11. Holiday

757 176 15
                                    

⚠️: BEBERAPA CHAPTER CERITA INI SUDAH DI REVISI DENGAN SEBAIK MUNGKIN.
⚠️: SEBELUMNYA, PENJELASAN MENGENAI TRIK DAN TEKNIK SKATEBOARD DISINI HANYA HASIL DARI PENGAMATAN. MOHON DIKOREKSI JIKA ADA KESALAHAN.

HAPPY READING
•••

Ruangan dengan nuansa cinta itu berubah menjadi lebih cerah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ruangan dengan nuansa cinta itu berubah menjadi lebih cerah. Adam menatap layar yang memonitoring wilayah S dengan lekat. Wilayah itu kembali dibuka, setelah pertandingannya melawan pendatang baru tempo hari.

Ujung bibirnya menaik, Adam tersenyum dengan sangat luas ketika layarnya memperlihatkan satu-satunya perempuan yang bermain skateboard di sana. Pergerakannya bisa dibilang lumayan terlatih, juga berkembang dengan baik.

Saat pertamakali Adam melihat kemunculan (Name) dari layar saja, ia langsung tahu bahwa gadis itu sudah terlatih sebelum ia menginjakkan kakinya di wilayah S.

Matanya masih menatap pergerakan (Name) yang terekam dari layar dengan lekat. Senyuman bibirnya semakin merekah, tangannya disibukkan dengan mengaduk teh hangat yang ia minum.

"Adikku yang malang, kau kembali lagi setelah dibuang kedua kalinya."

Adam masih menatap layar monitor dengan tatapan kehausan. Ia sudah mengira, bahwa adiknya cepat atau lambat menginjakkan kakinya di wilayah terlarang ini. Rasanya ia masih teringat dengan (Name) kecil yang selalu memintanya untuk diajarkan skateboard.

(Name) menatap Kaoru dengan tatapan mata terkejut. Perkataan dari Kaoru membuat kegiatan makan malamnya terhenti. "Miyakojima? Kita akan pergi ke Miyakojima?!" Kaoru mengangguk.

Gadis itu tersenyum, ekspresi wajahnya benar-benar menunjukkan kebahagiaan. "Terimakasih! Akhirnya, aku berlibur juga. Kenapa kau tiba-tiba mengajakku? Tidak biasanya."

Kaoru berdehem. "Pertama, aku pergi karena pekerjaan, jadi aku tidak bisa menemanimu kalau ingin pergi kesana-kemari. Kedua, kurasa ini bukan liburan. Ketiga, jika kau tidak ingin ikut tidak apa-apa juga, kau bisa tinggal di sini selama aku pergi."


"Jadi, kau ingin tetap ikut atau tinggal di sini?" tanya Kaoru, menatap (Name) seolah-olah ia berharap gadis itu ikut bersamanya. Bukan apa-apa, tapi setidaknya ia tidak terlalu khawatir jika (Name) bersamanya. Kaoru sudah menganggapnya spesial untuk dirinya.

Tanpa menunggu lama, (Name) langsung mengangguk ikut. Ia bahkan sudah membereskan piringnya, dan mencuci sebagian. Sisanya, biarkan Kaoru yang mengerjakan, ia tidak ingin mengerjakan semuanya sendiri.

"Aku akan membawa skateboard ku! Jadi saat kau pergi, aku bisa bermain di wilayah sana."

Kaoru yang melihat kelakuan gadis itu hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia sedikit tersenyum, pertemuan pertamanya dengan gadis itu tidak terasa sudah tiga bulan yang lalu.

Lusanya, (Name) maupun Kaoru sudah siap dengan peralatannya. Bisa terlihat, (Name) bahkan membawa dua koper untuk liburannya sendiri. Kaoru hanya menggeleng, ia tidak pernah tahu tentang apa yang ada di kepala (Name).

Kakinya melangkah keluar, ia ingin melihat pemandangan laut dari geladak kapal. Koper dan skateboard nya ia taruh di dalam. Kecuali Carla, yang selalu dibawa oleh Kaoru kemanapun ia pergi.

Matanya menatap pemandangan laut dengan kagum, sudah lama ia tidak melihat laut. Penampilannya hari ini juga nampak berbeda, dengan rok dan topi pantai miliknya. Angin yang berhembus kencang membuat rambutnya berterbangan.

(Name) yang merasa familiar dengan keributan suara di belakang lantas langsung menoleh. "Oh! Kebetulan sekali kita bertemu!" Joe yang pertama kali menyapanya.

"(Name)?!"

"Kebetulan sekali, apa kalian juga ikut berlibur?" tanya (Name) yang datang menghampiri Kaoru. Ada Joe, Reki, Langga, Shadow, dan terakhir Miya yang terlihat malu-malu menatapnya.

"Liburan!" jawab Joe sembari mengedipkan matanya. (Name) hanya tersenyum tipis, ia sudah terbiasa dengan kelakuan buaya-nya.

Reki menghampiri (Name) pelan, kemudian high five dengannya. Tidak lupa juga dengan Langa, mereka baru saja bertemu kembali setelah kejadian kemarin.

"Bagaimana dengan lengan mu? Apakah membaik?" tanyanya.

Reki mengangguk. "Tidak apa-apa! Lihat! Walaupun belum pulih sepenuhnya, aku sudah tidak separah kemarin-kemarin." (Name) hanya tersenyum. Perjalanan dari Okinawa menuju Miyakojima mereka habiskan dengan canda tawa, bahkan Miya sepertinya tidak terlalu canggung lagi padanya.

Sejenak, (Name) menghilangkan rasa penat dan sebagainya dengan berlibur bersama teman-temannya. Setidaknya, pikirannya tidak lagi berpikir macam-macam untuk sementara.

TBC

ETERNAL Where stories live. Discover now