03. Hujan di Langit Jogja

238 54 25
                                    

Sa, gantengan aku atau Jungwoo NCT? Tolong jujur Janitra, yang merasa tersaingi oleh Jungwoo.

— D I A L O G   R A S A —

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

D I A L O G   R A S A

Hujan lagi.

Di awali dengan mendung dan angin berhembus dengan membawa hawa dingin yang membuat siapapun ingin bermalas-malasan di balik selimut tebal. Hujan kembali turun, membasahi tanah yang belum sempat mengering karena guyuran hujan semalam. Sepertinya matahari lebih nyaman bersembunyi dibalik sang awan, bersantai-santai, membiarkan sang awan melakukan tugasnya.

"Awan sudah jenuh, biarlah ia bersenang-senang." Mungkin begitu kata sang matahari.

Kalau tak ada janjian dengan dosen pembimbingku, mungkin pagi ini aku akan lebih memilih bermalas-malas ria di balik sarung wadimorku.

Demi kelancaran skripsiku, aku harus menembus hujan dan mengalahkan rasa malas yang menggerogoti. Sumpah, sarungan sambil dengerin radio dan ngopi dengan kopi tubruk, itu nikmat sekali.

Pertemuanku dengan dosen pembimbingku hanya sekitar setengah jam. Beliau ada rapat sehingga aku hanya bisa menanyakan beberapa hal pada beliau. Maklum beliau orang sibuk, Kepala Prodi Kimia atau Kaprodi Kimia. Aku juga mendengar gosip, tahun ini beliau memiliki peluang yang besar menjadi Dekan fakultasku.

Hujan masih turun ketika aku berdiri di lobby gedung fakultas MIPA. Kalau tadi, aku ingin segera pulang dan bermalas-malasan memakai sarung, kini aku malah enggan pulang. Kuputuskan untuk pergi ke gedung laboratorium yang letaknya di samping gedung fakultasku. Sambil menunggu hujan reda, lebih baik ngadem di ruang asisten. Banyak teman-tenanku yang masih melakukan penelitian di laboratorium saat ini, aku bisa mampir untuk mampir untuk menengok mereka. Semester akhir adalah semester tersibuk kami dengan penelitian dan tugas akhir masing-masing. Sehingga bertemu dengan teman sekelas sangat sulit, apalagi untuk berkumpul bersama.

Aku sempat mampir ke laboratorium penelitian, hanya sebentar karena beberapa temanku di sana terlihat sibuk dan serius. Tak mau mengganggu, kuputuskan menuju ruang asisten praktikum yang untungnya sepi, sehingga aku bisa melanjutkan skripsiku dengan tenang.

Aku mengeluarkan laptop dari tas laptop. Karena hujan aku menggunakan dua tas. Tas laptop seukuran laptop yang muat untuk kumasukkan ke tas ranselku. Dan tak lupa jas hujan khusus tas ransel, dua lapis.  Perlindungan semaksimal mungkin agar laptopku aman dari air hujan. Kalau ada apa-apa dengan laptopku, aku bisa nangis darah. Hasil penelitian dan skripsiku ada di dalam soalnya. Ya walau aku sudah mencadangkannya ke tempat lain sih. Tapi tetap saja, data di laptop sangat penting.

Hari ini aku sengaja membawa earphone untuk kucolokkan ke laptop agar bisa mendengarkan musik sambil mengerjakan skripsi tanpa takut membuat kebisingan.

Pintu ruang asisten yang tadi tertutup, sedikit terbuka. Seseorang melongokkan kepalanya, mengedarkan pandangan sebelum akhirnya beradu pandang denganku.

DIALOG RASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang