{ 09 }

416 50 14
                                    

"C-Chuuya!"

Pria bersurai senja itu sedikit berjengit, nampaknya pria itu sejak tadi juga gugup menunggu kedatangan [Name] dan begitu tahu [Name] datang dia langsung berdehem sambil memalingkan wajahnya.

"O-Oh hai [Name]"

"Maaf apa aku lama? I-Ini pertama kalinya aku kencan jadi aku bingung harus memakai baju apa"Ucap [Name] malu-malu, Chuuya kembali berdehem untuk menghilangkan wajah malunya.

"Yah um, kau sudah cantik begitu tidak usah bingung"Sahut Chuuya sedikit salah tingkah, yakinlah kalau saat ini [Name] nyaris meleleh karna pujian sederhana pria itu ditambah wajah malu-malunya astaga! Semakin menggemaskan!.

"T-Terima kasih Chuuya"

Chuuya memalingkan wajahnya yang sudah memerah seperti kepiting rebus itu, Chuuya yakin jika gadis itu pasti penyuka manisan.

Chuuya yakin, karna senyum gadis itu begitu manis di matanya hingga dia sulit memalingkan wajah tapi jika Chuuya terus memandanginya pipinya terasa terbakar dan jantungnya mulai berdegup dengan frekuensi yang mengerikan.

"Chuuya?"

"A-Ah! Maaf, J-Jadi kau mau kemana?"

Kencan hari itu berjalan lancar walau beberapa kali Ashen mengganggu pikiran [Name], Chuuya tentu saja tidak bisa melihat Ashen karna [Name] memang belum ingin mengenalkan Ashen pada Chuuya.

Hingga tak terasa hari sudah mulai gelap, Chuuya pun segera mengantar [Name] sampai ke apartemennya dan begitu sampai tentu saja [Name] disambut oleh Dazai.

"Cepat pulang kau chibi daripada nanti akan jadi keributan disini"Perintah Dazai sinis sambil melipat tangan di depan dada.

"Tch, tanpa kau suruh aku juga tahu"Gerutu Chuuya bersiap menutup jendela mobilnya namun [Name] buru-buru menahannya.

"A-Ada apa lagi [Name]?"

Gadis itu nyengir kuda.

"Sampai bertemu lagi hehe"

Chuuya tersenyum lalu merogoh saku celananya dan menyodorkan secarik kertas sobekan kecil pada [Name], gadis itu tersenyum lebar dengan mata berbinar.

"Aku pasti akan mengirimimu pesan!"Ucap gadis itu antusias, Chuuya merona malu.

"Y-Ya lakukan sesukamu"Ucap Chuuya buru-buru menutup kaca jendela mobilnya dan melajukan mobilnya, gadis itu langsung melompat kegirangan mendapat nomor telfon Chuuya barusan sedangkan Dazai menatap gadis itu dengan tatapan mencibir.

"Apa untungnya kencan dengan pria pendek seperti itu dia ka–Aw !"

Gadis itu mendengus sesaat setelah mencubit pipi Dazai gemas, untung saja pria ini tinggi jadi [Name] tidak bisa menjitak kepalanya.

"Iri bilang!"Gerutu [Name] seraya masuk ke apartemennya meninggalkan Dazai yang merenggek dramatis seperti biasanya.

Begitu sampai kamar, gadis itu segera membersihkan diri dan merapikan kamarnya barulah setelah rapi gadis itu membuka buku diarynya.

Gadis itu tersenyum mulai mencoretkan tintanya diatas kertas.

Dear, Chuuya.
Hari ini aku bertemu denganmu lagi.

✨🧡✨

Gadis itu yakin sejak tadi bulu kuduknya meremang karna ditatap oleh Ranpo sejak tadi dengan tatapan menyelidik.

Habis sudah riwayat [Name] hari ini.

"[Name]-chan, kemari"

Sial, aku tidak bisa berbohong pada Ranpo-san! Batin [Name] panik namun berusaha tetap tenang dan menghampiri Ranpo.

"R-Ranpo-san mau beli choco pie?"Tanya [Name] gugup, gadis itu merutuki dirinya sendiri yang malah berkata dengan gugup habis sudah dia tidak bisa mengelak jika Ranpo mewawancarainya.

"Kemarin..."

[Name] menelan ludah.

"Kau pergi dengan siapa?"

"H-Hah? Aku kan di dorm kemarin haha"

"[Name] kau meremehkan kemampuan deduksi ku ya?"

[Name] menghela nafas berat, kalau sudah seperti ini tidak ada gunanya membantah.

"J-Jangan bilang ke Sacchou ya Ranpo-san, nanti aku traktir Chocopie deh"

"Satu pack ya?"

"Tapi–"

Ranpo mengangkat sebelah alisnya, gadis itu menghela nafas sembari menjabat tangan Ranpo.

"Baiklah deal!"

Seharusnya [Name] sudah bisa tenang karna perjanjian pagi tadi tapi ternyata gadis itu terlalu cepat bersyukur, nyatanya saat jam makan siang tiba-tiba Fukuzawa memanggil gadis itu ke kantornya.

"Tutup pintunya"

[Name] yakin dia nyaris tidak punya tenaga untuk memutar langkah karna tatapan dingin Fukuzawa, namun gadis itu tetap memaksakan langkahnya untuk menutup pintu kantor.

Hari masih siang tapi keadaan kantor Fukuzawa gelap, hanya bertemankan lampu remang-remang dari meja kerja Fukuzawa.

[Name] meremas ujung kemejanya, tatapannya tidak berani mengarah pada pria paruh baya tersebut.

Sudah kubilang jangan pergi kencan, padahal sudah jelas Ranpo pasti akan menebaknya dengan cepat

[Name] mendengus kesal, disaat seperti ini Ashen malah ikut-ikutan mengomelinya didalam kepala gadis itu.

"Jadi, kemarin apa yang kau lakukan dengan bocah port mafia?".

▁ ▂ ▄ ▅ ▆ ▇ █ To be continue █ ▇ ▆ ▅ ▄ ▂ ▁

|I{•------» Tell me, Rose! «------•}I|

Ashen itu bukan ability [Name] ya, tapi lebih ke parasit dan si [Name] ini inangnya gitu jadi makanya dia gabisa di netralisir sama Dazai gitu.

Ashen cuma bisa dilihat orang lain kalo [Name] mengenalkan Ashen ke orang tersebut DAN HARUS [NAME].

Ashen memang digambarkan seperti cowok tapi dia ga punya kelamin (gausah ngadi² pikiran kalian)

Dan Ashen tuh bersatu sama [Name] kan, makanya dia kayak hidup di pikiran [Name] jadi dia tahu semua apa yang dilakuin sama [Name] dan dia gabisa jauh dari [Name] lebih dari 50m

Oiya, Ashen biasanya kalo mau keluar dari tubuh [Name] dia pasti ijin dulu gitu tapi kalo udh kesel banget kadang suka langsung keluar tanpa ijin gitu

Ya Ashen tuh kayak Ryuk dari anime DeathNote lah, jadi dia demon bukan ability paham ga sih?😭

Nah ability yg murni punya [Name] itu yg Dr, Arachne sama Mr. pogo
Selebihnya buat detail skillnya, kapan kapan aku spill dm an ku sama Yoonji waktu itu soalnya beberapa ada clue atau spoiler ending hehe

Eum apa lagi ya? Kayaknya itu doang deh yang aku inget dari penjelasan YoYoonji di live kemarin selebihnya spoiler soalnya.
Cmiiw ya YoYoonji kalo ada penjelasanku yg salah atau kurang🙏🏻

Dear, Chuuya || BSDWhere stories live. Discover now