13. Patah by Tara Ilham

154 32 1
                                    

—DIALOG RASA—

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

DIALOG RASA

"Ra, ayo main ke Alkid!!!" Suara Satria di seberang telepon memekakkan telingaku, tanpa salam dan tanpa basa-basi.

"Ngapain? Mau naik odong-odong?" tanyaku sedikit heran tiba-tiba Satria mengajakku bermain ke Alkid atau alun-alun kidul. Mendengar nama Alkid membuatku langsung teringat odong-odong, pasalnya di sana banyak odong-odong dengan berbagai bentuk mulai dari mobil, hewan dan masih banyak lagi yang dihiasi lampu warna-warni yang berhasil menarik wisatawan baik dari Jogja maupun luar Jogja.

"Kok tahu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kok tahu." Satria di seberang sana terbahak.

"Kenapa nih, Sat? Kamu sedang stres?" tanyaku. Anak semester akhir seperti kami sangat rentan stres, apalagi kalau bukan karena masalah skripsi dan masa depan. Skripsi bagai menjadi gerbang menuju kegundahan. Setelah lulus nanti, mau kerja apa dan dimana? Bisakah kerja linier sesuai jurusan atau malah harus keluar jalur? Sangat banyak memang yang akhirnya bekerja di luar jurusan.

"Kok tahu sih, Ra. Kamu paranormal ya?"

"Nggak perlu jadi paranormal untuk bisa menebaknya."

Tawa Satria kembali terdengar. "Setidaknya untuk saat ini, aku ingin melupakan sejenak soal skripsi."

Aku mengangguk paham. Aku pernah mengalaminya juga, ada waktu di mana aku ingin lupa soal skripsi, walau cuma lima menit pun tak masalah. Pilihan terbaik untuk melupakan sejenak memang dengan berlibur atau pergi ke suatu tempat yang menyenangkan.

"Sebenarnya aku mau aja pergi sama kamu tapi aku udah terlanjur ada janji."

"Janji apa nih?"

"Ya ada deh," jawabku enggan memberitahu perihal janjiku itu. Masalahnya, aku terlanjur janjian menonton pertunjukan Tara Ilham di GOR kampus sebelah dengan Shasa. Tak mungkin aku mengatakannya pada Satria. Takutnya aku malah menjadi bahan ceng-cengan Satria dan Jaya.

"Halah, main rahasia-rahasiaan. Paling janjian sama Shasa."

"Udah ya, aku mau berangkat nih," ucapku langsung mengakhiri perbincangan karena Satria terlanjur tahu tanpa kuberitahu.

DIALOG RASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang