03. The Girl With Skateboard

2.3K 429 57
                                    

⚠️: BEBERAPA CHAPTER CERITA INI SUDAH DI REVISI DENGAN SEBAIK MUNGKIN.
⚠️: SEBELUMNYA, PENJELASAN MENGENAI TRIK DAN TEKNIK SKATEBOARD DISINI HANYA HASIL DARI PENGAMATAN. MOHON DIKOREKSI JIKA ADA KESALAHAN.

HAPPY READING
•••

Pertarungan berakhir dengan baik

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

Pertarungan berakhir dengan baik. (Name) menghela nafasnya panjang, dan bersyukur yang memenangkannya adalah Shadow. Ia sudah ngeri membayangkan jika gerombolan tadi yang memenangkan permainannya.

"(Name), kau tidak memberinya hukuman atau apapun itu?" Joe menghampiri (Name) dengan membawa skater tadi.

(Name) menoleh. "Hukuman? Tidak perlu segitunya. Aku tidak ingin memberikan hukuman pada siapapun."

Kaoru menghembuskan nafasnya kasar, ia segera menyuruh laki-laki tadi pergi menjauh dari mereka semua. "Ah, terimakasih sudah menolongku." ucap (Name) dengan tulus ketika orang berbadut itu datang kembali.

Shadow mengangguk. "Tidak apa-apa, lagian aku hanya ingin bermain saja tadi."

(Name) tersenyum, hampir semua teman-temannya Kaoru mengelilinginya. "Apa kalian tidak tertangkap oleh polisi? Tempat ini sepertinya terlarang." tanyanya.

Miya menggeleng. "Aku baru saja disini, mungkin yang lainnya pernah, mungkin."

"Hampir semua yang ada disini belum tertangkap." sahut Reki.

(Name) mengangguk. Kemudian melangkah menghampiri Kaoru. "Aku ingin meminjam Carla."

Kaoru terkejut. "Untuk apa?" tanyanya. Yang ia tahu, ia tidak pernah melihat (Name) bermain skateboard. Bahkan menyentuhnya saja, ia tidak pernah melihat sama sekali.

(Name) menghela nafas. "Tentu saja, untuk bermain."

"Memangnya kau bisa bermain skateboard? Memegangnya saja, aku hampir tidak pernah melihat." lagi-lagi Kaoru bertanya.

(Name) mengangguk. "Tentu saja. Kau meremehkan ku?" (Name) menatap manik mata Kaoru lekat.

"Bagaimana jika kau terjatuh?"

"Aku hanya perlu bangkit."

"Bagaimana kalau kau terluka?"

"Aku hanya perlu mengobatinya."

(Name) lagi-lagi menghela nafasnya pelan. "Kaoru, percayalah. Aku hanya ingin bermain, didepan sana." ucap (Name) menunjuk kearah yang ia maksud.

ETERNAL Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora