🔜Dua Puluh Tujuh🔙

73.2K 4.4K 1.1K
                                    

4 Agustus 2021
20.07

COVER + JUDUL
SUDAH DIGANTI 💘

Tiba di rumah sakit, Rafka sedang menemani istrinya yang sudah 1 jam terbaring di brangkar. Rasa khawatir dirubung sedihnya masih saja mengalir dibenaknya.

Seolah berpikir yang tidak-tidak dengan keadaan istrinya. Ia dari tadi terus saja mencium punggung tangan Ana sambil membatin untuk menyuruh istrinya bangun dari pingsannya.

Rafka pun mengelus pucuk kepala Ana,"sayang kamu bangunnya kapan?"

Setelah dikiranya ia terus-menerus bermonolog, tiba-tiba dokter datang di ruangannya.

Rafka pun menghampiri dokter itu dengan tergesa-gesa.

"Pak dokter, istri saya kapan bangunnya? Aku kangen sama istri saya pak," ucap Rafka sendu sambil memegang lengan pak dokter.

"Saya juga tidak tahu pasti pak. Mungkin sebentar lagi istri anda akan bangun," ucap dokter berusaha menenangkan Rafka.

"Hiks, Ana sakit apa dok? Apa Ana kena tipes? Saya bisa donorin ginjal saya kok dok. Saya rela korbanin diri saya demi istri saya hiks," ucap Rafka sambil menahan tangisnya.

"Em, maaf pak. Mending bapak duduk dulu. Biar saya jelaskan apa yang menyebabkan istri bapak pingsan," ucap dokter tersenyum paksa.

"Tapi jangan kelamaan kasih taunya pak,"

"Iya, silahkan duduk dulu,"

Ketika Rafka sudah duduk, ia sudah tak sabar dengan hasil periksanya.

"Gimana dok? Ginjal saya bisa didonorkan ke istri saya?" Tanya Rafka penasaran.

"Pak, mending bapak diem dulu. Dengerin penjelasan saya," ucap Pak dokter.

"Iya," balas Rafka lesu.

"Istri anda hamidun," To The Point dokter.

"Pak, nama istri saya Ana. Bukan hamidun," tegas Rafka.

"Maksudnya istri bapak hamil," jelas dokter.

"Owh, hamil toh."

Pak dokter mengangguk mengiyakan ucapan Rafka.

"EH?! HAMIL! MAKSUDNYA SAYA AKAN JADI AYAH DOK?!"

"Iya pak Rafka Jurnalis Bagastian," ucap pak dokter penuh penekanan.

"Yeaayyyy!!!!"

Suara sorakan itu menggema di ruangan hingga dokter dan perawat disebelahnya pun ikut menutup telinganya.

Tak sadar karena terlalu bahagia, ternyata Ana sudah sudah bangun dari pingsannya.

Buru-buru Rafka memeluk dengan sangat eratnya dan mencium kening Ana berkali-kali.

"Ish, kamu kenapa sih yang," ucap Ana sambil menahan pusingnya.

"Kamu seneng gak?!"

"Seneng kenapa?"

Rafka pun mendekatkan bibirnya di telinga Ana," kamu akan menjadi seorang ibu,"

My Childish HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang