🔜Empat Puluh Tiga🔙

9K 305 6
                                    

BELUM REVISI

20 FEBRUARI 2023
20.48

SLASH

"Arghhhhhhhhh, kenapa kau dengar ucapan dia Drakeeee!!" Ucap Adrian sambil menangis kesakitan.

Drake pun langsung mengambil kaki itu yang sudah terpisah dan bersimbah darah.

" Ehe he ghraaaaaa," teriak Adrian karena sangat kesal.

Meski kaki itu terpotong hanya sampai di atas mata kaki tapi sudah membuat Aldi sangat puas.

"Wah, telima kasih om. Tolong taluh bagasi aja bial nanti dijadiin hiasan lumah," ucap Aldi kegirangan melihat kaki itu yang bersimbah darah seolah sudah di cat dari aslinya tanpa dicat lagi.

Drake pun mengangguk lalu memasukkan ke dalam plastik khusus menggunakan sarung tangan karet.

Aldi pun mengekori Drake.

"Berhenti....berhenti menyiksaku he he he hiks," ucap Adrian memohon sambil menunduk.

"Kita mau buat apa lagi, gue kehabisan ide nih," ucap Mahes pada Naren.

Naren pun berpikir , tapi hasilnya
nihil.

Iya menggeleng, "mungkin kita tunggu Rafka aja,"

"Oh iya yah, kan dia utamanya kok dia gada si. Perasaan tadi disini," ucap  Rangga sambil melihat sekitar.

"Obatin aja dia kakinya biar darahnya ga keluar terus, kasian nanti yang ngepel," ucap Ahsyen.

"Gue gabisa anjir," ucap Mahes

"Ngga perlu," ucap seorang tiba-tiba di belakang mereka.

Ternyata itu adalah suara Rafka. Dibelakangnya ada dua bodyguard dengan bertubuh besar memakai kacamata hitam dan ekspresi datar.

Berbeda dengan Rafka, ia melihat kondisi Adrian yang menangis dengan  kaki kanannya yang terpotong. Membuat nya penasaran.

"Dimana kakinya?" Ucap Rafka.

"Diambil sama ponakan lo, buat hiasan rumah katanya," jawab Rangga .

"Gabisa dibiarin tuh bocil, lama-lama bisa jadi-"

"Genderuwo," potong Mahes.

"Bukanlah, masa kecil begitu jadi genderuwo," balas Rangga.

"Trus jadi apa?" Tanya Mahes.

"Tuyul  psikopat," jawab Rangga.

Mendengar perdebatan temannya Rafka kesal.

"Berisik lu pada, keluar kalian!" Usir Rafka.

"Tega sekali kau pada temanmu," ucap Rangga tak kenal takut.

Rafka menghiraukan perkataan Rangga tanpa menatap mereka semua yang sedang pergi menuju pintu keluar.

Disisakan saja hanya dirinya dan Adrian.

Ceklek

Pintu sudah tertutup rapat. Menghembuskan nafasnya dalam-dalam sambil menenteng ke dua tangannya.

Berputar 180° sambil mengatur nafasnya, melihat keadaan sekitar yang berantakan dan juga darah yang terus menetes sedari tadi.

Darah?

"Menarik," ucapnya lirih dengan senyum kecutnya.

Ia pun mendekati Adrian lalu mensejajarkan tubuhnya dengan meletakkan satu lututnya di lantai.

Kemudian telapak tangan Rafka diarahkan ke tetesan darah itu yang membuat Adrian penasaran.

"Apa yang kau lakukan?!"

My Childish HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang