20. konspirasi⚠

9.2K 1K 70
                                    

Hallo👋


•••

Sekarang Feby sudah dudu di kursi di temani oleh keluarganya, Feby masih memegang kain sebagai alat untuk mengompres matanya, Devin masih setia memandang Sasuke jadi-jadian yang berada di hadapannya, sedangkan kedua orang tuanya tidak pergi bekerja karena menghawatirkan keadaan Feby.

“Mata kamu kenapa bisa kayak gitu?” Tanya Gina cemas.

“Gak tahu Bu, kemarin ada seseorang yang melempar kertas dan alhasil kertas itu kena mata aku.” Jawab Feby terbawa perasaan.

“Siapa yang berani macam-macam sama anak bapak?” Tanya Heri menantang.

“Voldemot pak, udah ah gak usah di pikirin, tuh orang makin di usik makin nyantok, dia itu orangnya senggol bacok.” Jawab Feby menjelaskan.

“Kamu hari ini gak usah sekolah ya? biar ibu yang meminta izin kepada wali kelas.” Ucap Gina.

Feby mengangguk senang “Iya bu dengan senang hati.” Jawab Feby senang karena hari ini dia tidak sekolah.

“Feby, kami sangat menghawatirkanmu, bagaimana kalau kita kerumah sakit aja untuk memeriksa matamu?” Ucap Heri di setujui oleh Gina.

“Aku gak keberatan, tapi apa bapak punya uang untuk biaya rumah sakitnya?” Tanya Feby ragu.

“Gak usah pikirkan tentang uang, bapak punya kok.” Jawab Heri meyakinkan Feby.

“Devin lo punya kacamata gelap gak?” Tanya Feby kepada Devin.

“Gak punya, tapi kalau kacamata renang aku punya dua.” Jawab Devin membuat Feby cengo.

“Masa iya gue harus pake kacamata renang ke rumah sakit?” Gumam Feby tidak percaya.

“Bapak punya kacamata berwarna gelap.” Sahut Heri, ia beranjak mengambil kacamata tersebut, setelah mengambil kacamatanya lalu ia memberikan kepada Feby, Feby dan devin langsung tertawa saat menerima kacamatanya.

Bukannya Feby tidak menghargai pemberian bapaknya tapi kacamatanya yang tak sesuai ekspektasi, masa anak  muda di suruh pake kacamata ngelas?

“Masa iya aku di suruh pake kacamata ngelas? Aku mau kerumah sakit bukan mau benerin pagar.” Ujar Feby terkekeh.

“Kakak kece loh pake kacamata itu, kayak Batman.” Ucap Devin meledek.

“ketika Batman ganti profesi jadi tukang ngelas, this is prepectly.” Lanjut Devin seraya memakaikan kacamata itu kewajah Feby.

“Ente sangat laknat bagai quda! cepet berangkat sekolah lo!” Seru Feby sambil mencopot kacamatanya.

“Pak kacamatanya ada yang kece sedikit gak? Ya minimal mantes di pake gitu nggak kayak jamet.” Ujar Feby.

“Bapak gak punya kacamata selain itu Feb.” Jawab Heri sedih.

“Ibu punya gak?” Tanya Feby kepada Gina.

Gina menggeleng “Ibu juga tidak punya.” Jawab Gina.

“Yaudah deh karena sama-sama gak punya kacamata, aku gak akan pake.” Ujar Feby.

“Kapan kita berangkat ke rumah sakitnya?” Tanya Feby kepada kedua orangtuanya.

“Ibu mau beres-beres dulu, kalau semuanya udah beres kita berangkat.” Jawab Gina.

BACK YOUNG [PRE ORDER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang