03

2.7K 441 38
                                    

Hazel tak berhenti menyunggingkan senyumnya saat lagi-lagi kerumunan manusia di dalam kantin selalu memperhatikan setiap gerakannya, gadis itu selalu suka menjadi pusat perhatian. Langkah kakinya tiba-tiba terhenti, mata Hazel berbinar seolah mendapatkan berlian ketika menatap laki-laki asing yang duduk di salah satu meja. Hazel tebak bahwa dia anak kelas X, pantas saja Hazel baru sekali ini melihat laki-laki tampan itu. Ingatan Hazel belum pernah mengkhianatinya, ia sudah hafal siapa saja laki-laki bertampang bagus yang ada di dalam sekolah ini dan tentu sudah pernah ia pacari.

Hazel berbalik, tangannya merogoh saku seragam dan mengambil sebuah cermin kecil dari sana. Hazel memperhatikan penampilannya yang masih terlihat baik, sekarang ia mulai menyisir rambutnya dengan jari-jari tangannya. Setelah siap, Hazel berjalan dengan anggun mendekati meja tempat duduk laki-laki itu bersama temannya. Seperti tebakannya, empat orang yang mengisi meja itu menatapnya penuh kagum. Yang paling Hazel suka, laki-laki incarannya seolah langsung tertarik olehnya bahkan ketika baru sedetik menatapnya.

"Ini kakak kelas yang lo bilang cantik?" bisik salah satu laki-laki hingga membuat Hazel semakin bangga karena bisikan tersebut masih bisa ia dengar dengan jelas.

"Ada apa, Kak?" tanya laki-laki lainnya gugup.

"Nama lo siapa?" tanya Hazel langsung ke inti pada laki-laki incarannya.

Laki-laki itu berdiri dengan cepat tepat di hadapan Hazel. Ia mengulurkan tangannya ke depan dan segera diterima baik oleh Hazel. Bibirnya menahan senyum saat menyentuh telapak tangan lembut itu. "Gwen," ucapnya berusaha santai.

"Hazel." Hazel melempar senyum terbaiknya sebelum melepaskan jabatan tangan mereka.

Hal ini tentu tak bisa lepas dari mata siswa/siswi lainnya. Sepertinya, Gwen akan menjadi mangsa Hazel selanjutnya. Hazel memang tidak bisa diam saat melihat laki-laki tampan, gadis cantik itu akan selalu mendahului gadis-gadis lainnya yang sudah pasti kalah saing olehnya. Memang tidak adil, tapi bukankah dunia memang tidak pernah adil? Kalian akan lebih dihargai bila memiliki kekuasaan dan tentu paras yang mendukung.

Tanpa menunggu waktu lama, Hazel mengeluarkan ponselnya dan menyerahkannya kepada Gwen. Lagi-lagi Hazel memasang mimik manisnya karena tak ada satu pun yang menolak permintaannya saat ia memasang wajah semanis mungkin, pengecualian untuk Elnath. "Kalau boleh, minta nomor telepon lo." Tidak tahu malu? Ayolah, Hazel sudah biasa melakukan ini. Lagi pula ia sangat yakin bahwa tidak akan di tolak. "Itu juga kalau boleh, kalau nggak juga nggak ap—"

"Boleh, siapa yang bilang nggak boleh?" Gwen dengan cepat merebut ponsel Hazel. Gwen bersumpah akan berterima kasih pada kedua orang tuanya karena telah melahirkannya dengan keberuntungan yang sangat besar, bahkan di hari pertamanya masuk sekolah menengah atas sudah bisa memikat hati kakak kelas yang paling terkenal di sekolah.

"Elnath, pacar lo ganjen lagi!" teriak seseorang hingga membuat tubuh Hazel mematung. Apa Elnath sudah sampai di kantin?

Kepalanya menengok ke belakang, Elnath berdiri di sana dengan tatapan tajam yang mengarah padanya. Sial, lagi-lagi Hazel terciduk. Hazel tersenyum canggung, belum selesai Gwen menyimpan nomornya, Hazel lebih dulu menarik ponselnya dan berlari ke arah Elnath.

"Tadi siapa yang teriak-teriak? Itu fitnah, nggak baik tau!!" teriak Hazel tak kalah kencangnya.

Beno tersenyum mengejek saat melihat wajah panik Hazel. "Selingkuh lagi, selingkuh lagi, udah putusin aja," saran Beno pada Elnath.

Hazel menggeleng tak setuju. "Jangan! Gue khilaf lagi."

Jack berdecak kesal. "Khilaf bibirmu! Dari dulu nggak tobat-tobat, khilaf yang lo maksud itu permanen?"

"Khilaf itu kesalahan yang tidak disengaja, kalau kerjaan selingkuh lo itu sengaja," tambah Beno mengompori keadaan.

Hazel tak peduli dengan ocehan dua laki-laki itu. Yang terpenting sekarang, bagaimana caranya menjelaskan pada Elnath? Langkah kecilnya sedikit kesulitan mengikuti Elnath yang sepertinya sedang mencari tempat duduk.

HazelnathWhere stories live. Discover now