08. Ijazah atau Ijabsah?

152 38 21
                                    

Jadi, Ijazah atau Ijabsah?Janitra

Jadi, Ijazah atau Ijabsah? — Janitra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

— D I A L O G  R A S A—

"Hmmm..."

Jantungku berdetak lebih kencang saaat bolpoin di tangan pak Abimana, dosen pembimbingku mulai mencoret-coret naskah skripsiku. Setelah mengebut mengerjakan bab empat sampai begadang, akhirnya aku berhasil menyelesaikannya. Aku bahagia sekali saat itu.

"Kamu terlihat buru-buru saat mengerjakan ini ya?" tebak pak Abimana yang langsung kuangguki.

"Iya, Pak. Terlihat sekali ya?"

"Iya, banyak hal yang kurang."

"Maaf, Pak. Akan saya revisi."

"Sudah pengen cepet lulus rupanya. Itu bagus kok, kamu punya semangat untuk cepat lulus." Pak Abimana memujiku, ya jujur mendengar pujiannya membuatku kian bersemangat. "Mau ijabsah ya jadi pengen buru-buru dapet ijazah?"

Pak Abimana tersenyum, senyum keramahan yang mengingatkanku pada bapakku sendiri. Senyuman itu membuat ketampanan pak Abimana makin kentara. Aku bisa menebak pak Abimana dulu saat muda sangat tampan dan sangat populer.

"Bukan begitu, Pak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bukan begitu, Pak. Ingin segera mencari pekerjaan saja, Pak."

"Loh katanya kamu sudah jadi penyiar?"

"Iya, Pak. Tapi pengennya kerja yang linear dengan program studi."

"Oh begitu. Ya sudah, ini kamu benahi lagi ya. Sangat banyak yang harus kamu benahi Janitra. Dengarkan saya baik-baik."

"Siap, Pak." Tanganku sudah siap menulis ucapan pak Abimana. Sepertinya yang beliau bilang, ada banyak hal yang harus kubenahi dan tambahkan. Pak Abimana mengingatkanku untuk mencari referensi dari jurnal internasional yang sesuai dengan penelitianku. Beliau juga memberi ultimatum agar tak sembarangan memilih jurnal, cek dulu keabsahannya.

Setelah memberikan banyak catatan padaku, bimbingan berakhir. Aku berpamitan dan mengucapkan terimakasih sebelum meninggalkan ruangan beliau. Aku berpapasan dengan banyak dosen, aku menyapa beberapa yang kukenal.

DIALOG RASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang