[25/28] Helena

6 2 0
                                    

Hidup dengan bebas adalah motto hidup Helena yang hari ini sudah menginjak separuh abad. Waktu yang terasa singkat, tapi juga panjang. Ditambah dengan fakta bahwa teman akrabnya ialah cat dan kuas bukan manusia.

Hari ini saja, matahari sudah tenggelam, dan wanita itu hanya berkutat di depan kanvas 100 x 150 cm yang separuhnya sudah terisi. Wajahnya yang sudah dipenuhi kerutan pun ternoda beberapa cat kering warna primer. Biar begitu, senyumnya merekah.

Tidak ada yang lebih indah daripada hidup seperti ini untuk Helena. Ditambah dengan fakta bahwa seluruh kesendiriannya dibalaskan dengan kesuksesannya nama besarnya sebagai pelukis ternama yang berhasil mengadakan pamerannya dibeberapa negara bagian Amerika Utara.

Yang sepanjang duapuluh tahun terakhir membuatnya sebal hanyalah tingkah adiknya serta keluarganya. Mereka memang tinggal di mansion yang sama–warisan orang tua mereka–tetapi adik yang terpaut sepuluh tahun darinya benar-benar rewel perihal Helena yang harus mencari keluarga sendiri.

"Kami tidak bisa mengurusimu selamanya, Kak," ujar Hanna beberapa waktu sebelumnya.

"Oh ya? Aku juga tidak minta diurusi," jawab Helena ketus seraya menyelesaikan coretan diagonal berwarna orange di kanvas.

"Bukannya minngu lalu kau membuatku panik karena menegak air cucian kuas?"

"Aku hanya diare," sanggah Helena membela dirinya.

"Kau sudah berumur, Kak. Jangan bertingkah seperti anak remaja," gerutu Hanna. 

Helena meletakkan kuasnya. Kesal. Ia tidak bisa melukis ketika kesal, hasilnya akan jelek. "Tanpaku dan kerja kerasku, kalian tidak akan bisa mempertahankan mansion ini."

Ada hening diantara mereka setelah itu. Hanna tidak bisa membantah fakta bahwa Helena banyak membantu keuangan keluarga mereka dalam mempertahankan mansion ketika kedua orangtua mereka meninggal.

"Sekarang memang tidak terasa, tapi suatu saat kau sendiri yang akan kesepian," ujar Hanna sebelum meninggalkan Helena sendirian di ruangan pribadinya.

Genap lima puluh tahun, Helena tidak pernah merasa kesepian, bukan, tentu ia pernah kesepian, namun kuas-cat-kanvas mampu mengusir semuanya, jadi ia berpikir itu hanya sebuah kekhawatiran kosong.

Helena tetap akan menyukai hidupnya. Hidup yang dipilihnya lima belas tahun lalu, ketika orangtuanya meninggal dan ia harus bekerja keras demi mempertahankan semua yang ada di hidupnya saat itu. Hidup penuh tanggung jawabnya.

Dating with My MindWhere stories live. Discover now