Part 10

91.9K 940 20
                                    

Airin POV

 Dengan cepat aku melepas hak tinggi ku dan menaruhnya di rak sepatu, tak lupa ku lepas jaket dan menggantungnya di stand hanger. Lalu dengan setengah berlari aku masuk kedalam kamar mandi.

Akhirnya setelah mengemudi lama dari Jakarta  Selatan  melawan hujan deras sembari menahan pipis, sampilah aku di rumah  tepatnya dikamar mandi lantai bawah. 

Setelah semuanya selesai ku cek ruang TV dan dapur.  Karena tak ada orang,  kucoba untuk  mengecek kamar Devina, dan kamar ku untuk mengecek Angga, hmmm tak ada orang.

Lagi-lagi seperti ini, sudah sebulan lamanya aku merasakan kesepian semenjak insiden Devina marah di ruang makan, dan insiden Angga yang menolakku. 

Minggu pertama Angga hanya berangkat pagi-pagi sekali ,begitu juga dengan Devina yang sepertinya tidak akan keluar kamar setelah aku berangkat kerja. Namun kami semua masih makan diruang makan,secara terpisah. 

Namun setelah itu, Devina bilang tugas ia sangat menumpuk apalagi dengan tugas kelompok, sehingga harus pulang larut malam bahkan tanpa menemui ku. Kami jika berpas-pasan hanya melempar sapaan dengan senyuman, berbasa basi sedikit lalu dia kekamar atau alasan pergi kekampus dan semacamnya, seperti menjauhi ku

Angga pun seperti itu, ia selalu sibuk dengan telefonnya, jarang mengobrol denganku, tugasnya di kantor selalu dibawa kerumah lalu dikerjakan di ruang keluarga atau bahkan dikantor sampai larut malam. Hal ini membuat ku sangat frustasi, aku mencoba memahami mereka karena bisa dibilang akupun sangatlah egois, karena ingin menjabat di kantor pusat dengan jabatan yang lebih tinggi, aku pun jarang dirumah dan mengabaikan suamiku dan Devina.

"sekarang aku merasa sendiri ughhhhh" teriak ku keras di bawah bantal. Untuk orang yang selalu menjadi pusat perhatian, nuansa ini sangatlah bukan aku, terlalu sepi.

Apa kutunggu saja mereka? Selama ini aku sama sekali tidak melakukannya, jadi belum tau siapa yang masuk kerumah duluan. "baiklah, lebih baik kutunggu sambil mengerjakan tugas yang belom selesai." gumamku.

Segera saja kubuat cokelat hangat kesukaanku untuk kuminum diruang tamu dan kuambil laptop ku dari tas. Aku akan menunggu, hingga mereka pulang.

*****

Airin menoleh kearah pintu ketika mendengar pintu rumah dibuka, dilihatnya Devina yang sedang menaruh sepatu di rak dengan tangan  kirinya yang penuh dengan kertas karton, wajah Devina pun keliatan sangat lelah.

Airin melihat jam di laptopnya, jam 10. Pantas saja

"hai Dev" sapa Airin, sontak Devina yang sedang mencari handphone di tasnya kaget dan melihat ke sumber suara. "ah, hai kak"

"tugas kuliah banyak ya?" Airin tidak ingin menjadi kakak yang terlalu pengekang, apalagi diusia Devina yang sekarang, bisa-bisa dia makin merasa tidak punya kebebasan untuk melakukan sesuatu di dalam dan luar rumah, malah bisa jadi makin menjauh dari Airin, Airin pun waktu kuliah juga sering pulang malam. 

"ya, abis kerjain tugas bareng sama temen. Kakak belom tidur?" Devina berjalan mendekat untuk melihat apa yang kakak nya lakukan.

"kakak masih kerjain tugas nih, sambil nungguin kalian pulang. Angga belom nyampe dirumah jam segini juga." Devina hanya mengangguk lalu terdiam.

Jujur sudah lama sejak kejadian itu ia tidak pernah mencoba untuk berbicara dengan kak Angga, dan kak Angga pun sepertinya mengerti. Kadang ketika kak Angga mengantarnya, mereka juga terdiam ditemani musik hingga akhirnya sampai di kampus  Devina. 'terimakasih kak' hanya kata itu setelah mereka sampai, lalu menutup pintu.

"yaudah aku keatas ya" kata Devina, Airin diam beberapa saat setelah itu tersenyum dan mengangguk. "istirahat yang cukup ya, jangan sampai sakit". 

Hidden Love.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang