[1] New Love

3.5K 407 17
                                    

Jisung tersenyum melihat hasil karya nya di kanvas itu. Senyuman tulus yang selalu terpatri di hadapan orang terkasih. Hanya untuk kekasih nya.

Setelan kemeja nya yang berwarna putih dengan rambut yang di tata membuat nya sedikit terkesima akan pantulan dirinya di cermin.

Ia tidak pernah berpenampilan seperti ini. Tapi, untuk hari ini pengecualian. Ia tidak keberatan sama sekali dengan itu. Lagipula ini untuk orang terkasih nya.

Sebuah cincin di kotak mungil itu kembali membuat bibir nya menukik senyum. Rasanya ia sudah tidak sabar untuk makan malam.

Jam dinding sebenarnya baru menunjukan pukul 5 sore yang berarti masih ada beberapa jam lagi untuk nya mengutarakan maksud cincin tersebut di hari spesial dalam hubungan mereka.

Tapi tak apa, Jisung tetap mengambil kotak mungil itu dan menyimpan nya di saku. Kanvas yang sudah kering itu ia masukan ke dalam tote bag putih dengan pita di tengah nya.

Romantis sekali kan dirinya.

Tentu. Itu akan ia lakukan demi kekasih nya. Yang sebentar lagi akan menjadi tunangan nya.

Memastikan sekali lagi penampilan nya di cermin. Jisung melangkah keluar apartement nya. Tersenyum ramah pada tetangga yang menyapa nya.

Mobil yang terparkir apik itu di dekati nya. Masuk dan menaruh dengan hati-hati tote bag di kursi penumpang.

Kenapa ia memilih pergi di saat jam makan malam masih beberapa jam lagi? Tentu saja ia akan membeli kue dan beberapa hadiah lainnya.

Selama di perjalanan Jisung tersenyum sendiri. Membayangkan bagaimana kekasihnya menangis bahagia atas apa yang ia lakukan nanti.

Jisung berhenti tepat di depan toko kue. Dirinya melangkah bahagia dan memesan kue sesuai apa yang disukai kekasih nya.

Sedikit lama karena ia meminta pada penjual untuk menghias kue tersebut sesuai tema yang ia inginkan.

Setelah penjual memberikan bag berisi kue Jisung segera memasuki mobil nya dan menaruh kue tersebut di samping tote bag berisi kanvas.

Ia kembali melanjutkan mobil nya menuju taman. Selagi menunggu malam Jisung ingin beristirahat sebentar di taman walau hanya duduk diam. Seharian ini ia memang bekerja, lelah sebenarnya. Tapi ia tak mungkin melupakan hari spesial nya dengan sang kekasih.

"Ah, aku sangat gugup. Semoga dia menyukainya."

Jisung duduk di bangku taman seorang diri. Meneguk minuman yang baru saja ia beli sebelum memilih duduk di bangku taman dekat kolam.

Namun, saat tegukan terakhir gerakan nya terhenti. Disana, dua orang yang saling berpelukan dan jangan lupakan lilin yang melingkar di sekitar mereka. Hey, ini masih sore. Kenapa lelaki itu memakai lilin?

Sebelum ia membuang pandangan ke arah lain matanya tak sengaja menatap seseorang yang sangat di kenal nya. Disana. Di dalam pelukan lelaki gila yang menyalakan lilin di sore hari.

Memegang sebucket bunga mawar merah dengan kotak kecil di genggaman nya. Matanya terus menatap kedua orang itu. Dia. Jaemin melihat ke arah nya. Tapi apa yang dilakukan kekasih nya itu?

Dia hanya menatap Jisung.

Hanya menatap.

Tangan kanan yang masih memegang botol itu mengepal. Membuat botol plastik itu remuk tak berbentuk. Dengan sekali lemparan botol itu jatuh tepat di kaki Jaemin.

"Dasar bodoh."



...



Langkah riang nya dan wajah ceria itu membuat orang-orang di sekitar nya menahan gemas. Lelaki dengan surai hitam itu sesekali tersenyum dan melambai pada penjaga toko.

Hari ini adalah hari yang sangat ia tunggu-tunggu. Sesekali ia merapikan rambut nya yang berantakan sebab ia yang melompat-lompat kecil.

Chenle menahan tawa nya. Tangan kanan yang memegang sebuah kotak dihias pita silver itu memeluk erat kotak berharga tersebut.

Bahkan saat seseorang berjalan di samping nya dengan cepat Chenle mengeratkan pelukan nya. Melindungi kotak tersebut agar tak tersenggol sedikit pun.

Memang sih isi kotak tersebut bukan benda yang mudah pecah. Tapi tetap saja. Isinya itu sangat berharga dan Chenle tak mau saat kekasih nya membuka kotak tersebut isi nya jadi berantakan.

Sangat perhatian sekali dia.

Niatnya ia ingin membeli bunga. Tapi nanti akan terasa aneh jika kekasih nya pun membeli bunga untuknya.

Jadi dengan sedikit mengerutkan bibir nya. Chenle masuk ke dalam sebuah toko jam. Ia akan menghadiahkan kekasih nya dengan sekotak jam tangan.

Terus kotak berpita silver itu apa? Ah kalau itu rahasia. Chenle merasa ia harus membelikan hadiah untuk sang kekasih.

Setelah mendapatkan barang yang ia ingin kan. Langkah nya yang riang membawa nya menuju taman. Kekasihnya meminta nya untuk bertemu di taman.

Ah, Chenle sudah memikirkan apa yang akan terjadi nanti. Pasti sangat romantis.

Tapi langkah nya terhenti saat melihat dua orang di depan sana yang sedang berpelukan. Dengan di kelilingi lilin dan sebucket bunga di genggaman seseorang yang berada di pelukan sang kekasih.

Disana. Jeno, kekasihnya. Sedang berpelukan dengan orang lain di hari spesial hubungan mereka.

Chenle sedikit melonggarkan pelukan kotak itu, tangan kanan nya yang kosong diremat kuat. Menahan gejolak di hati nya.

Sakit. Sangat sakit saat tau kekasih nya hanya menatap nya tanpa melepas pelukan pada orang itu. Tak ada usaha melepaskan pelukan dan berlari menghampiri Chenle untuk menjelaskan. Tidak ada.

Yang ada hanya senyum kecil yang di tunjukan untuk nya oleh Jeno.

Ah, ternyata pikiran Chenle tentang adegan romantis benar-benar terjadi. Terjadi pada dua orang disana.

"Sialan. Sakit sekali."














Lanjut?

Short Story [jichen]Where stories live. Discover now