10. Fallin in Love

1.4K 273 45
                                    

⚠️: BEBERAPA CHAPTER CERITA INI SUDAH DI REVISI DENGAN SEBAIK MUNGKIN.
⚠️: SEBELUMNYA, PENJELASAN MENGENAI TRIK DAN TEKNIK SKATEBOARD DISINI HANYA HASIL DARI PENGAMATAN. MOHON DIKOREKSI JIKA ADA KESALAHAN.

HAPPY READING
•••

Seorang skater laki-laki, mungkin tiga tahun lebih muda darinya mengunyah sepotong sandwich yang baru saja dibelinya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Seorang skater laki-laki, mungkin tiga tahun lebih muda darinya mengunyah sepotong sandwich yang baru saja dibelinya.

"Ini enak! Kau tidak salah memilih tokoh sandwich yang kau maksudkan." Miya mengunyah makanannya dengan lahap. Setelah pulang sekolah, laki-laki itu malah mampir ke sekolah (name) untuk diajak jalan-jalan.

"Betulkan! Aku langsung menjadi langganan di sana setelah pertama kali mencicipinya." skater wanita itu menyahut. Sandwich ini adalah sandwich terenak yang ia temui di jepang.

Miya menatap perempuan disampingnya ini dengan tatapan lekat. Semilir angin membuat rambut indahnya terbang kebelakang. Kadang ia sendiri bingung, apakah boleh menyukai seseorang yang usianya berbeda jauh dengannya?

"Ada apa? Apa ada yang aneh? Kau menatapku seperti itu." (Name) menolehkan kepalanya spontan ke arah laki-laki tersebut. Aneh saja, ditatap lekat oleh seorang laki-laki berumur lebih muda darinya.

Miya mengelak, ia memalingkan wajahnya. "Tidak, tidak apa-apa." Ucapnya dengan nada yang sedikit pelan. Pipinya agak memerah, mungkin karena terciduk ketahuan menatap perempuan di sampingnya. 

(Name) menghembuskan nafasnya pelan. Tangan kanannya mengambil sekaleng soda dingin lalu ditempelkannya pada pipi Miya. "Nih, sepertinya kau terlihat haus karena terlalu banyak makan sandwich." skater laki-laki itu tersentak. Soda dingin itu menghampirinya yang membuat dirinya sedikit terkejut,

"Hei, apakah kau pernah menjalin sebuah hubungan dengan seseorang?" gadis itu menghentikan minumnya. Pertanyaan miya membuatnya sedikit ambigu.

(Name) berpikir sejenak. "Menjalin hubungan? Hmm, entah lah. Aku seperti tidak ada waktu untuk mengurusi masa percintaan ku." gadis itu meletakan kaleng sodanya, ia menengadahkan kepalanya menatap langit-langit sore.

Miya terdiam. Antara suka atau kagum, ia benar-benar tidak tau apa perasaannya untuk gadis yang lebih tua darinya ini. Di sisi lain, kekagumannya pada gadis itu terkadang membuat jantungnya berdetak lebih kencang. Semuanya berawal dari aksi pertamanya, aksi yang cukup hebat untuk skater wanita sepertinya.

"Kau lagi jatuh cinta dengan seseorang?" bagaikan seorang peramal, (Name) bisa membaca suasana hatinya.

Laki-laki itu menatapnya. "Kenapa? Apa kau ingin menertawakanku karena masih kecil sudah menyukai seseorang?" nada bicaranya kini berubah menjadi sinis. 

(Name) terkekeh pelan. Terlalu cepat untuk menyimpulkannya, kalau ia akan meledek Miya karena hal ini. "Tentu saja, tidak. Bukankah itu hal yang wajar? Jatuh cinta dengan seseorang, berawal dari kekaguman, lalu menyukainya." Miya membulatkan matanya. Dugaannya kalau (Name) adalah seorang peramal atau pembaca pikiran semakin menaik.

Ukiran tawa gadis itu perlahan turun setelah selesai terkekeh. Diganti dengan senyuman tipis yang menghangatkan hatinya. "Di saat menengah pertama, aku juga pernah menyukai seseorang yang aku kagumi." 

"Dia adalah laki-laki yang bandel, selalu membuat masalah, dan juga berpenampilan seolah-olah masa depannya tidak terjamin." Miya mengalihkan pandangannya ke arah gadis yang berada di sampingnya. 

"Orang seperti dia kau sukai? Apa matamu sedang rabun saat itu?" Ia hanya tidak habis pikir, dari sisi mana yang membuat skater wanita ini menyukai laki-laki berandal seperti itu?

(Name) mengangkat sedikit senyumnya. "Kau benar, mungkin aku sedang rabun saat itu. Tapi, laki-laki itu adalah cinta pertamaku. Walaupun dia seperti berandalan yang selalu membuat onar dimana-mana, ia sangat menghormati wanita dan orang tua. Bahkan, nilainya pernah menjadi yang tertinggi di angkatanku." Miya membelalakkan matanya, berandal tapi pernah mendapatkan nilai tertinggi di angkatannya? Itu terdengar mustahil.

"Dia juga sangat menghargai teman-temannya. Menurutnya, teman adalah segalanya untuknya. Aku mengaguminya karena sikap baiknya di tengah-tengah sifat berandalnya. Ia juga sering kali mencoba untuk tidak berbuat bohong, walaupun dia akhirnya berbohong juga saat razia."

"Sejak saat itu, aku mengaguminya. Kemudian, perasaan itu berubah dan menjadi lebih kuat dari sebatas kekaguman pada orang." 

Miya menatap gadis di sampingnya dengan tatapan sedikit lekat. Sepertinya, ia terlalu asik untuk mengisahkan masa lalunya. "Lalu, apakah kau pernah menjalin hubungan dengannya? Atau setidaknya, mengungkapkan perasaanmu padanya?" tanyanya setelah selesai mendengarkan kisahnya.

(Name) menghembuskan nafasnya. Wajahnya berubah menjadi sedih. "Sayang sekali, dia menjadi korban tabrak lari." laki-laki itu mengangguk paham. Sepertinya, ia jadi tidak terlalu peduli dengan masalah cinta karena kejadian itu.

Gadis itu mengedipkan kedua matanya. Wajahnya terdapat reaksi terkejut. "Ah, maaf. Aku jadi menceritakan percintaan ku."

Miya menggeleng. "Tidak apa-apa, santai saja." jawabnya.

(Name) tersenyum tipis, matanya perlahan melirik kearah jam tangannya. "Ini sudah lumayan sore, aku pulang dulu. Akan ribet urusannya, kalau Kaoru mencari ku kemana-mana." perkataan gadis tersebut membuat laki-laki di sampingnya jadi ikut melirik kearah jam tangannya.

Gadis dengan surai rambut indah berwarna (h/c) itu melambaikan tangannya. Sore ini ia habiskan bersama seorang skater yang lebih muda darinya.

Miya menarik nafasnya. "Ano, (Name)?!" (Name) menyahutnya dengan sedikit berteriak.

Suasananya berubah seolah-olah mendukung pembicaraan mereka berdua. Laki-laki itu kembali menghembuskan nafasnya dengan pelan. Seluruh tubuhnya jadi gemetar seketika.

"Aku, menyukaimu."

TBC

ETERNAL Where stories live. Discover now