9. Tell Me What's Your Motive

1.3K 263 14
                                    

⚠️: BEBERAPA CHAPTER CERITA INI SUDAH DI REVISI DENGAN SEBAIK MUNGKIN.
⚠️: SEBELUMNYA, PENJELASAN MENGENAI TRIK DAN TEKNIK SKATEBOARD DISINI HANYA HASIL DARI PENGAMATAN. MOHON DIKOREKSI JIKA ADA KESALAHAN

HAPPY READING
•••

Gadis dengan rambut bersurai (h/c) itu menatap kosong jalanan dihadapannya ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Gadis dengan rambut bersurai (h/c) itu menatap kosong jalanan dihadapannya ini. Jarum pada jam tangan miliknya sudah menunjukkan pukul 3 dini hari. Saat ia tidak bisa tertidur dengan nyaman, (Name) akan diam-diam keluar dari rumah tanpa sepengetahuan Kaoru. Beruntungnya, laki-laki itu menyerahkan satu kunci cadangan rumah untuknya.

Matanya menatap langit dengan tatapan sedikit sendu. Nafasnya berhembus pelan diiringi dengan angin malam yang menusuk kulitnya.

Duduk diatas tempat aksi skateboard yang berada di sekitaran gunung yang tidak juga terlalu tinggi itu. Ia nekat malam-malam begini mengunjungi satu tempat bermain skateboard yang letaknya di sekitaran gunung.

Karena itulah, ia bisa melihat jalanan dibawahnya yang cukup terbilang masih saja ramai oleh kendaraan yang berlalu lalang.

"Lagi merasakan keputusasaan?" gadis itu menoleh spontan kearah sumber suara. Matanya terpejam setelahnya, dengan nafas yang kembali berhembus panjang itu.

Seorang laki-laki dengan rambut berwarna hijau itu menghampirinya. Ada beberapa meter celah duduk diantara mereka berdua.

"Apa yang kau lakukan disini? Disini berbahaya, kau tau." Joe juga menatap jalanan dibawahnya ini dengan tatapan yang sama seperti gadis itu.

(Name) mengidikkan bahunya. "Entahlah, aku hanya ingin mencari angin saja malam-malam begini." balasnya seadanya.

Tangannya mulai meraih skateboard hitam miliknya. Perlahan, skateboard tersebut berjalan turun dari atas. (Name) menambah laju speed nya agar bisa melakukan trik disaat berada lengkungannya. Badan gadis tersebut seperti terangkat, dan berbalik 180° diatas sana.

Untungnya, (Name) memang menguasai trik ini dari saat ia bermain waktu dulu. Berlatih cukup keras, membuatnya berhasil menguasai berbagai teknik yang lumayan berbahaya untuknya.

Joe yang melihat teknik tersebut hanya diam termenung. Gadis itu benar-benar hebat dalam skate, dan trik-trik yang lainnya. Bahkan, skater laki-laki saja mungkin tidak terlalu banyak yang menguasainya.

(Name) mengambil skatenya setelah selesai bermain-main kembali. "Kau memang skater yang hebat." puji Joe.

Gadis itu hanya tersenyum kecil, ia mengambil botol minum miliknya  yang berada di bangku. "Aku ingin pulang dulu, akan ribet jika nanti Kaoru mengkhawatirkan ku. Sampai ketemu lagi, Joe." setelah berbincang-bincang dengan laki-laki berotot penyuka wanita itu.

(Name) segera melajukan kembali skatenya meluncur turun gunung yang tidak terlalu tinggi itu. "Siapa ya, dia?" selama di perjalanan pulang, gadis itu terus-menerus kepikiran dengan kejadian beberapa hari kemarin saat berada di wilayah S.

Sampai saat ini, monitor besar itu masih memantau hitungan beef antara Adam vs Langa. Keduanya masih sama-sama belum memasuki tahap terakhir, baik langa maupun adam, mereka masih seperti bersenang-senang.

Apalagi Adam, laki-laki itu bahkan seolah-olah menari diatas skatenya itu dengan tekanan besar. Bahkan, prediksi (Name) tentang love hug yang harus berada lurus dibelakang lawan itu saja tergeser kan.

Skater itu masih bisa melakukan trik berbahayanya. "Bagaimana  bisa?!" (Name) membulatkan matanya sempurna kala langa berhasil melewati love hug dari Adam.

Bukan hanya gadis itu saja, Miya, Reki, Kaoru, Joe, dan Shadow saja terkejut melihatnya. Seperti mustahil jika bisa melewati trik love hug milik Adam, padahal sudah terkunci oleh sang lawan.

"Kau ingin kemana?" Miya yang melihat (Name) tiba-tiba menjauh darinya jadi bertanya.

Gadis itu menoleh sebelum benar-benar menghilang. "Toilet, aku sudah tidak tahan!" laki-laki yang tingginya masih dibawah perempuan itu menggeleng-gelengkan kepalanya seketika.

Beralih ke pertandingan. Dua laki-laki itu belum juga memasuki tahap terakhir beef. Hingga, bunyi sirine polisi terdengar nyaring ditelinga mereka semua.

"Sial! Waktunya kurang tepat." Kaoru, Miya, Joe, Shadow dan semua yang berada di wilayah langsung kocar-kacir meninggalkan tempat tersebut.

Datangnya polisi, membuat mereka terpaksa harus menghentikan pertandingan beef ini. Reki juga, sudah menjemput Langa yang berada ditengah-tengah wilayah.

"Eh, ada apa ini?!" saat baru saja datang kembali, (Name) langsung dikagetkan oleh beberapa polisi yang menodongkan senjata kearahnya.

Padahal, ia merasa bahwa ia tidak melakukan kejahatan sama sekali.

Dan akhirnya, gadis itu dibawa ketempat polisi tanpa melawan sama sekali. Daripada kena pukul atau mati, mending diam saja pikirnya.

Kondisi (Name) kali ini benar-benar sudah seperti buronan yang tertangkap kembali. Lebih kesalnya lagi, gadis itu tidak sengaja memakai baju berwarna oren.

Untungnya saja, sekitar jalanan sudah sepi dan sunyi. Jadi tidak ada kemungkinan yang menyebarkan fitnah dirinya.

"Memangnya tidak boleh bermain skate?" saat ini (Name) benar-benar berada di tempat kepolisian. Tangannya dipegang kebelakang, dengan beberapa polisi yang masih setia menjaganya.

Polisi tersebut menggeleng. "Boleh saja. Tapi, apakah Nona tau? Bahwa tempat itu adalah tempat skate ilegal?" (Name) baru ingat. Bahwa ia bermain di tempat ilegal.

Setelah bermenit-menit diintrogasi, dan banyak juga pertanyaan-pertanyaan yang dibantah keras olehnya. Ia memang bermain disana, tapi ia sama sekali belum melakukan kelicikan apapun disana.

"Permisi, saya akan membayar denda gadis ini untuk dilepaskan." (Name) menoleh kearah belakang. Ia membulatkan matanya, dibelakangnya ini terdapat laki-laki yang merupakan lawan dari langa tadi.

Adam.

Laki-laki dengan rambut biru jreng dan topeng itu menghampiri kepolisian dan membayarkan dendanya agar gadis yang menampilkan wajah bingungnya ini bisa dilepaskan oleh mereka.

Setelah melakukan persyaratan dan permintaan maaf, (Name) akhirnya terlepaskan dari sana.

"Terimakasih sudah menolongku." sebelum mereka berpisah, (Name) mencoba untuk berterimakasih padanya.

Siapa sangka saja, jika laki-laki yang seperti penjahat saat di wilayah S itu menjadi baik seperti tadi. Gadis itu mengangkat bahunya ketika merasakan bahwa sekujur badannya itu merinding seketika.

Senyuman yang sungguh terlihat menyebalkan dan mengesalkan itu terlihat di ekspresinya sebelum kembali ke mobil hitamnya.

"(Name)! kau tidak apa-apa?!" kebetulan sekali, Reki dan Langa masih berada di sekitaran sana.

Gadis itu mengangguk. "Aku tidak apa-apa."

"Ngomong-ngomong, siapa yang membayarkan denda mu sampai kau bisa bebas sekarang?"

TBC

ETERNAL Where stories live. Discover now