Part 41

85.3K 8.6K 1K
                                    

"Acha kok egois sih!" Gumam Acha kepada dirinya sendiri.

"Acha gak boleh egois! Kak Gaby sama kak Arsen hanya sahabatan! Jadi gak boleh egois!" Lanjut Acha sambil menguatkan dirinya sendiri.

Dan setelah tangisannya mereda, Acha pun langsung masuk ke dalam mansion keluarganya. Dan tanpa Acha ketahui, ada seseorang yang sedari tadi melihat perlakuan Arsen terhadap Acha sambil mengepalkan tangannya.

Ceklek!

"Acha pulang" ucap Acha setelah membuka pintu mansion keluarganya. Dan dapat Acha lihat, saat ini Reza, abang kandungnya sendiri tiba-tiba saja sudah berada dihadapannya sambil menatap dirinya teduh.

"Putusin Arsen" suruh Reza menatap Acha dalam.

"Enggak! Acha udah cinta sama Kak Arsen, jadi Acha gak mau putus sama kak Arsen!" Tolak Acha sambil menggelengkan kepalanya tidak terima.

Bruk!

"Tapi dia udah nampar lo Acha!" Tekan Reza sambil manarik tubuh Acha ke dalam pelukannya. Hatinya sakit ketika melihat adiknya yang ia jaga dengan nyawanya sendiri ditampar oleh orang lain! Dia sangat kecewa kepada dirinya sendiri!.

"Acha baik-baik aja abang, Acha bisa jaga diri kok, lagian kak Arsen nampar Acha itu karena Acha yang salah" ucap Acha sambil meyakini Reza.

"Lo gak salah dek" batin Reza berteriak marah untuk menyadarkan Acha.

"Apa perlu gue bunuh Arsen biar gak ada yang nyakitin adik kecil abang lagi?" Ucap  Reza sambil bertanya kecil ditelinga Acha.

Acha yang mendengar hal itu pun sontak saja langsung mendorong tubuh Reza yang memeluk tubuhnya.

"ACHA BAKALAN PERGI JAUH DARI ABANG DAN MENINGGALKAN ABANG SELAMANYA KALO SAMPAI ABANG NYAKITIN PACAR ACHA!" Teriak Acha marah sambil mengancam Reza dan setelah itu langsung pergi meninggalkan Reza yang mematung mendengarkan ucapan Acha.

"AKHHH!!!" teriak Reza sambil Mengacak-acakan rambutnya frustasi.

Bugh!

Bugh!

Bugh!

Bugh!

Pukul Reza terus menerus kepada dinding yang ada disamping pintu mansion keluarganya. Tidak peduli akan darah yang keluar dari jari-jari tangannya.

"Hiks... GUE LEMAH! GUE LEMAH KALO MENYANGKUT TENTANG ADIK GUE! GUE LEMAH" Teriak Reza frustasi di iringi oleh tangisan yang menyayat hati.

Dugh!

Dugh!

Dugh!

Pukul Reza ke dadanya yang sakit.

"Hiks... Hiks... Hiks... Dada gue sakit liat lo ditampar si brengsek itu Acha" ucap Reza lirih sambil terus menerus memukul dadanya.

"GUE SAYANG SAMA LO ACHA! GUE SAYANG!" teriak Reza.

"LO ADALAH ANUGRAH TERBESAR YANG PERNAH ALLAH BERIKAN KEPADA GUE SETELAH AYAH SAMA BUNDA!" lanjut Reza berteriak.

"Hufft" buang nafas Reza ketika merasa sesak di dadanya.

"Hiks... Gue bahkan gak pernah sekalipun buat kekerasan sama lo Acha, tapi dia? Dia dengan mudahnya ngatain lo jalang dan bahkan..m nampar pipi lo?" Lirih Reza yang sangat frustasi.

"HAHAHAHA" suara tawa Reza yang membuat siapa saja yang mendengarnya akan tau apa yang ia rasakan saat ini.

"Gue bodoh? Yah... gue emang bodoh karena telah membiarkan adik gue sendiri pacaran sama bajingan kek dia".

"Gue bodoh! Gue keparat! Gue sialan! Dan gue seorang pengecut karena tidak bisa berbuat apa-apa ketika adik gue disakitin orang lain!" Ucap Reza yang kini memukul kepalanya frustasi.

"ARSEN SIALAN!" teriak Reza yang menggelegar ke seluruh mansgion. Saat ini tidak ada siapapun dimansion, hanya ada Acha dan Reza. Jadi Reza bisa berteriak sepuasnya.

"AKHHH!!!" Teriak Reza lagi dan langsung merosot disamping dinding yang ia tinju tadi.

"Hiks... Hiks... Hiks..." tangis Reza yang tidak kuat menahan tangisannya lagi. Dia benar-benar kecewa kepada dirinya sendiri karena telah membiarkan adiknya disakiti orang lain.

"Disatu sisi gue mau bunuh lo Arsenal! Tapi disisi lain gue gak mau kalo adik gue ninggalin gue karena gue bunuh elu" ucap Reza kepada dirinya.

"Gue bodoh! Hiks...".

"Maaf karena belum bisa menjadi abang yang baik dan sempurna buat lo Acha. Gue gak berguna banget buat jadi abang lo" ucap Reza sambil menatap kosong didepannya.

"Lo orang yang paling bodoh Reza" gumam Reza kepada dirinya sendiri dan tak lama kemudian ia berdiri dan langsung pergi keluar dari mansion keluarganya.

"Hiks... Hiks... Hiks... Maafin Acha bang Eza" ucap Acha sambil menangis. Sedari tadi Acha tidak benar-benar pergi meninggalkan Reza. Dia malahan bersembunyi untuk melihat apa yang dilakukan abangnya. Dan yang dia lihat sungguh menyayat hatinya. Abangnya benar-benar sayang kepada dirinya. Dia bahkan sedari tadi menutup mulutnya agar suara tangisnya tidak terdengar oleh Reza. Dia merasakan sakit didada nya ketika melihat Reza sangat frustasi seperti itu.

"Abang Eza udah sempurna banget buat Acha, bahkan bang Eza abang yang paling baik dan sempurna sedunia, Acha bangga banget karena punya abang kayak bang Eza dan abang Eza juga anugrah terbesar yang pernah Acha milikin setelah Ayah sama Bunda" ucap Acha sambil tersenyum getir.

"Yang seharusnya minta maaf itu Acha, karena Acha belum jadi adik yang baik dam berbakti kepada bang Eza".

"Maaffin Acha abang".

Tbc!

Maaf jika ada typo dan juga ada kata-kata yang tidak menyambung dari cerita diatas!


Nih author kasih lope buat kalian🖤😹

~Terima Kasih~

POSSESSIVE ARSENALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang