{ 03 }

637 78 13
                                    

Suara runtuhan bangunan yang mulai berjatuhan itu terasa memekakkan telinga, beberapa detik kemudian sesosok pria bersurai oranye keluar dari bangunan itu dengan kekuatan gravitasinya dan tepat ketika pria itu keluar sebuah ledakan dashyat menghancurkan bangunan tersebut.

"Tch, terlalu mudah"

Pria itu sedikit membersihkan debu yang menempel pada pakaiannya sebelum akhirnya dia merogoh saku celananya dan mengeluarkan ponselnya.

"Boss, saya sudah meledakkan bangunannya sesuai perintah anda"

"Kerja bagus Chuuya-kun, sekarang cepat temui aku karna ada hal penting yang harus kubahas"

"Baik, saya akan segera kesana"

Klik

Tak butuh waktu lama bagi Chuuya untuk melajukan mobilnya menuju markas Port Mafia, begitu sampai pria itu bergegas menuju ruangan Mori sesuai perintah.

"Elish-chan! Pakailah baju ini! Aku sudah jauh-jauh membelikannya demi dirimu~!"

"Berisik kau Rintarou! Aku tidak mau pakai baju itu! Aku mau beli kue manis itu sekarang!"

"Tapi Elish-chan aku–"

Ceklek

Chuuya masuk dan segera memberi hormat yang sontak mengintrupsi 'rutinitas penting' seorang boss Port Mafia, Mori berdehem lalu kembali duduk di kursinya.

"Ah Chuuya-kun, akhirnya kau datang"

"Rintarou ayo kita pergi ke kedai kue manis itu sekarang!!"

Chuuya mengangguk sembari sedikit mendekat ke meja Mori, Elish terlihat sibuk mengomel-omel di samping Mori meminta agar segera di belikan kue manis keinginannya.

"Ada apa boss memanggil saya?"

"Sabar Elish-chan, nanti kita akan beli kuenya tapi kau harus mau memakai gaun yang kubelikan~!"

"Hmph! Baiklah! Tapi kau harus membelikanku semua kue manisnya!"

"Tentu saja~!"

Elish akhirnya duduk di sudut ruangan dengan sedikit menggerutu dan memutuskan menunggu Mori sambil menulis-nulis menggunakan crayonnya.

"Mungkin ini agak terlambat"

Mori tersenyum licik sambil bertopang dagu.

"Ada sesuatu dari agensi bersenjata yang menarik perhatianku"Ucap Mori lagi seraya menyodorkan sebuah foto pada Chuuya, pria itu mengambil lalu menatap foto itu sekilas.

Matanya membulat tidak percaya dengan apa yang tercetak pada lembaran tersebut.

"Kau bisa kan?"Tanya Mori dengan smirk andalannya dan bertopang dagu.

✨🧡✨

Gadis bersurai (h/c) itu berjalan melenggang masuk ke kantor agensi sambil tersenyum-senyum penuh arti dan sesekali gadis itu bersenandung kecil membuat seluruh staff agensi merasa heran terutama Atsushi.

Padahal Atsushi sempat mengira jika [Name] akan bolos hari ini karna misi kemarin, tapi sepertinya entah bagaimana tiba-tiba gadis itu terlihat ceria hari ini.

"[Name]-san?"

"Hmm? Ada apa Atsushi~?"

"Eum, kau baik-baik saja?"

"Sangat baik! Apa wajahku terlihat seperti orang tertekan?"

"T-Tidak juga, kau seperti orang yang baru menang lotere apa terjadi sesuatu kemarin?"

Gadis itu tersenyum lebar hingga matanya menyipit, rasanya Atsushi bisa melihat imejin bunga-bunga yang mengelilingi [Name].

"Aku tidak menang lotere, tapi aku—"

"[Name], jangan bertemu dengannya lagi"

Suara Ranpo yang tiba-tiba mengintrupsi pembicaraan [Name] dan Atsushi mengejutka mereka, gadis itu mendengus.

"Kenapa?"

"Kekuatanmu akan sangat berbahaya jika berseteru dengan kekuatan orang itu, ingat kekuatanmu itu tidak bisa di netralisir Dazai"

Gadis itu menghela nafas berat, kekuatannya ini memang over power tapi di satu sisi kekuatannya ini juga sedikit merepotkan karna tidak bisa di netralisir Dazai.

"Baik Ranpo-san"Ucap [Name] akhirnya dengan wajah sedih, Ranpo menatap gadis itu beberapa saat lalu mencomot Dorayakinya.

"Bagus, sekarang bisa kau buatkan aku teh? Aku mulai haus"Pinta Ranpo dengan mulut penuh Dorayaki, gadis itu mengangguk tapi Atsushi menahannya dan menawarkan diri untuk menggantikan [Name] membuatka teh Ranpo.

"Goode Morning~!"Teriak Dazai riang sambil membuka pintu agensi dengan kasar dan seperti biasa pria itu mendapat satu pukulan dari Kunikida karna terlambat.

"Oi Dazai! Lihat sekarang jam berapa dan kamu baru datang huh?!"Omel Kunikida, Dazai mengelus rambutnya sedikit.

"Yare-yare, aku baru saja selesai mencoba tehnik bunuh diri baru dan baru saja akan mengajak [Name] untuk mencobanya juga!"Cerita Dazai antusias, gadis itu mendengus.

"Kenapa kau tidak mengajaknya tadi saja?!"Gerutu [Name], Dazai mengibas-ngibaskan tangannya.

"Ya karna ketika aku mengintip ruang makanmu, kau sudah tidak ada"

"Hentikan ocehan konyol kalian dan cepat kembali bekerja!"Tegur Kunikida, [Name] langsung mengerjakan tumpukan kertasnya sedangkan Dazai seperti biasa sibuk berdebat dengan Kunikida.

▁ ▂ ▄ ▅ ▆ ▇ █ To be continue █ ▇ ▆ ▅ ▄ ▂ ▁

Dear, Chuuya || BSDWhere stories live. Discover now