15. Skate Competition

262 53 0
                                    

⚠️: BEBERAPA CHAPTER CERITA INI SUDAH DI REVISI DENGAN SEBAIK MUNGKIN.
⚠️: SEBELUMNYA, PENJELASAN MENGENAI TRIK DAN TEKNIK SKATEBOARD DISINI HANYA HASIL DARI PENGAMATAN. MOHON DIKOREKSI JIKA ADA KESALAHAN.

HAPPY READING
•••

Hari sudah mulai malam

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hari sudah mulai malam. Itulah yang Kaoru bicarakan setelah melihat (Name) yang baru saja kembali dari mesin minumannya. Setelah kembali dari perbincangan tadi, Kaoru hampir saja menasihati (Name) jika Joe, dan Reki tidak menjelaskan apa-apa kepadanya.


Kaoru memang begitu khawatir dengan (Name). Entah itu kekhawatiran karena ia sudah mengganggap nya sebagai adiknya, atau kekhawatiran akan hal lain yang hanya ia saja yang mengetahuinya.

"Onsen nya tidak ada di sini?!" tanya (Name) dan Reki secara bersamaan. Dibandingkan yang lain, memang dua orang ini yang menantikannya sejak datang tadi.

Miya menghembuskan nafasnya pelan. "Kalian tidak membaca data yang ku kirim?" tanyanya dengan wajah datar. (Name) menyeringai, karena memang tidak menyentuh benda kecil itu dari tadi.

Semuanya lantas menoleh ketika Kaoru meletakkan sebuah peta di atas meja. "Aku mendapatkan peta dari pemilik penginapan ini. Letaknya di gunung lima kilo dari sini. Bisa dibilang ini onsen tertutup." jelasnya pada yang lain.

"Lima kilo ya? Jarak yang pas untuk bertanding skateboard." ucap (Name) tersenyum tipis.

"Kau berdiam di penginapan saja. Jika ingin kesana, aku tidak akan mengizinkannya. Pagi saja." ucap Kaoru yang membuat senyum (Name) menjadi luntur dan tidak terima.

(Name) yang ingin berbicara tidak terima itu terpotong oleh Shadow yang membuka pintu dengan sangat keras. "Kalau soal itu, aku ingin ikut serta!" ucapnya sembari menampilkan topeng badutnya.

Joe menatapnya. "Sudah siap ternyata. Bukannya tadi habis mabuk."

Shadow tersenyum. "Diriku yang lemah karena alkohol sudah ku tinggalkan dibalik topeng ini!" ucapnya kembali menampilkan topeng badutnya yang hanya dihiraukan oleh lainnnya.

Langa kembali menatap petanya. Jarinya menunjuk sebuah tanda yang membingungkan. "Ini tanda apa? Seperti gambar wajah."

"Mungkin disini banyak monyet."

Miya melirik. "Mungkin ini adalah yang dimaksud nona penyambut tadi." sahutnya.

Reki yang mendengar sesuatu yang membuatnya merinding tiba-tiba langsung berteriak. "Mana mungkin yang begituan ada gambarnya di peta!" teriaknya pada Miya.

(Name) yang melihatnya kemudian menyahut. "Apa jangan-jangan kau takut?" tanyanya. Yang membuat Reki menyangkalnya. Namun tidak dengan gestur tubuhnya.

Joe menoleh. "Apa kalian mendengarkannya? Dari tadi seperti ada suara aneh." tanyanya dengan suara yang terkesan dibuat semakin menakutkan.

ETERNAL Where stories live. Discover now