Part 13

141K 12.6K 1.6K
                                    


"Ck! Let's play bitch".

***

Setelah mengucapkan kata tersebut Arsen pun langsung memulaikan permainannya terhadap jalang yang berada didepannya.

Sreet!

Sreet!

Sreet!

Akhh!

Sa-sakit!

Arsen terus menerus menggoreskan pisau lipatnya kearah pipi Gladis hingga berbentuk bunga mawar. Kenapa bunga mawar? Karena gadisnya sangat suka dengan bunga tersebut. Bagaimana Arsen bisa tau? Karena dia melihat balkon kamar gadisnya yang dipenuhi pot serta bunga mawar.

Percayalah jika Arsen sudah menjadi psycopath seperti ini, dia akan lebih banyak berbicara. Tidak ada satu pun yang tau kecuali anak buahnya kalau Arsen bisa menjadi psycopath ketika ada orang yang menyakiti orang yang dia sayang.

"Tangan ini yang sudah menampar pipi gadisku, jadi bukankah harus dipotong?" ucap Arsen sambil bertanya kearah Gladis yang langsung dibalas gelengan oleh gadis tersebut.

Blass!

"Akhhh... S-sa-kit" teriak Gladis ketika Arsen dengan mudahnya memotong tangan kanan miliknya.

"Mulit ini sudah menghina gadisku, bukankah harus dipotong?" tanya Arsen lagi yang hanya dibalas gelengan keras oleh Gladis.

"Hiks... Hiks... Hiks... Gue mohon jangan, gu-gue minta maaf, le-lepasin gue, gue gak bakalan ganggu gadis lo lagi" mohon Gladis dengan pipi yang telah dibasahi oleh air matanya. Sedangkan Arsen tidak mendengarkannya.

Sreek!

Blass!

"Bukankah ini lebih bagus?" ucap Arsen ketika sudah memotong lidah Gladis dan menarik sudut bibir Gladis dengan pisaunya hingga sampai ketelinganya.

"Oh, sepertinya gue bawa sesuatu" ucap Arsen dan mengambil jarum yang berkarat serta benang yang berada dikantong hoodienya.

"Karena mulut lo ini sudah menghina gadis gue, jadi gue dengan baik hatinya untuk membungkam mulut lo" ucap Arsen sambil memulai menjahit mulut Gladis. Sedangkan gadis itu hanya bisa menangis karena dia tidak bisa lagi berteriak.

"Wow, ternyata jahitan gue bagus juga" ucap Arsen ketika sudah melihat hasil karyanya.

"Oke, mari kita lanjutkan" ucap Arsen sedangkan Gladis hanya diam.

Arsen pun langsung memotong kedua kaki dan tangan Gladis yang tersisa.

"Ck! Lemah banget sih, padahal gue baru aja mulainya" ucap Arsen berdecak kesal karena jalang yang berada didepannya ini sudah menghembuskan nafas terakhirnya.

Setelah mengucapkan kata tersebut Arsen pangsung melanjutkan kegiatannya dengan membelah perut Gladis dan langsung mengeluarkan organ-organ yang berada didalam tubuh tersebut.

"Jantung, ginjal, hati, Gue sumbangin aja kerumah sakit kali yah? Buat orang yang membutuhkan" ucap Arsen sambil memegang ketiga organ tersebut dengan kedua tangannya.

"Eits, jangan deh, dia kan banyak dosa, jadi gue hancurin aja" ucap Arsen lagi dan langsung menggenggam erat ketiga organ tersebut hinga hancur tak berbentuk

"Oke kita lanjutkan dengan mata" ucap Arsen dan langsung mencongkelkan kedua mata Gladis dengan pisau lipatnya.

"Dan bagian terakhirnya"

Blass!
Arsen langsung memotong kepada Gladis dan langsung saja kepala tersebut menggelinding dikakinya.

Setelah itu Arsen pun langsung menelfon anak buahnya untuk membereskan masalah ini.

