74. Ikhlaskan dia bersama yang lain?

3.6K 620 169
                                    

Hallo🤗

Menuju Ending:)

Happy reading 💜

Perlahan Feby membuka matanya yang terasa sangat berat, untung saja lukanya tidak terlalu parah Cuma lebam bagian wajah dan sedikit rasa linu di bagian tangan.

“Kalau gue ketemu si jalampeng Lauda? Gue bakal langsung cekik tuh orang!” Gerutu Feby seraya turun dari kasurnya.

“VIN? HARI INI GUE IZIN GAK SEKOLAH, KASIH TAHU WALI KELAS GUE YA?.” Teriak Feby dari dalam kamar.

“Hm.” Jawab Devin dari luar sana.
Feby berjalan menuju cermin yang berada di dekat meja belajar, saat ia melihat wajahnya di depan cermin rasa percaya dirinya kian bertambah.

“Swag! Gue kayak badgirl! This is jedag-jedug and slowmo reborn, ini yang kalian tunggu bukan? Let’s go! Aww! Perut gue sakit banget jancuk!” Ringis Feby tidak jadi melakukan atraksi jedag-jedug.

“Kayaknya sehari ini gue harus tiduran deh.” Gumamnya seraya berjalan kembali menuju kasurnya.

•••

Dengan tangan yang di balut perban Lauda berjalan berjalan di tengah lorong koridor yang sepi, tangannya terluka karena Venus. Awalnya Lauda berpikir kalau Venus gak bakalan berani macem-macem sama dia tapi ternyata tidak! Venus menyerangnya sampai tangannya terluka.

“Venus brengsek! Awas aja lo!” Gerutu Lauda.
Tak lama sesudah Lauda menggerutu seperti itu, Jovan berjalan di lawan arah. Nafas Lauda  tertahan karena takut kalau Jovan bakal ngamuk seperti Venus kemarin.

Terlihat Jovan sudah menatapnya tajam, pandangan Lauda langsung beralih menatap langit-langit bangunan tanpa melirik Jovan sedikitpun.

“LAUDA!” Teriak Jovan dari arah depan sana.

“Gue harus lawan! Gue harus bisa lawan! Dia Cuma cowok banci yang Cuma berani sama cewek.” Gumam Lauda mencoba untuk tidak terlihat takut.

“Apa?” Tanya Lauda dengan suara menantang tapi kakinya mundur kebelakang.

“Diem di sana lo anjing!” Ucap Jovan berjalan cepat ke arah Lauda.

“Gue gak takut sama lo!” Jawab Lauda mundur kebelakang lagi.

“Maksud lo apa kemarin nyuruh preman itu buat ngeroyok Feby hah?” Tanya Jovan tidak santai.

“Gue Cuma mau beri pelajaran sama si Feby.” Jawab Lauda mencoba untuk tenang.

“Cuma? Kemarin si Feby sampe masuk rumah sakit! Lo bilang Cuma? Lo cewek atau setan sih? Lo gak pantes di sebut manusia!” Ucap Jovan terdengar sinis.

“Lo juga gak pantes di sebut cowok! Lo Cuma berani sama cewek! Dulu lo benci sama Feby? Kenapa sekarang lo tiba-tiba baik sama Feby hah?” Tanya Lauda balik ngegas.

“Karena sekarang gue suka sama Feby! Mau apa lo?” Jawab Jovan menatap tajam seseorang yang berada di depannya.

“Bulshit! Gak usah komplain tentang Feby sama gue! Sekarang gue gak ada urusan sama dia! Liat nih gara-gara si Venus tangan gue jadi kayak gini.” Ucap Lauda tidak bisa di mengerti oleh Jovan, kenapa dia tiba-tiba bawa nama Venus?

“Kenapa lo gak mati aja sekalian? Kalau gitu kan imbang? Feby terluka sampe masuk rumah sakit dan lo mati? Itu suatu kejadian yang aesthetic.” Acuh Jovan langsung mendapatkan decakan sebal dari Lauda.

“Jangan ganggu gue! Jangan bicarain Feby lagi di depan gue!” Ucap Lauda, setelah itu ia langsung berlari pergi menghindari Jovan.

Belum sempat Lauda menghirup udara segar, ia di kejutkan lagi dengan Benua yang sudah duduk manis di mejanya.

BACK YOUNG [PRE ORDER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang