🔜Satu🔙

616K 20.6K 2.9K
                                    

20 Februari 2021

WARNING⚠️

Author ingetin yah
Ini hanya sekali author mengingatkan
Bijaklah memilih cerita
Bocil jangan mampir
Takut pikirannya dah ternoda
Yang dosa itu tanggungan sendiri

Kalian Tim Mana Nih

Tim Baca Ulang?

Tim Baru?

#maapkeun author kalo udah mengotori pikiran anda, xixixi😂

Bruk!

"Aw..ssttt," seorang perempuan tertabrak oleh laki-laki yang berlari sambil membawa banyak buku.

Hingga buku yang di tangannya pun menjadi berserakan.

"Lo gapapa?" Tanya seorang laki-laki dengan raut khawatir.

Gadis itu pun hanya mengelus pantatnya karena menyentuh lantai agak keras, dan kepalanya yang kejatuhan beberapa buku.

"Sakit lah bego!" Ucap gadis itu sambil beranjak berdiri.

"Ehmm, sorry gue nggak sengaja soalnya gue lagi buru-buru"
Lelaki itu pun membantu gadis itu berdiri.

"Hmm," ucapnya lalu membersihkan roknya dan rambutnya yang agak berantakan.

Kemudian lelaki itu menjumput buku-buku yang berserakan.

"Kalo mau jadi gentle ya ngga usah gini-gini amat kali," gadis itu membantu mengambil buku yang berserakan.

"Gue lagi buru-buru makanya gue bawa buku sebanyak ini," ucapnya sambil menatap gadis di sampingnya.

Gadis itu memperhatikan buku yang ditangannya dan di lelaki itu.

"Giling! 18 buku lo bawa sendirian?!" Ucapnya melotot.

(Giling=Gila. Tu bahasanya Ana)

"Biasanya sih 20, tapi ini lumayanlah berkurang," ucapnya dengan senyuman yang enteng.

"Ck, lumayan gimana orang berkurang 2 aja bangga lu!" Sahutnya.

Lelaki itu hanya tersenyum dan berjalan menuju ruangan yang tertuju.

Sesampainya dia masuk dan meletakkan buku yang memang sudah di tempatnya.

"Sini, masuk," ajak lelaki itu.

"Ngga, disini cuman kita doang. Pasti lo mau cari kesempatan kan. MOJOK!" Jawabnya yang masih di ambang pintu.

Lelaki itu terkekeh," engga lah, pantat tepos aja lu bangga-banggain."

"Ih lu berarti merhatiin bokong gue yak?!" Sontak gadis itu menyenderkan punggungnya dan menempelkan pantatnya ke arah pintu.

"Ck, kalo gak merhatiin, gunanya mata buat apa," ucap lelaki itu sambil berjalan ke arahnya.

"Gue colok juga mata lu?!" Pekiknya kesal dengan mengarahkan 2 jari ke arah mata lelaki itu.

Lelaki itu pun mengambil buku dari gadis itu kemudian meletakkan nya di atas buku tadi.

Ruangan yang sangat gadis itu kenali hampir tiap hari dia masuk kesini. Ruang OSIS, dia bukan anggota OSIS tapi karena perbuatannya yang urakan jadi dia berurusan dengan anak OSIS.

"Nama lo siapa?," Ucap lelaki sambil menjulurkan tangannya.

"Lo kalo mau kenalan, perkenalan diri dulu bego," semburnya.

"Oh"

"Oh doang masa!"

"Ck, bawel. Gak liat nih nama gue di baju?!" Ucapnya sambil memamerkan nama yang terpajang di baju bagian dada.

" nama lu putih?" Tanyanya diiringi naiknya alis seorang lelaki di depannya.

"Ha? Bukanlah," ucapnya dengan raut wajah heran dan semakin penasaran.

"Ya terus ngapain dikasih nama tapi ditutup label," geram Ana sambil mendorong dada lelaki itu.

Lelaki itu melangkah kebelakang beberapa langkah karena dorongan wanita itu kemudian melirik ke arah bawah.

"Ouh iya," ucapnya cengengesan.

"RAFKA JURNALIS BAGASTIAN", ucap gadis itu ketika nama label sudah dibuka.

"Aneh banget nama lo,"lanjutnya sambil memegang tali tas gendongnya.

"Heh! ini kan yang ngasih nama orang tua gue, lo kalo mau protes sonoh samperin mereka," ucapnya dengan nada mengusir.

"Bomat. Gue LUTHFI KIRANA AMADIA," ucap Ana sambil menarik tangan kanan Rafka untuk mengajak bersalaman.

"Dia? Dia siapa?" Ucap Rafka heran.

"Amadia bukan SAMA DIA!" Ana mengangkat tangan sambil mengepalkan tangannya.

"BWUAHAHAAH", Rafka tertawa lepas.

"Lo- dahlah males masih pagi ribut," ucap Ana kemudian melenggang pergi.

"Eh Luthfi mau kemana?" Tanya Rafka ketika Ana sudah diujung pintu.

"Kirana! Panggil aja Ana" jawabnya tanpa menoleh ke belakang.

"Ih gue tanya lo mau kemana bukan nanya nama"

"Kelas" jawabnya ketus.

Ana melanjutkan jalannya, ketika pas di depan pintu dari beberapa langkah Rafka meneriakinya kemudian ia pun berhenti.

"Woi, dada lo lumayan," teriak Rafka.

"Bangsat!" Ana kemudian melenggang pergi.

Rafka terkekeh kecil ketika melihat murkanya Kirana. Ketika Ana sudah tak menampakkan diri, refleks bibir Rafka naik menjulang ke atas.

Begimane cerita gue? Hah!
Astaghfirullah Thor selow
/Elus dada

Ini murni pemikiran sendiri.

MULAI DI CHAPTER KE LIMA
AKU BAKAL NENTUIN WAKTU UPDATENYA
JADI JANGAN LUPA MAMPIR TERUS YAH

Ini cerita pertama gue
Terserah lu mau komen apa
Yang penting voment ya
Wkwkwk

Cndypndy-

My Childish HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang