{ 04 }

591 73 36
                                    

Flashback On

"KAU GILA?!"

Gadis itu masih mengerjap-ngerjapkan matanya beberapa saat, bagaimana bisa ada seseorang yang mau repot-repot menolongnya yang hampir bunuh diri konyol.

Pria itu mendengus karna gadis itu tak kunjung menjawab, sampai akhirnya gadis itu berdehem.

"Iya aku gila, lumayan"

"Hah?!"

"Lagipula kau ini siapa sampai mengganggu rutinitas bunuh diriku? Aku hampir saja mati karna terkejut teriakanmu tahu!"

"Kau—"

[Name] mendengus lalu membuang muka, rasanya dia jadi makin kesal karna pria ini tiba-tiba mengusik kegiatan bunuh dirinya.

Kalau saja Dazai yang tahu, [Name] 100% yakin pria itu justru akan mendorongnya lebih dulu sebelum dia ikut terjun bebas.

"Tch, kau mengingatkanku pada seseorang yang merepotkan"

"Hm? Hei! Aku ini tidak pasaran! Jangan samakan aku dengan orang lain!"

"BUKAN BEGITU MAKSUDNYA BODOH!"

[Name] mencibir,  pria itu menghela nafas berat.

"Jadi, kau sedang ada masalah apa?"

"Hah?"

"KAU TIDAK MUNGKIN BUNUH DIRI TANPA ALASAN KAN?!"

"Bukan urusanmu! Lebih baik kau pulang dan mandi, baumu anyir bercampur alkohol"

"OI JAWAB PERTANYAANKU, JANGAN MENGALIHKANNYA"

Gadis itu kembali mendengus, pria ini benar-benar ingin [Name] bakar dengan kekuatannya tapi di satu sisi dia tidak rela melakukannya.

Demi apapun, [Name] sebenarnya sedikit terpesona dengan paras pria itu.

Ah! Gadis itu gemas ingin memainkan rambutnya yang mirip gulali lembut itu, tapi [Name] juga sadar dia akan di tebas oleh pria ini sampai dia berani melakukan hal itu.

"Aku benci panti asuhan dan orang tua, kenapa?"

Pria itu mengerutkan alisnya.

"Oh itu saja"

"Apa maksudnya dengan oh itu saja?!"

"Bukannya apa, aku malah tidak punya ingatan apapun soal orang tuaku jadi yah sepertinya aku mengerti perasaanmu"

[Name] diam beberapa saat, jadi dia juga dari panti asuhan atau bagaimana?.

"Kalau kau bertanya masa laluku, aku pun tidak bisa menjawab karna aku tidak punya ingatan soal itu"Ucap pria itu seakan membaca pikiran gadis itu.

"Kau amnesia?"

"Entahlah, mungkin?"

[Name] berniat bertanya lebih lanjut namun pria itu memekik panik sesaat setelah melirik jam tangannya, nampaknya dia terlambat melakukan sesuatu.

"Astaga! Aku harus segera pergi! sampai bertemu lagi"

Pria itu berlari-lari kecil masuk ke mobil hitamnya lalu membuka kaca jendelan mobilnya sedikit.

"Kau bisa pulang sendiri? Atau aku perlu mengantarmu sebelum kau mencoba bunuh diri lagi?"

Gadis itu tersadar dari lamunannya lalu buru-buru menggeleng.

"Rumahku berada di dekat sini"

Pria itu mengendikkan bahunya lalu menutup kaca mobilnya dan melajukan mobilnya meninggalkan [Name] yang masih mematung.

"Astaga! Aku lupa bertanya namanya siapa!".

Flashback Off

✨🧡✨
  

Masih dengan suasana damai ala Kunikida dan Dazai di kafe agensi, terlihat [Name] sedikit gusar karna menyesali kebodohannya kemarin tidak menanyakan nama pria itu.

Kalau begini [Name] tidak bisa mencari tahu siapa pria yang sudah membuatnya terpesona itu.

"Kau kenapa [Name] apa kau kurang bunuh diri?"Tanya Dazai tiba-tiba sesaat setelah bosan berdebat dengan Kunikida, [Name] mendengus menjitak Dazai.

"Dimana-mana orang pasti bertanya kurang tidur bodoh! Bukannya bunuh diri! Tapi yah, kemarin bunuh diriku gagal sih"

"Heee bagaimana bisa kau bunuh diri tanpa mengajakku? Kukira kita sahabat~"Renggek Dazai dramatis dengan air mata imajiner nya, [Name] menyesap tehnya.

"Kita bersahabat?"

"Jahatnya~!"

Gadis itu memutar bola matanya malas, agaknya sahabatnya ini meresahkan sekali.

"Kemarin kau makan di apartemenku tanpa mencuci piring bekas makananmu, untung aku belum memerintahkan Ashen untuk membakarmu"Omel [Name] kesal, Dazai hanya nyengir.

"Kau tak boleh melakukan hal itu [Name], kau akan menyesalinya"

"Tidak, aku akan bangga karna berhasil membantu sahabatku yang hobi bunuh diri"

"Akh— ucapanmu sakit sekali [Name]! kau membenciku?"

"Mungkin?".

"[Name]!"

Gadis itu menghela nafas, kapan perbincangannya dengan Dazai bisa normal?.

"Selain itu, siapa orang yang kau temui? Ranpo-san sepertinya memperingatkanmu"

"NAH ITU MASALAHNYA AKU LUPA BERTANYA SIAPA NAMANYA!"

"Yare-yare, ternyata sejak tadi diam kau benar-benar hanya merutuki kebodohan karna tidak bertanya nama"

"Aku tidak bodoh! Aku hanya pelupa!"

"Terserah, jadi seperti apa ciri-ciri pria itu?"

Sejenak [Name] berubah ceria, gadis itu tersenyum mengingat pertemuannya dengan pria itu.

"Dia pendek untuk seumurannya, rambutnya lumayan panjang sepundak, AKU YAKIN RAMBUTNYA HALUS SEPERTI GULALI! warna rambutnya oranye dan dia memakai topi fedoran!"

Dazai menghela nafas berat begitu tahu siapa nama pria yang di maksud gadis itu, Dazai menepuk pelan keningnya membuat gadis itu heran.

"Kenapa?"

"Ini buruk, ah tidak! Buruk sekali!"

"Apa maksudmu?!"

Dazai mengusap wajahnya.

"Benar kata Ranpo-san, sebaiknya kau tidak perlu tahu siapa dia dan jangan mencari tahu soal itu"

"Huh? Apa dia orang yang berbahaya"

"Bisa iya bisa tidak, bukankah Ranpo-san sudah bilang alasannya?"

Gadis itu mendengus.

"Setidaknya beri tahu siapa namanya atau darimana dia berasal!"

Dazai menatap [Name] intens, sepertinya perkiraan Dazai jika sebentar lagi akan ada perang kecil  terbukti dalam beberapa hari lagi.

"Namanya...".

▁ ▂ ▄ ▅ ▆ ▇ █  To be continue █ ▇ ▆ ▅ ▄ ▂ ▁

Dear, Chuuya || BSDWhere stories live. Discover now