"Hapus semua bukti, dan taruh mayatnya di halaman SMA Merah Putih" ucap Arsen kepada anak buahnya.

"Baik bos" balas anak buah Arsen.

Tut!
Sambungan terputus.

"Ah, aku sudah merindukanmu gadisku" ucap Arsen sambil membayangkan wajah cantik gadisnya.

Skip SMA merah putih.

Pagi ini SMA merah putih digemparkan dengan penemuan mayat yang ada dihalaman sekolah tersebut.

'Itu bukannya kak Gladis yah'

'Gue mau muntah liatnya'

'Itu kaki, tangan sama lidahnya dipotong'

'Matanya dicongkel'

'Perutnya dibelah, terus seluruh organnya dihancurin gue lihat tadi'

'Gila serem banget'

'Orang yang bunuhnya sadis banget'

'Gue yakin kalau kak Gladis ini dibunuh sama psycopath berdarah dingin'

'Kok lo yakin sih?'

'Yakin lah siapa lagi  coba yang bakalan bunuh dia sampai segininya klau bukan psycopath'

'Bener juga sih'

'Dll'

"Itu kenapa sih kak? Orang-orang kok pada ngomongin kak Gladis" ucap Acha kepada Arsen setelah mereka turun dari mobil sport terbaru milik Arsen.

"Gak usah didengerin baby" ucap Arsen  dingin.

Setelah itu mereka pun berjalan menuju kelas masing-masing karena Acha tidak mau diatar sampai didepan kelas, sebenarnya Arsen langsung menolak mentah-mentah permintaan tersebut tapi apa lah dayanya ketika gadisnya sangat memohon kepadanya.

Sepanjang perjalanan untuk menuju kelasnya Acha semakin banyak mendengar siswa-siswi membicarakan tentang Gladis.

Skip

Saat ini Acha baru saja masuk dikelasnya, tetapi dia juga dia lngsung mendengarkan lagi orang yang membicarakan tentang Gladis.

"ACHA!" teriak kedua sahabtanya yang tak lain adalah Aletta dan Kiara.

"Ini ada apa sih? Kok pada ngomongin tentang kak Gladis?" tanya Acha kepada kedua sahabatnya.

"Lo gak tau?" tanya Kiara.

"Engga, makanya Acha tadi nanya kepada kalian" jawab Acha.

"Kak Gladis dibunuh!" ucap Aletta yang membuat Acha membulatkan matanya tak percaya.

"Hahaha... Kalian pasti bercanda kan?" ucap Acha sambil tertawa, dia fikir kedua sahabatnya ini lagi ngeprank dia.

"Ini serius Acha" ucap Kiara sambil menggoncangkan kedua bahu Acha pertanda serius.

"Tap--" baru saja Acha ingin menjawab omongan kedua sahabatnya tetapi terpotong karena suara seseorang dengan menggunakan mic sekolah.

"PERHATIAN-PERHATIAN HARAP SELURUH SISWA-SISWI SMA MERAH PUTIH UNTUK BERKUMPUL DILAPANGAN" ucap seorang pria yang tak lain dan tak bukan adalah Arsenal Leonard.

"Itu bukannya suara kak Arsen yah?" tanya Aletta yang hanya dibalas anggukan oleh Acha dan Kiara

Setelah itu mereka pun langsung menuju lapangan dengan diikuti seluruh murid SMA Merah Putih.

Skip Lapangan

"OKE, GUE DISINI GAK MAU BASA-BASI LAGI, GUE CUMAN MAU BILANG KALAU ANASTASYA QUEENZA ALEXANDER ADALAH PACAR GUE PACAR DARI ARSENAL LEONARD, KALAU ADA YANG MACEM-MACEM SAMA PACAR GUE ORANG ITU BAKALAN BERURUSAN OLEH ARASTER".

Tbc!

Tbc!

Maaf jika cerita ini ada yang tidak nyambung dan banyak kesalahan dalam kepenulisannya.

POSSESSIVE ARSENALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang