🔜Dua Puluh Enam🔙

88.7K 5K 1.3K
                                    

23 July 2021
12.43

Belum Revisi
Typo Bertebaran

Malamnya, setelah mereka bertempur tengah malam karena Ana yang tiba-tiba menginginkan 'itu'. Tepat pukul 1 malam Ana terbangun dengan keadaan dirinya masih telanjang. Ia pun membangunkan Rafka karena dirinya ingin ditemani ke dapur.


Ana pun mengelus pucuk kepala suaminya,"sayang! Bangun, temenin ke dapur,"

Rafka pun menggeliat hingga selimutnya terbuka setengahnya,"ngapain ke dapur sih yang, besok aja kalo mau masak," ucapnya masih memejamkan matanya.

"Ish, aku laper yang. Temenin aku ayok," ujar Ana masih mengguncang tubuh suaminya.

"Tapi aku masih ngantuk yang," ucapnya dengan nada seraknya.

"Ish, ayookkk! Hiks temenin aku masa kamu gamau hiks," ucap Ana agak terisak karena menahan tangisannya.

Rafka pun terkejut dengan istrinya,"astaga yang kok kamu nangis. Yaudah iya maaf, ayok aku temenin," ujarnya sambil menghapus air mata di pipi Ana lalu ia menggandeng tangan Ana menuju dapur.

"Tunggu yang," cegah Ana.

Rafka menaikkan sebelah alisnya.

"Masa kita kedapur ga pake baju. Ntar kalo bunda liat gimana?!"

"Owh iya. Gblk banget sih kamu yang,"

"Loh kok aku si," balas Ana tak mau disalahkan.

"Hehehe"

Akhirnya Rafka pun hanya menggunakan celana saja karena dia juga berpikir ini masih dirumahnya toh yang melihatnya hanya bunda dan istrinya saja.

Lalu Ana pun memakai piyamanya dengan alas kakinya yang berbentuk bunny.

🗿🗿🗿

Paginya, mereka terbangun dengan keadaan seperti tadi malam. Rafka yang hanya memakai celananya lalu Ana yang memakai piyamanya.

Rafka masih tertidur pulas dengan keadaan mulutnya menghisap nipple Ana. Ana yang tidur menyamping menghadap Rafka masih setia memeluk kepala Rafka.

Ketika ia terbangun, diliriknya sudah menempati pukul 7 pagi. Beruntung hari ini adalah hari libur, jadi untuk bersantai sedikit tak apa.

Lalu Ana pun mengelus kepala Rafka yang masih setia menggerakkan mulutnya disana walaupun masih tertidur pulas.

"Sayang, bangun yuk. Udah pagi,"

Rafka pun menggeliat tanpa melepaskan mulutnya,"sebwentar lagwi ya,"

"Yaudah, aku lepas ya. Mau mandi terus bantuin bunda nyiapin sarapan,"

"Ngga usah, kan ada bibi,"

"Yaudah, aku mau mandi dulu," ucap Ana lalu ketika dia akan melepaskan nipplenya Rafka dengan menolaknya menghisap kuat nipplenya.

"Ahh, yang udah nanti lagi  nennya,"

Rafka menggeleng dengan kuat.

Ana pun hanya menghembuskan napasnya pasrah.

Untuk mencari ide lain Ana melihat sekitarnya. Dan ia tertuju pada 'empeng'.

My Childish HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang