Chapter - 13

64 40 86
                                    

Nadara Rafeyfa Azzura Dirgantara ──────────────Ini gadis ketiga yang Zayn sapa tanpa memikirkan perasaanku

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Nadara Rafeyfa Azzura Dirgantara
──────────────
Ini gadis ketiga yang Zayn sapa tanpa memikirkan perasaanku. Apa berjalan bergandengan tangan itu tidak cukup untuk menggambarkan status kami? Cih, gatal sekali aku ingin memarahi mereka.

"Kak, boleh minta foto bareng?"

Ya Tuhan apalagi ini?? Rasanya seperti aku seorang selir dari raja dinasti kuno. Memang patut dinomorduakan karena satu hal yang dinilai lemah. Pfffttt dan lagi, mengapa Zayn terus menuruti perkataan mereka?! Ayolah, kekasihku bukan seorang budak.

"Hehe cemburu ya?" godanya saat aku lebih memilih berjalan seorang diri. Ketika kami melalui satu gadis lainnya, dengan segera aku mengancam Zayn.

"Jangan menyapa lagi atau aku akan mencampakkanmu!" ancamku. Jakunnya bergerak turun, yang dapat dipastikan dia menelan saliva kasar.

"Oke, nggak akan," ucapnya gemas. Bagaimana tidak? Pria ini mengangkat satu tangannya seolah bersumpah menuruti perkataanku.

Aku menepuk puncak kepalanya pelan. "Baguslah. Haha ... anak manis."

Aktivitas kami diinterogasi tatkala seorang gadis memanggilku dari kejauhan. Melalui ekor mata, Zayn memberiku kode-kode yang tak dapat kujelaskan. Jujur saja aku tidak mengerti haha.

"Nada, siang ini kita pergi ke toko buku, yuk? Ada bazar novel karya-karya pujangga terkenal, lho. Aku pingin beli Henry VIII karya Shakespeare!" seru Imelda antusias. Bola matanya tampak membulat sempurna saat memberitahuku hal itu.

"Benarkah?"

"Iya! Kamu mau pergi bareng aku?" kubalas ajakannya itu dengan anggukan penuh minat. Yang benar saja? Ada bazar karya Shakespeare tapi aku tidak mengunjunginya.

"Ya Tuhan, aku membenci pujangga itu. Berani sekali dia mencuri kekasihku," beo Zayn sebal lantas berjalan meninggalkan kami. Aku melempar tatapan pada Imelda, kami tertawa bersama. Menggelikan Tarazayn itu.

oOo

Kuraih tragedi Macbeth dan memasukkannya ke dalam keranjang. Disusul beberapa buku lain, seperti Sir Thomas More, King John, serta The Tragedy of Errors. Semua ini belum pernah aku baca. Aku penasaran sekali bagaimana alur di dalamnya.

Aku tidak menemukan Imelda untuk sementara waktu. Atas spekulasi gadis itu sedang mengelilingi lebih jauh bazar ini, aku meninggalkannya dan berjalan menuju kasir. Well, harga buku-buku yang dibeli ternyata tidak mendapat diskon. Tapi tak apa, itu sama sekali bukan masalah.

Setelah memberikan beberapa lembar uang tunai, perhatianku tertarik akan seorang wanita yang berjalan bergandengan bersama pria asing. Tunggu! Laurent?! Hmm ... kesempatan bagus bagiku untuk membongkar kedok biadab seorang Laurent pada daddy. Huh, sesekali pria itu harus mengetahui bagaimana tingkah istrinya yang mengerikan.

Best Part [ COMPLETED ] Where stories live. Discover now