gambar. Kemudian mereka tertawa bersama.

"Eh, fotoin gue sama Mashiho dong!" seru Yoshi tiba-tiba. Yoshi dan Mashiho berdiri sambil merangkul satu sama lain. Senyum mereka menyiratkan seberkas kebahagiaan.

Setelah itu secara random Yoonbin menangkap gambar pemandangan di sekitar. Pantai, awan, ombak, kapal, langit, dan segala objek semesta. Mendadak netranya tertuju pada Hyunsuk yang duduk menyendiri di atas batu. Menonton pasang surut air dengan raut sendu.

Yoonbin menghampiri---duduk di sampingnya. "Lo kenapa?"

Hyunsuk berdeham, "gue cuma merasa bersalah gak bisa ngelindungin temen-temen gue. Harusnya dari dulu gue sadar kalo hubungan pertemanan kami nggak baik-baik aja."

"Itu semua salah gue. Maaf, gue cuma bisa bantu sedikit. Atau malah gak berpengaruh sama sekali, ya?"

Hyunsuk menggeleng. "Justru makasih banyak, kalo gak ada lo mungkin gue tinggal nama."

"Maksud lo?"

Hyunsuk terkekeh, "makasih untuk penyamarannya. Tanpa Hyunsuk kedua, Hyunsuk pertama pasti udah mati." Ia terdiam sejenak lalu memberikan secarik kertas yang dilipat kecil pada Yoonbin. "Baca, sebelum lo balik ke alam lo."

Yoonbin menerima surat tersebut. "Makasih kembali, tapi harusnya lo juga berterima kasih sama Mama lo."

Hyunsuk mengernyit. "Kenapa? Dia 'kan udah di sana, gak ikut campur urusan ini."

Yoonbin meraih pergelangan tangan Hyunsuk. Tampak sebuah gelang berwarna merah yang melingkar di sana. "Lo tau kenapa Mama lo gak bolehin lo ngelepas gelang ini?" Hyunsuk spontan menggeleng.

"Sejak lo lahir, Mama lo udah ngasih tanggung jawab ke makhluk halus buat ngejagain lo. Nah, gelang ini sebagai simbol perlindungannya. Makanya lo bisa terhindar dari marabahaya," jelas Yoonbin membuat Hyunsuk mengangguk paham.

"By the way, lo tau dari mana? Emangnya Mama gue di alam sana pernah ngasih tau lo?" tanya Hyunsuk.

"Bukan, tapi karena makhluk halus itu gue."










































































Beberapa menit kian berlalu, pusat bantuan yang dikirim Yoonbin akhirnya tiba. Mereka bersorak gembira memandang empat unit helikopter berdatangan menghampiri. Tangan-tangan itu melambai dengan segenap jiwa penuh harap.

Tak lupa mereka---tim penyelamat---juga mengevakuasi jenazah Jihoon, Jaehyuk, Asahi, Yedam, Haruto, dan Jiyong di lokasi yang telah diberitahu Yoonbin. Hopefully, all of them rest in the best place.

Salah satu dari keempat helikopter itu mendarat di pesisir pantai. Hyunsuk, Yoshi, Junkyu, Mashiho, dan Jeongwoo lantas berlarian ke sana. Pada detik itu juga keluarlah seorang sahabat yang sungguh mereka nantikan. Siapalagi kalau bukan So Junghwan yang selama ini terkunci di toilet restoran.

Seolah lama tak bersua, silih berganti mereka berpelukan. Namun, salah satunya malah berjalan menuju lain arah. Ke arah seorang polisi yang baru saja turun dari helikopternya, polisi itu tersenyum melihat salah seorang datang menghampiri---lebih tepatnya berserah diri.

"Anda ditangkap atas pembunuhan orangtua Kim Doyoung," ujar polisi itu sembari memborgol kedua pergelangan tangan Hyunsuk.












































































































































































































































"Anda ditangkap atas pembunuhan orangtua Kim Doyoung," ujar polisi itu sembari memborgol kedua pergelangan tangan Hyunsuk

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

O1. O1. 22

"Perjalanan yang luar biasa. Misi kita selesai. Gue rasa, kita harus berpisah saat ini. Terima kasih atas semua bantuan dan kebaikan lo. Sekuat apapun lo menjaga, yang pergi bakal tetep pergi. Jangan pernah merasa bersalah. Sebuah pengalaman hebat bisa bertemu dengan lo.
Selamat tinggal!"

ㅡ Choi Hyunsuk to Yoonbin

 ⸙͎۪۫ MY TREASURE ✔︎Where stories live. Discover now