Part 6

153K 1.4K 28
                                    

Angga tersenyum kecil membelakangi Devina.  Ia memang sengaja untuk tidak bicara dan bercanda dengannya dan sibuk dengan aktivitasnya bermain di kolam air terjun.

Airin pernah bilang bahwa kesukaan Devina adalah berenang dan segala aktivitas yang berhubungan dengan air.  Maka dari itu ia membawa Devina kesini.  Dan rencanya berhasil,  walau ia salah karena tidak menyuruh Devina untuk membawa pakaian ganti.

Situasinya memang agak rumit tadi, Devina pun hanya tidur selama perjalanan sehingga ia menimbang apakah ketempat ini adalah pilihan yang tepat, namun ya.  Disinilah mereka sekarang. 

Angga menoleh, sambil tersenyum. Ah, membawa Devina kesini memang kesalahan. Lihat ia hanya menggunakan tanktop yang memperlihatkan bentuk tubuhnya.  Apa dia mencoba untuk menggodaku?

"kamu sebelum berangkat gapake kaos didalam hoodie kamu tadi? "

"terus aku  mati kepanasan karena menggunakan baju berdouble-double?  Tidak terimakasih kak Angga" ujar Devina cepat sambil menghampiri air terjun melewati Angga.

"ahh segarnyaaa" teriak Devina dengan puas. Sudah lama ia tidak ke air terjun. Dan lihat,  air nya memang sangat bersih.  Ia tak dapat menahan senyumnya dan tertawa seperti anak kecil.

Angga ikut tersenyum. Ya baiklah,  hal ini cukup baginya.  Dia ikut senang akan mood yang dimiliki Devina saat ini.  " celana kamu gimana?  kamu bawa gantinya? "

Devina tertegun. Sial, ia lupa. " kak? kakak ga masalah kan kalo kursi mobilnya basah? " Devina menoleh kebelakang untuk melihat Angga yang tengah menghampirinya. 

"tidak akan kubiarkan itu terjadi"  ucap Angga singkat. Lalu berdiri disamping Devina menikmati turunnya air terjun itu. "seperti mandi di shower" ucapnya .

"terus aku mesti ngapain dong? " Devina menarik Angga keluar dari pancuran air terjun yang menghujam mereka. 

"ck, nanti kakak beliin.  Kamu sebutin saja ukurannya" Angga merangkul Devina dan menarik mereka kembali ke pancuran air terjun.

Devina menganga.  Ukuran?  Ukuran celana dalam maksudnya? 

"aku tidak akan ngelakuin apa-apa Devina.  Apa kamu mau beli sendiri berjalan kaki kedepan dengan keadaan basah kuyup? Karena kakak gak akan membiarkan kursi mobil basah karena celana kamu" ujar Angga kembali seperti bisa membaca pikiran Devina mengenai ukuran.

"baiklah" ujarnya singkat. 

Devina menoleh kearah Kak Angga,  ia melihat laki-laki itu tengah menutup matanya dan membiarkan air terjun menghujaninya.  Ini memang aneh,  tidak mungkin air terjun ini tidak sakit. Namun gilanya,  kami tetap melakukannya.

Lalu matanya turun kearah perutnya. Devina terkaget melihat roti sobek sebanyak 6 biji berada diperut kakak iparnya.  Apa dia rajin berolahraga? Kenapa ia tidak menyadari ini?  Apalagi kita pernah melakukan itu.  Ah benar,  mati lampu.  Haha. 

"kamu lagi ngelihatin apa hm?" suara berat kak Angga membuat nya salah tingkah sehingga ia langsung menoleh kearah yang berlawanan.

Kak Angga tersenyum. Dasar bocah nakal. 

"sini" Angga menarik Devina keluar dari pancuran Air terjun.  Seperti itu sudah cukup, mereka akan mengalami sakit badan jika terlalu lama disana. 

Devina mengikuti, lalu Angga menghadapkan tubuh Devina kearahnya,  yang membuat Devina menatap wajahnya. "kenapa kak? "

Angga tersenyum. Lalu berjalan mendekati Devina.  Devina merasa was-was akan tindakan yang dibuat kakak iparnya.

Namun ternyata Kak Angga hanya memeluknya dengan hangat.  Namun ia bingung ingin merespon apa. Apakah Devina harus membalas? 

Hidden Love.Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora