Part 17

47K 602 37
                                    

"ahhh... Gaa....ahhh" 

"ahh.. aku ga.. ahhh.. aku ga kuat...ahh lagi" Airin lelah, Angga tidak berhenti-henti nya memasuki nya. Entah kenapa,  baru dua putaran ia sudah merasa menyerah namun disatu sisi tetap menggalungkan tangannya dengan erat lalu mencium bibir Angga. 

"hmmm.... sayang... hh" Angga mengeluh keenakan, juniornya masih belum bisa berhenti untuk memasuki istrinya. Sudah dua kali istrinya orgasme dan sekarang  ia terlihat kelelahan, namun ia belum mendapatkan puncaknya.

"keluarin.. di ahhh.. luar sayang..uhh" Airin mengeratkan pelukannya.  Keringat membasahi tubuhnya namun ia tak ingin Angga tidak puas, ia tahu Angga merindukan hal ini.

"ahhh aku hhhh" Angga mempercepat genjotannya, ia akan keluar.

"hmm ya.. ahh"

"Uhhhhh aaaahhhh" Ia mengeluarkan junior nya dengan cepat  lalu menumpahkan sperma nya di perut istrinya.  Setelah  beberapa saat Angga merebahkan diri disamping Airin sambil menetralkan nafasnya.

"uhmmh it's been so long right baby?" ucap Airin dengan senyuman nakalnya, lalu mencium pipi Angga dan berdiri. "Aku mesti ketoilet sebentar"

Angga yang mendengar itu mengangguk, setelah mendengar Airin menutup pintu kamar mandi ia hanya terdiam. Entah kenapa bukan ini yang ia harapkan dari dirinya sendiri. Ia merasa seperti penjahat kelamin (?). Lelaki gila yang hanya haus sex dan berpindah-pindah mencari kenikmatan dari satu wanita ke wanita lain.

"brengsek" ucap dia pelan pada akhirnya, tangannya terkepal. Ia harus membuat keputusan yang baik, bukan malah seperti ini. 

"sooooooo, are you free tomorrow?" suara Airin  yang baru keluar dari kamar mandi memecah konsentrasi Angga dengan pikirannya sendiri.

"hmm aku kerja,seperti yang kamu tau." Angga tersenyum kecil, lalu menepuk bantal sebelahnya untuk mengajak Airin tidur disampingnya. Berusaha tenang seolah tidak ada yang terjadi. 

"mumpung aku lagi libur besok, gimana kalo kamu off dulu kerja nya sehari? sehariii aja kita luangin waktu hmmm?" Airin merajuk, ia mencoba agar Angga jatuh dalam siasatnya. Muka memelas dan mata  yang melebar, ah tak lupa suara yang diimut imutkan.

Angga yang melihat itu lama kelamaan tertawa pelan "hahaha.. astaga kamu mau ngapain emangnya?" 

"aku udah lama ga ketemu Devina, kamu terus yang ketemu. Gimana kalo besok kita bertiga jalan-jalan bareng?" Angga merasa jantungnya berdetak selama sedetik setelah mendengar jawaban Airin.

"kamu gamau jalan berdua aja? kita juga udah lama ga jalan bareng?" Angga  lebih baik memberikan saran yang lain, ia pun juga yakin Devina tidak akan menyukai hal ini. "kamu emang juga udah tau Devina besok free?"

"udah, aku kemarin nanya ke Marvel tentang jadwal kosong nya Devina. Dan dia cuman kosong besok. Ayolah... Temenin kita. Siapa tau kita belanja banyak, keberadaan kamu itu diperlukan" Angga tersenyum kecil. "aku mesti kerja besok Ta"

"kalo gamau aku marah" Airin memberenggut, ia membalikkan badannya memunggungi Angga. Airin tau pasti jika ia seperti ini, Angga akan mengikuti keinginannya. 

Angga diam. Jujur ia benar-benar tak suka dengan keadaan ini. Ia melihat betapa takutnya Devina saat itu ketika mereka berada di Gramedia bersama, lalu Airin meneleponnya. Apa reaksi Devina secara langsung jika baru ditelfon saja sudah takut setengah mati?

"aku udah lama ga ketemu Devina, kadang aku ngerasa kepindahan Devina karena salah ku yang ga telalu care sama dia" lanjut Airin lirih. "aku ngerasa takut canggung pas kita bareng nanti." Mau tidak mau Airin ungkapkan juga alasan dia ngotot ingin bertemu Devina. Jujur dia merasa seperti kakak tiri bagi Devina karena hubungan mereka yang sampai sekarang tidak terlalu dekat.

Hidden Love.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang