{ 10 }

438 54 16
                                    

Sejak hari dimana [Name] mendapat panggilan dari Fukuzawa, dia terpaksa di hukum tidak boleh meninggalkan apartemennya dan selain ponselnya di sita dia juga di suruh mengerjakan segunung berkas.

Ceklek

Gadis itu mengangkat wajahnya mencoba mengintip siapa yang masuk lewat sela-sela tumpukan kertas tersebut dan ternyata adalah Naomi yang membawa nampan berisi makan siang gadis itu.

"Naomi hweee aku ingin keluar~!"

Naomi hanya tersenyum sambil menatap iba [Name].

"Maaf [Name]-san aku tidak bisa membantu karna aku juga tidak ingin kena omel Sacchou"Sesal Naomi, [Name] menghela nafas berat.

"Aku tahu, huwaa kapan pekerjaan ini selesai?!"

Naomi tertawa kecil seraya duduk di samping [Name], gadis itu menyuapkan makan siang pada [Name] dan sedikit enggan [Name] menerima suapan itu sambil mengunyahnya pelan.

"Kudengar kau memakai dress yan kubelikan untukmu untuk kencan kemarin"Tanya Naomi tiba-tiba, [Name] mengangguk lemah tangannya sibuk menulis diatas berkas.

"Sayang sekali aku tidak bisa melihatnya"Ucap Naomi  dengan nada kecewa, [Name] meraih mangkuk yang dibawa Naomi lalu mulai memakan makan siang sendirinya.

"Kalau ponselku tidak disita, aku ingin menunjukkan foto selfie ku dengan Chuuya kemarin huft!"

"Kau berfoto dengannya?!"

[Name] mengangguk bangga sambil bertopang dagu.

"Kau tahu apa bagian terbaiknya?"

"Apa apa?!"Tanya Naomi penasaran dengan mata berbinar, [Name] membusungkan dada sambil menyibak poninya.

"Aku berhasil memegang rambutnya~!"

"Kau berhasil memegang apa?"

"Rambutnya~!"

Naomi menatap [Name] bingung sambil memiringkan kepalanya sedangkan gadis itu masih terlihat membanggakan diri dengan kekehannya.

"Rambut yang mana?"

"RAMBUT KEPALA LAH, KAU PIKIR RAMBUT APA?!"

"Habisnya, apa yang–"

"Shhh Naomi..."

[Name] melepaskan jari telunjuknya dari bibir Naomi lalu kembali mengibaskan poninya.

"Menyentuh rambut Chuuya adalah suatu kebanggaan, karna rambutnya benar-benar lembut astaga! Bahkan aku yakin gulali masih kalah lembut!"

"E-Eum okay, lalu?"

"Tapi sayangnya saat aku menyentuh rambutnya Chuuya secara reflek menatapku tajam hiks, padahal aku masih ingin memainkan rambut gulalinya"Ucap [Name] dramatis.

Naomi berniat bertanya lagi tapi suara pintu kamar [Name] yang diketuk mengintrupsi drama kecil mereka, ternyata Yosano memanggil Naomi untuk menemaninya berbelanja.

Begitu Naomi keluar suasana kamar [Name] kembali sepi, gadis itu menghela nafas berat lalu kembali duduk di kursi nakasnya.

Wajahnya berubah sedih mengingat ucapan Fukuzawa kemarin.

"Dia berbahaya, aku tidak akan memperbolehkanmu memiliki hubungan dengan orang yang membahayakanmu"

[Name] tahu hubungannya terlalu berbahaya, tapi rasanya [Name] pun tidak ingin melepaskan Chuuya yang sudah jelas-jelas membalas perasaannya.

Haruskah [Name] menyerah demi menghormati Fukuzawa yang sudah merawatnya?.

✨🧡✨

"Hei hei bangun, psst [Name]!"

Gadis itu mengerjap-ngerjapkan matanya, dengan pandangan setengah sadar gadis itu menoleh dan betapa terkejutnya gadis itu begitu tahu siapa yang membangunkannya.

Gadis itu buru-buru memeluknya erat sambil menangis sesenggukan.

"Chuuya maafkan aku, aku aku.."

"Shh, tenangkan dirimu dulu baru bercerita"

Chuuya membalas pelukan [Name] sambil mengelus kepala gadis itu lembut, setelah agak tenang Chuuya mengajak [Name] terbang ke atap apartemen dan meminta [Name] untuk menceritakan apa yang terjadi.

"Jadi?"

"Aku tidak tahu, aku hiks"

Chuuya menghela nafas lalu tersenyum menggenggam tangan [Name].

"Kau percaya padaku?"

"..."

"Percayalah [Name] selalu ada jalan untuk setiap masalah walau aku yakin butuh waktu lama untuk sampai disana, tapi..."

Chuuya menyeka sisa air mata [Name].

"Kalau kau memang tidak bisa, aku takkan memaksamu"

[Name] buru-buru menyeka air matanya lalu menggeleng kuat-kuat.

"Tidak! A-Aku percaya padamu Chuuya! Aku percaya!"

Chuuya terdiam beberapa saat, pipinya memerah lalu membuang muka sambil sedikit tersenyum.

"Bodoh, kau membuatku khawatir saja"

[Name] memiringkan kepalanya bingung namun kemudian tersenyum, ucapan Chuuya mendadak membuat rasa ragu [Name] hilang seketika.

[Name] menoleh kearah bawah, terlihat Dazai menatap gadis itu sambil memberi isyarat.

"Kalau kalian bertindak yang aneh-aneh, akan kulaporkan pada Sacchou"

Gadis itu tertawa, sekarang dia tahu kenapa Chuuya ada disini.

Tentu saja karna Dazai.

Chuuya ikut melihat kearah pandangan [Name] dan Dazai langsung memberi tatapan tidak suka pada Chuuya.

"Anjing chibi, jangan sampai kau membawa kabur sahabatku ya!"

"Tch, berisik kau maniak perban!"

Gadis itu tertawa entah kenapa walau saling membenci 2 orang dihadapannya ini selalu bisa berdebat walau dari tatapan mata saja.

Yah, [Name] bersyukur memiliki mereka berdua dihidupnya.

▁ ▂ ▄ ▅ ▆ ▇ █ To be continue █ ▇ ▆ ▅ ▄ ▂ ▁

AuthorNote

Hiks, ini sumpah maaf kalo alurnya terkesan kecepetan atau ga nyambung  tapi semoga tetep worth it dibaca ya😔

Dear, Chuuya || BSDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang