[3] New Love

2.4K 388 2
                                    

Dingin nya angin malam membuat Chenle sedikit meringkuk. Ia hanya mengenakan kemeja tipis berwarna merah muda.

Sesekali Chenle meniupkan kedua tangan nya guna menghangatkan tangan mungil nya yang kedinginan.

Sebuah selimut sudah tersampir di bahu nya, itu semua ulah Jisung. Entah dari mana lelaki itu mendapatkan nya.

Jisung juga menyodorkan segelas coklat hangat ke arah Chenle. Ada beberapa snack yang sudah terbuka. Tunggu, apakah mereka sedang piknik di lapangan pada malam hari?

"Sebenarnya hari ini adalah hari anniversarry ku dengan kekasih- ah mantan kekasih ku. Karena ternyata ia sudah di lamar oleh orang lain. Tepat dimana aku berada.

Mungkin aku akan memaafkan nya jika saja dia mencoba untuk memberi alasan. Tapi ternyata tidak, seperti nya hanya aku yang menjaga hubungan ini.

Kulihat dia begitu nyaman di pelukan orang itu. Karena dia tak sedikitpun mencoba melepaskan pelukan nya saat menatap ku, sebaliknya dia mengeratkan pelukan nya.

Kalau saja dulu aku peka terhadap tatapan jenuh nya. Mungkin kami masih baik-baik saja. Bodoh sekali ya diriku."

Rematan nya pada ujung selimut itu melemah. Chenle teringat dengan kisah nya sendiri. Tapi Jisung sekarang pasti sangat sedih, Chenle tak mau egois jadi ia mengelus pelan punggung itu.

"Hadiah yang sudah ku siapkan terasa sia-sia, jadi aku membuang nya. Dan kue yang mengenai sepatu mu itu juga salah satu hadiah untuk nya --maaf."

Chenle menggeleng kepala nya ribut. Sebenarnya ia tak masalah jika cream dari kue itu mengotori sepatu nya. Justru ia senang.

"Ihh tidak apa-apa. Kan aku juga sudah bilang kalau sepatu ini akan aku buang."

Kini pandangan Jisung beralih menatap Chenle. Ia masih bingung kenapa lelaki itu keukeuh ingin membuang sepatu nya. Sekali lagi Jisung katakan, sepatu itu masih sangat bagus.

"Ini dari mantan kekasih ku. Sebenarnya aku juga punya kisah menyedihkan seperti mu. Hari ini juga hari anniversarry ku dengan dia.

Tapi dia sangat jahat. Dia meminta ku untuk bertemu nya di taman, tapi yang aku dapatkan adalah pemandangan romantis yang aku kira itu akan menjadi hadiah untuk ku.

Nyata nya dia memilih memeluk lelaki itu dan tersenyum ke arah ku.

Aku mau bilang kisah kita itu lucu, tapi sangat menyedihkan."

Chenle tersenyum kecut. Ia masih mengingat jelas bagaimana ekspresi Jeno saat melihat Chenle yang mematung.

Tiba-tiba Chenle kelagapan. Ia malah menceritakan kisah nya. Padahal sudah jelas yang ingin bercerita disini adalah Jisung. Dan kenapa dirinya malah terbawa suasana sampai tak sadar bercerita.

Ia menatap ke arah Jisung. Menggigit bibirnya menahan malu, jelas lah, yang ingin curhat siapa yang bercerita siapa.

"Taman?"

Anggukan kepala Chenle membuat Jisung memicing. Apakah.. Apakah yang ia liat tadi itu adalah kekasih nya dan juga kekasih Chenle?

"Dua lelaki yang di kelilingi lilin dekat danau?"

"Ehh.. Kok tau?"

Dan detik itu juga mereka saling pandang. Berusaha untuk menahan emosi yang akan meledak kapan saja.

Jisung menunduk. Ia merasa bersalah pada lelaki di samping nya, kalau saja ia menjaga kekasih nya pasti lelaki di samping nya ini tidak akan bersedih seperti ini. Sama seperti dirinya

Disisi lain, Chenle memejamkan matanya. Ia lagi-lagi menggigit bibir nya gugup. Merasa tak enak pada Jisung.

Coba saja ia tidak pergi ke jepang saat itu. Pasti Jisung masih bersama kekasih nya dan begitupun dirinya yang masih bersama dengan kekasih nya juga.

Dua manusia yang tak membuat kesalahan apapun saling merasa bersalah atas kesalahan yang di buat orang lain.

Mereka sangat baik ya? Sama-sama merasa bersalah atas perbuatan mantan kekasih sialan mereka.

"Maaf../Maaf eh-"

Kedua nya reflek menoleh. Menatap satu sama lain, setelah nya menunduk.

"Maaf karena aku tak menjaga kekasih ku, kau dan kekasih mu jadi berpisah." ucap Jisung pelan dan masih tetap menunduk. Tangan nya memutar mutar gelas.

"Maaf juga. Coba saja saat itu aku tidak pergi keluar negeri, pasti kau masih bersama kekasihmu." Chenle sedikit berkaca-kaca.

Mereka diam. Tak tau harus melakukan apalagi. Mereka juga terlihat bingung. Bingung dengan keadaan.

Jisung berpikir apakah Tuhan sedang menguji nya. Jisung siap di uji apapun tapi jika menyangkut masalah hati entah kenapa ia sangat sangat merasa lemah.

Orang-orang yg menganggap nya kuat nyata nya ia tak jauh dari sebuah gelas kaca. Sekali tersenggol maka jatuh lah dia dan hancur. Lemah sekali kan.

Mengakui jika semua ini adalah salahnya merupakan salah satu sifat jelek yang Chenle miliki. Bagaimana dulu ia tidak berpikir dua kali untuk meninggalkan kekasih nya tanpa mengabari terlebih dahulu.

Chenle benar-benar merasa menjadi manusia paling tidak berguna. Karena ulah nya, orang-orang di sekitar nya menjadi tidak bahagia. Terutama lelaki di samping nya itu.

Sungguh Chenle sangat merasa bersalah. Ia tak enak hati untuk sekedar menatap orang yang baru saja di kenal nya beberapa saat lalu.

Lucu. Dua orang yang mempunyai kisah serupa bertemu dan saling menghibur, walau entah apa yang dapat menghibur mereka.

Apakah Tuhan punya rencana lain yang lebih baik? Ya, Chenle harap seperti itu.

Tak lama Jisung mengambil ponsel nya. Ia membuka nya dan menyodorkan ke arah Chenle. Jelas terlihat jika lelaki itu menatap bingung ke arah Jisung.

"Suka lagu apa? Hitung-hitung menghibur hati kita yang berantakan."

Chenle mengetikan sesuatu di ponsel Jisung. Tak lama lagu berputar di temani angin malam yang berhembus kecil. New Love - NCT U.

"New love?"

Chenle menggaruk tengkuk nya. Ia sedikit malu alasan memilih lagu itu.

"Em.. Iya, semoga kita menemukan cinta yang baru."

Keduanya menunduk. Memilih mendengarkan alunan musik yang keluar dari ponsel Jisung.

Entah kenapa hati kedua nya menghangat. Padahal baru beberapa jam lalu mereka merasakan patah hati yang paling menyakitkan. Hebat nya sakit itu berangsur angsur pergi entah kemana. Mungkin mengalir terbawa aliran coklat hangat yang mereka minum.

Sesekali mereka tertawa saat tak sengaja Chenle menyenggol lengan Jisung yang sedang meminum coklat hangat nya.

Biarkan mereka seperti itu. Tertawa di saat hati berantakan sangat sulit, mereka menjadi manusia hebat yang bisa saling menghibur satu sama lain. Melupakan sejenak masalah yang baru saja menimpa mereka.

"Habis ini kita dengarkan lagu Day 1-HONNE." ucap Jisung sambil membuang pandangan ke samping.













-End-

Short Story [jichen]Where stories live. Discover now