🎃Halloween 🎃

1.4K 241 11
                                    

Tidakkah kau lega tidak menyalakan lampu?

Di sebuah kamar nomor 253 terdapat sepasang sahabat yang menghuni kamar tersebut.

Kedua mahasiswa itu memiliki sifat yang sangat berbeda, lelaki dengan kacamata yang selalu bertengger di hidungnya itu pendiam, tidak pandai bersosialisasi, sangat tekun, suka sekali membaca dan senang melukis.

Sedangkan lelaki yang lebih pendek, yang terlihat sangat manis itu memiliki sifat yang ceria, mudah sekali bergaul, sangat malas belajar dan merupakan anak teater.

Entah bagaimana keduanya menjadi teman dekat. Bahkan para mahasiswa di universitas bertanya-tanya, bagaimana cara mereka berkomunikasi satu sama lain, Jisung yang terlihat ogah-ogahan bicara pada orang lain dan Chenle yang tidak bisa diam.

Namun semua itu berubah sejak satu minggu yang lalu, dimana saat Jisung pertama kali mengajak makan malam di luar. Chenle yang saat itu sedang bosan menjadi luar biasa terkejut karena Jisung yang berbicara lebih dulu kepadanya.

Sebenarnya tidak ada yang salah dengan itu, hanya saja saat mereka makan di sebuah cafe tiba-tiba saja Jisung mengutarakan perasaannya.

Chenle jelas makin terkejut dan menjadi tidak bisa bicara. Dia hanya diam memandang Jisung yang tengah memberikan sebuah kotak hitam kecil, Chenle tidak tahu apa isi kotak tersebut karena Jisung tidak membukanya.

Tetapi sebelum tangannya meraih kotak tersebut, tiba-tiba saja Jisung kembali menarik kotak itu dan memasukkannya ke dalam jaket. Lelaki itu membenarkan kacamatanya dan kembali melanjutkan memakan cake.

Chenle bersyukur, Jisung tidak mengungkit hal itu besok harinya. Tapi Chenle memberikan note dan meletakkannya di meja belajar Jisung. Bertuliskan ucapan maaf dan sebuah hadiah kecil.

Setelah itu Jisung jadi jauh lebih perhatian padanya, membelikan makan malam juga sering menyiapkan air hangat untuk Chenle yang selalu pulang malam.

Chenle menerima semua itu, dia menghargai usaha Jisung. Namun tidak pernah sekalipun membalas kalimat cinta Jisung padanya. Chenle berpikir itu hanyalah kalimat candaan, Jisung mengatakan kalimat cinta tidak seserius itu.

Hingga sehari sebelum teater akan dimulai, Jisung menjadi kembali seperti Jisung yang sebenarnya. Pendiam dan kembali tidak peduli, membuat Chenle bingung juga senang karena Jisung tidak lagi memberikan kalimat-kalimat cinta.

Kalimat yang sulit dimengerti,

"Darahku adalah cintaku untukmu."

"Merah adalah cinta, aku cinta kamu."

"Maukah kau minum darahku, Chenle?"

Jisung berkata bahwa itu adalah kalimat cintanya untuk Chenle.

Begitulah kalimat cinta dari Jisung, tentu saja itu membuat Chenle berpikir bahwa kalimat cinta Jisung tidak serius.

Di hari Halloween Jisung tidak memiliki kelas, dia masih serius membaca buku saat Chenle tengah bersiap untuk menuju kampus. Tentu saja tidak ada lagi Jisung yang perhatian juga tidak ada lagi kalimat cinta.

Sedangkan Chenle memiliki jadwal di hari Halloween, dia sibuk dengan teaternya, dimana seharian itu tidak bertemu dengan Jisung. Chenle pun sama sekali tidak menanyakan kabar karena sibuk dan tak sempat membuka ponsel walau sebentar.

Short Story [jichen]Where stories live. Discover now