Part 5

176K 1.6K 17
                                    

"Devinaa!!" teriak Audrey, teman sekampusnya. Devina yang saat itu tengah berjalan dengan pikiran yang riuh pun otomatis buyar seketika.

"Apa sih Dreyy" balasnya sambil menggatak kepala Audrey ketika dia sudah disamping nya. "ih sakit!"

"kemarin rumah lo mati lampu ga? Gila gua gabisa ngerjain tugasnya Pak Andi, untung aja deadline masih besok. Lo gimana udah kelar? "

Devina mematung, dia jadi mengingat kejadian malam yang terlarang.

Malam kemarin

"ah kak" setelah mendapatkan pelepasan, Devina merasa badannya lelah. Ia mengalungkan tangannya keleher Angga dan menariknya agar ia bisa melihat Angga dengan dekat. 

Rahang tajam,  hidung mancung,  mata besar, dan alis tebal ia sentuh satu persatu hal indah tersebut.  Kenapa selama ini ia tak sadar? 

Angga yang merasa diperhatikan memberhentikan aktivitasnya mencium leher dan pundak Devina setelah pelepasan wanita itu, ia tahu bahwa ia harus memberi ruang walaupun sebenarnya ia tak tahan untuk melanjutkannya,  wanita ini benar benar polos

"kenapa melihatku hm"  tanyanya sembari menyampirkan rambut Devina yang berantakan namun keliatan sexy itu

"apa kata kakak nanti? " ucapnya lalu mencium bibir kak Angga singkat.  Lalu melepaskan pelukannya menghundarkan diri dari rengkuhan kak Angga. Ia memang egois, setelah mendapatkan pelepasannya ia ingin berhenti.  Kesalahan ini harus berhenti.

Flashback end

Jadilah ia tadi pagi menemukan atmosfir yang tiba tiba berubah, bahkan Devina cepat-cepat bangun pagi untuk menghindar dari Angga dan Kak Airin

"woy! Bengong kan" Devina tersadar ketika tangan Audrey menyentil hidung mancungnya

"ish. Gua udah kelar.. Sampe rumah langsung gua kerjain tugasnya. Wlee"

"idih sombong" Devin hanya terkikik mendengat itu, dan berusaha melupakan hal yang sudah sudah.

"udaah ah masuk yuk"

#####

"Tumben tu anak udah berangkat" Angga yang sedang memakan roti berhenti mengunyah.

"udah pergi dia?"

Airin mengangguk  "hmm iya. Kemarin malem dia tidur jam brapa tuh. Ampe bisa bangun jam pagi" Angga tersedak. Pertanyaan yang sebenarnya ia bisa jawab namun hal yang berbahaya untuk dilakukan.

"duh pelan pelan sayang".  Airin mengambil minum untuk Angga yang segera diambilnya. Perlakuan kecil memang, namun sebenarnya menyentil hati Angga.

"Makasih rin".

"Rin? Tumben" balas Airin, ia sudah lama tidak mendengar inisialnya dipanggil seperti itu oleh suaminya sendiri. Biasanya 'sayang' atau 'ata' dari nama belakangnya 'Airin Agatha'

Angga hanya tersenyum, senyum bimbang antara harus setia atau berada di jalur yang salah.

###
Sudah dua hari, dua hari lamanya Devina menghindar dari Angga. Lucu memang, padahal Angga lah tuan rumahnya. Tapi dialah yang mau tak mau dihindari Devina. Tapi tidak dengan Airin, ia tetap harus menjalannkan peran adik baik yang sebenarnya tidak bisa ia lakukan. Ia harus selalu bertemu dengan kakaknya ketika Angga tidak ada, itu lah hal baik yang bisa ia lakukan selama ini

Saat ini sudah hari Jumat, tidak ada kelas sehingga Devina ingin melewati hari ini dengan lari pagi. Setelah jam sudah menunjukkan angka 9, ia baru berani pulang ke rumah. Ia yakin bahwa Angga sudah berangkat bekerja.

Hidden Love.Where stories live. Discover now