🔜Empat Puluh Lima🔙

9.6K 369 2
                                    


BELUM REVISI

20 FEBRUARI 2023
20.51

30 menit sudah Ana menunggu suaminya untuk turun ke bawah. Karena mereka sudah bersepakat tadi untuk makan malam bersama.

Namun hingga detik ini juga, suaminya belum datang. Ia sedari tadi menunggu di ruang tv berharap suaminya akan turun.

Mungkin dia masih marah dengan kejadian 30 menit sebelumnya. Memang betul bagi Ana, suaminya itu masih saja kekanakkan. Bahkan hanya sama anak kecil saja ia cemburu.

"Kok belum turun ya," gumam Ana.

Apakah harus dirinya untuk menemui saja ke kamarnya langsung.

Cukup sudah!

Ana sudah tidak tahan lagi. Ia ingin makan karena perutnya sudah menahan lapar sedari tadi. Jadi ia harus mengalah untuk suami childishnya.

"Yok pahala yok!"

Ana menyemangati dirinya sendiri supaya memberanikan diri untuk menemui suaminya. Semoga saja saat ditemui di kamarnya, Rafka sudah tidak marah.

Mengingat bahwa akan makan bersama, Ana membawa makan untuknya dan juga suaminya. Jadi jika suaminya tidak mau makan dengan banyak alasan untuk menjauhinya, maka ia harus tetap membujuk suaminya supaya ia tidak marah lagi padanya. Terutama ia harus makan malam bersama sesuai yang ia janjikan tadi.

2 piring paket makanan penuh dan juga susu segar yang ia bawa di nampan membuatnya sangat berhati-hati karena ia membawanya agak berat ditambah lagi ia harus menaiki beberapa anak tangga.

Ana menghembuskan nafasnya pelan, supaya ia tidak panik saat menaiki tangga. Ia juga harus memikirkan janinnya yang ada di kandungannya. Berharap tidak akan terjadi apa-apa yang membahayakan dirinya dan calon anaknya.

Satu persatu Ana menaiki tangga itu. Pelan tapi pasti. Ana sungguh sangat takut akan hal ini, karena ia susah untuk melihat ke bawah untuk menaiki anak tangga.

Ana berusaha untuk melirik ke bawah, juga menyeimbangkan penampannya supaya tak ada yang terjatuh.

Tangan Ana gemetar membuat gelas pun ikut bergerak, dan tiba-tiba...

Prrankkkkk

"Aakhhhh," teriak Ana.

Karena gelas yang gemetar itu ikut bergoyang akhirnya pun jatuh. Namun usaha Ana untuk mempertahankan posisi gelas pun akhirnya tidak bisa terkendali.

Ana hampir jatuh jadi ia melepas penampannya membiarkan jatuh begitu saja. Membuat kaca-kaca itu pecah berserakan.

Ana yang akan jatuh langsung memegang tangga. Dengan perasaan takut dan juga jantungnya berdegup kencang, nafas Ana tidak beraturan.

Dibalik kamar, seorang lelaki merenung. Berbaring sambil melihat atap.

 
Sedikit mengantuk hingga ia ingin memejamkan matanya, tiba-tiba mendengar suara teriakan dan itu adalah suara istrinya.

Ia langsung bergegas keluar kamar dan melihat keadaan.

Dari agak kejauhan Rafka melihat Ana yang di tangga dengan pecahan beling disekitarnya membuat Rafka khawatir.

Tanpa basa-basi ia langsung turun tangga dan menemui istrinya.

"Ngapain?!" Ucap Rafka agak marah karena ia tidak suka pekerjaan bibi dilakukan oleh istrinya apalagi saat hamil.

Ana meneguk ludah, " m-mau beresin ini," ucap Ana menunjuk pecahan beling dengan menatap sendu wajah suaminya

Rafka menghela nafas pelan. Lalu tanpa aba-aba ia mengambil badan istrinya sekaligus calon anaknya ala bridalstyle.

My Childish HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang