{ 08 }

426 51 5
                                    

Brak

"Osamu~!"

Baiklah, Dazai sudah tahu alasan kenapa gadis itu berteriak ceria, memeluknya, dan menyerukan nama depannya seperti itu

Tentu saja ada hubungannya dengan sepucuk surat yang Dazai selipkan pada diary gadis itu tadi malam, Dazai (pura-pura) menyibukkan diri dengan laptopnya untuk mengerjakan berkas agensi mengabaikan [Name] yang kini sudah duduk di samping Dazai sambil menatap pria itu berbinar.

"Iya sama-sama"

"Hehe terima kasih Osamu, ngomong-ngomong bagaimana kau bisa bertemu dengan Chuuya?"

"Kami melakukan telepati"

"Jawabanmu terlalu mengada-ngada Dazai, seharusnya kalau kau bertemu dengannya kau segera menghubungiku"

"Kenapa?"

"Karna aku ingin bertemu de—"

"Shhh, nona [Name] yang manis jangan lupakan jika saat ini kita sedang di kantor agensi bersenjata"

Seketika gadis itu menutup mulut lalu nyengir kuda, karna terlalu bersemangat dia sampai lupa jika dia membicarakan crush nya yang merupakan anggota port mafia itu.

"Jangan sampai Ranpo-san mendengarnya atau habis sudah riwayatmu jika dia mewawancaraimu"

Gadis itu hanya cengengesan lalu mengangguk, gadis itu pun kembali ke meja kerjanya untuk kembali mengatur berkas-berkasnya.

Hari ini rasanya dia tidak sabar untuk pulang dari kantor, sejak tadi sebuah senyuman tidak henti-hentinya menghias bibir mungil gadis itu.

✨🧡✨

"Hwaaa Ashen!"

Ashen yang awalnya sedang memasak di dapur pun segera bergegas menghampiri [Name] dikamarnya, ternyata gadis itu baru saja selesai membongkar isi lemarinya dan sekarang bajunya tengah tercecer di setiap sudut kamarnya.

"Apa yang kau lakukan?!"

"Aku tidak bisa menemukan baju yang cocok untuk kencan pertamaku dengan Chuuya!"

"Astaga kupikir ada apa, pakai saja apa yang menurutmu nyaman lagipula kau hanya kencan sebentar"

"Tidak bisa! Ini hari pertama kencanku dengan Chuuya dan aku tidak bisa mengecewakannya!"

"..."

"Kau punya saran baju yang bagus Ashen?"

"Apa kau pikir mahluk sepertiku mengerti fashion manusia?"

Gadis itu mendengus kesal padahal dia sendiri yang aneh karna sudah bertanya sesuatu yang pasti Ashen tidak akan mengerti.

"Sebaiknya kau bertanya pada Dazai"Saran Ashen di tengah gadis itu sibuk memilah-milah bajunya, bisa dibilang Fashion Taste gadis itu benar-benar buruk mengingat setiap hari dia hanya memakai hoodie serta celana panjang bahkan saat bekerja di agensi sekalipun.

"Jika aku meminta saran pada Dazai, aku yakin 100% dia akan berubah pikiran dan melarangku pergi dengan Chuuya"Gerutu [Name] gusar, Ashen menghela nafas.

Manusia terutama wanita itu memang merepotkan.

"Kenapa kau tidak pakai dress yang waktu itu Naomi belikan untukmu?"

"Ah dress itu!"

Gadis itu buru-buru membongkar kotak berisi dress pemberian Naomi saat ulang tahunnya tahun kemarin.

"Sempurna!"Pekik [Name] riang sesaat setelah berganti baju, gadis itu mematut-matutkan dirinya di depan cermin selama beberapa saat.

"Rambutmu"

"Oh iya! Astaga! Harus kuapakan rambutku agar cocok dengan dress ini?"

"Kau pakaikan jepit saja agar ponimu tidak mengganggu nantinya"

[Name] menuruti ucapan Ashen seraya membongkar laci meja riasnya dan dia menemukan jepit kupu-kupu manis berwarna senada dengan dressnya.

"Sudah?"

[Name] melonjak terkejut karna entah sejak kapan Dazai sudah bertengger di jendela kamar gadis itu dengan santainya.

"Dazai!"

"Biar kuantar kau, aku tahu kau ini pelupa dan sudah pasti akan nyasar jika pergi sendiri"

"Cih, aku tidak separah Ranpo-san!"

"Yayaya, sama saja sudah ayo aku tunggu di depan"

Dazai melompat turun sedangkan [Name] memandangi tumpukan bajunya yg berserakan beberapa saat.

"Ah sudahlah aku rapikan sepulang dari kencan saja hehe~"

Gadis itu bergegas keluar dari apartemen menyusul Dazai yang sudah siap sedari tadi, mereka naik bus untuk menuju taman dimana Chuuya menunggu.

[Name] terlihat bersemangat menanyakan tentang penampilannya pada Dazai tapi hari ini Dazai sedang malas karna itu dia hanya mengiyakan ucapan [Name], tidak ada perdebatan bodoh seperti biasanya.

"Kau tidak suka aku pergi dengan Chuuya?"Tanya [Name] akhirnya setelah sekian lamanya mereka diam, Dazai menghela nafas.

"Aku sudah bilang kan? Tapi aku yakin kau akan tetap pergi menemui Chuuya"

[Name] menunduk meremas jemarinya sendiri, sesaat kemudian sampailah mereka di tempat tujuannya.

Saat turun, manik (e/c) cepat-cepat menelusuri tiap sudut taman tersebut untuk mencari sosok Chuuya dan begitu ketemu gadis itu menelan ludah mendadak tubuhnya jadi berkeringat dingin.

Dazai tiba-tiba menepuk pundak [Name] dan tersenyum hangat.

"Pergilah, dia sudah menunggu"

"Tapi apa kau yakin? Kau kan—"

"Shh, itu tidak penting sekarang lebih baik kau hadapi saja yang sudah di depan mata! Kau sudah lama menunggu ini kan?"

[Name] mengangguk pelan.

"Pergilah"

[Name] tersenyum mengangguk seraya berlari kearah Chuuya, tak lupa gadis itu melambaikan tangan kearah Dazai dan berbisik.

"Terima kasih Dazai!" Bisiknya.

▁ ▂ ▄ ▅ ▆ ▇ █ To be continue █ ▇ ▆ ▅ ▄ ▂ ▁


Dear, Chuuya || BSDWhere stories live. Discover now