Part 62

64.4K 3.8K 1.5K
                                    

Acha mengerjakan matanya, ia langsung menyesuaikan Indra peglihtannya yang remang-remang.

Hal yang pertama kali ia lihat adalah sebuah ruangan yang berwarna putih yang ia yakini adalah rumah sakit. Acha pun berusaha untuk beranjak dari brankarnya.

Siapa yang membawanya kesini?

Cklk!

Pintu ruangan Acha terbuka. Tertampanglah Arsenik yang kini menatap kearah Acha senang.

"Lo udah sadarr Cha? Lo mau minum atau gimana" tawar Arsenio cepat yang kini sudah berada di hadapan Acha.

"Minum" pinta Acha lirih karena tenggorokannya terasa sangat kering.

Arsenio pun segera memberi Acha segelas air mineral yang berada di samping brankar.

"Sumpah Cha, gue kira lo bakalin ninggalin gue selamanya! Lo kenapa? Cerita sama gue! Lo menghilang, terus tiba-tiba lo ada. Tapi lihat kondisi Lo" ucap Arsenio memandang tak percaya ke arah Acha. "Lo seperti raga yang gak ada jiwa " lanjutnnya lirih.

"Maafin Acha kak Nio" sesal Acha sambil menunduk, tak berani memandang ke arah Arsenio.

"Udah Cha! Yang penting Lo ada disini. Gue udh bahagia banget!" Ujar Arsenio sambil merengkuh tubuh Acha erat.

"Emm, kalo gitu bisa tolongin antar Acha ke taman? Acha bosen kak Nio" pinta Acha penuh harap.

"Tapi keadaan Lo..."

"Fine! Gue anterin" pasrah Arsenio yang tidak tahan dengan pandangan Acha.

"Makasih."

Beberapa saat kemudian mereka berdua Sampai di taman yang berada di halaman rumah sakit.

Nio memandang ke arah Acha yang sedang tersenyum samar.

"Setidaknya Lo bisa lupain sejenak masalah yang Lo hadapain" batin Arsenio menatap Acha dalam.

"Pada dasarnya gue orang yangg gak berguna di dunia ini, Lo hilang... Gue gak bisa nemuin Lo dimana aja. Sampe kejadian yang membuat Lo kehilangan mahkota Lo pun gue gak bisa jagain Lo. Gue gak berguna, gue bilang cinta sama Lo tapi apa? Gue gak bsa jagain Lo Cha" lanjutnya langsung bersujud dihadapan Acha yang sedang duduk dikursi roda.

"Maaf" lirih nya dengan tubuh yang bergetar.

"Kak Nio kenapa?" Bingung Acha sambil mengelusi kepala Arsenio yang ada dipangkuannya.

"Gue tau Cha, gue tau apa yang dialamin sama Lo. Gue berasa gagal buat jagain Lo Cha."

"Maafin gue, Lo... Lo boleh pukul gue" ucap Arsenio yang kini mengambil tangan Acha bermaksud untuk menyuruh Acha untuk memukulnya.

Plak!

Plak!

Plak!

Pukul Arsenio kepada dirinya sendiri. Acha pun langsung saja menarik tangannya.

"Atau Lo mau bunuh gue aja Cha? Bunuh Cha bunuh! Asal Lo mau maafin gue karena gue gak becus buat jagain Lo" lanjut Arsenio yang berusaha untuk Manarik tangan Acha kembali.

"Kak Nio?" Sedih Acha.

"Kak Nio gak salah, emang Acha nya yang jalang Kak".

"ENGGA!" marah Arsenio menatap tajam Acha.

"Lo baik! Bahkan sangat-sangat baik Acha. Tapi manusia-manusia  biadab itu  yang nyakitin lo terus-menerus dan  buat Lo jadi gini Acha" marah Arsenio.

"Mereka harus terima balasannya Cha!" Lanjut nya.

"Udh kak, semuanya telah terjadi. Biarin aja" balas Acha sambil tersenyum tipis.

"Tapi Cha-"

"Acha mohon... Kali ini aja" pinta Acha memotong perkataan Arsenio.

"Fine! Gue pergi dulu bentar, mau beli tisu sama air mineral buat Lo" final Arsenio.

"Lo tunggu di sini! Dan... Jangan nangis cantik! Lo berhak buat bahagia" ucap Arsenio tersenyum sambil mengelapi air mata Acha yang masih mengalir.

"Kak Nio salah, Acha gak bakalan hidup bahagia lagi" gumam Acha menatap ke arah Arsenio yang manjauh dari pandangannya.

Acha termenung beberapa saat sambil menunggui Arsenio datang, tapi tiba-tiba saja ada seorang anak perempuan yang menghampirinya.

"Hallo? Kakak yang pernah nolongin aku waktu dikompleks itu bukan sih?" Tanya seseorang anak kecil yang sedang duduk dikursi roda dengan wajah pucat.

"Kamu?" Bingung Acha sambil mengingat ingat sapa anak kecil yang berada dihadapi ini.

"Ohh kamu Ara?" Tanya Acha yang disambut dengan tatapan binar anak kecil tersebut. (Baca part 55 kalo lupa).

"Woahh... Kakak cantik ingat Ara?" Ucap Ara si anak kecil tersebut bahagia.

"Iya dong" balas Acha sambil mengelusi kepala Ara.

"Kakak cantik sakit juga ya kayak Ara?" Tanya Ara karena bingung Acha yang sedang berada dikursi roda.

"Iya"

"Kakak sakit apa?" Tanya Ara penasaran.

"Cuman sakit biasa. Kalo kamu sakit apa?" Tanya balik Acha.

"Kata kakaknya Ara, Ara punya penyakit jantung bawaan, terus sekarang kakaknya Ara lagi cari pedonor jantung baat Ara. Katanya sih biar Ara bisa lebih lama hidupnya." Jawab Ara sambil tersenyum.

"Padahal Ara gapapa loh. Cuman sering pingsan aja. Mungkin aja kan Ara kecapean gitu." Ujar Ara.

"Tapi kakaknya Ara tu ngeselin pake banget, masa Ara gak dibolehin ini-itulah. Katanya sih takut kenapa-kenapa lebay banget pokoknya!" Lanjut Ara kesal.

Acha yang mendengar hal itu pun sedih. Anak sekecil ini sudah mengidap penyakit yang bisa dikatakan mematikan. Padahal masa depannya masih panjang.

"Kamu tuh harus dengerin kata kakak kamu, kamu tau? Semua itu dilakukan biar kamu cepet sembuh. Kamu mau cepet sembuh gak?" Tanya Acha.

"Mau dong, Acha mau main kayak dulu lagi, gak kayak sekarang yang hanya di rumah sakit aja. Bosen!"

"Makanya harus nurut Oky?" Uajr Acha yang langsung di angguki Ara.

"ARA" teriak seorang perempuan yang tak jauh dari mereka.

Tbc

Maaf jika ada kesalah ataupun ad yang tidak menyambung dari cerita diatas!

Maaf untuk telat update nya

Yang mau gbng GC silahkan wa author

👉085839585781 (janlup baca peraturnya!)

Follow ig author dan ig Arsenal nya
👉Caca_zxa (ntr langsung gw follback
👉geschichte_wp (ig Arsenal)

Terima kasih

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 26, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

POSSESSIVE ARSENALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang