16. Skate

194 37 2
                                    

⚠️: SEBELUMNYA, PENJELASAN MENGENAI TRIK DAN TEKNIK SKATEBOARD DISINI HANYA HASIL DARI PENGAMATAN. MOHON DIKOREKSI JIKA ADA KESALAHAN.

HAPPY READING
•••

Terdengar gesekan antara roda papan seluncur yang terdengar di sana

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Terdengar gesekan antara roda papan seluncur yang terdengar di sana. Dengan gerakan yang gesit juga lincah, Ainosuke memainkan skateboard miliknya dengan dorongan yang sedikit puas. Memiliki nama lain Adam, selain sebagai politikus ia juga seorang skater yang terkadang menjadi puncak acara wilayah S.

Tidak hanya Ainosuke yang berada di wilayah lengkungan itu, namun juga ada Tadashi. Yang menemaninya bermain skateboard, dari kecil hingga sekarang. Walaupun dirinya mungkin sudah tidak bermain lagi.

Ainosuke tersenyum. Ia sudah kembali ke atas. "Kehadiran dari Adikku di wilayah S membuat hidangan utamanya semakin mencolok." ucapnya diiringi dengan tawa kecilnya.

Ia menengadahkan kepalanya. Menatap kediamannya. "Sudah ku putuskan, Tadashi. Aku akan mengadakan kompetisi."

"Sebuah turnamen." ucapnya menoleh ke arah Tadashi dengan tersenyum licik.

(Name) mengambil tas yang baru saja ia siapkan. Berpamitan dengan Kaoru, kemudian berangkat ke sekolah menggunakan skateboard miliknya. Awalnya Kaoru menyarankan untuk berangkat menggunakan kereta, atau transportasi lainnya.

Namun kehadiran Reki, Langa, juga skateboard membuat dirinya hampir kemana-kemana selalu menggunakannya.

Dengan membawa sebotol minuman, (Name) melajukan skateboard miliknya dengan kecepatan sedang. Senyumnya terlihat ketika matanya menemukan dua orang yang sedang menunggunya.

"Pagi! Reki, Langa." sapanya. Memang kebiasaan, mereka bertiga akan berangkat bersama-sama.

Reki tersenyum. "Apa yang akan kau lakukan hari ini?" tanyanya. Biasanya, mereka bertiga akan melakukan sebuah trik di perjalanan sebelum menuju sekolah.

"Bagaimana dengan belajar Big Wood?" ucap (Name) yang dihadiahi oleh anggukan kedua temannya.

(Name) melakukan skateboard nya. Mendahului Reki, dan Langa yang saling mendahului. Memang dari awal, mereka setuju agar (Name) terus berada di posisi pertama.

Langa melempar sebotol minum pada Reki yang berada di belakangnya. Kepalanya menoleh, ia ingin melemparkannya pada (Name) sebelum ia melihat bahwa gadis itu sudah membawa minuman terlebih dahulu.

(Name) melirik. Ketika Reki mengangkat skateboard nya ke atas tangga. Dari turunan, laki-laki itu bisa mengangkatnya dengan mudah.

"Reki! Cukup bagus!" seru (Name) yang kini mengikuti trik yang digunakan oleh Reki. Sama sepertinya, trik begitu sudah ia kuasai dari lama.

Langa yang melihat kedua temannya itu terperangah. Dengan dorongan yang cepat, Langa menuruni turunan dan berbelok dengan kecepatan yang cepat. Bahkan (Name) saja hampir terkejut dengan kecepatannya.

Dengan kecepatan seperti itu juga, Langa menaikkan skateboard miliknya di papan yang bisa membuatnya melompat ke atas hingga bisa menyentuh gambar bintang yang berada di tembok tersebut. Terdengar seperti mustahil.

Langa masih bisa mengendalikan skateboard dengan melompat ke atas tanpa terjatuh ataupun lainnya. Bahkan, ia mendarat dengan daratan yang sempurna.

"Langa! Bagaimana kau bisa melakukannya?!" teriak (Name) yang terperangah dengan trik Langa. Itu adalah trik skateboard yang pertamakali ia lihat selama bermain beberapa tahun.

"Memang hebat!" ucap Reki. Bahkan, anak-anak yang berada di sekitar mereka juga terpesona dengan trik Langa.

Ainosuke melangkah dengan pelan di koridor. Pertemuan yang ia lakukan hari ini sedikit melelahkan baginya. Sebagai seorang politikus, ia memang harus menunjukkan batang dirinya yang berwibawa. Namun di belakangnya, ia adalah korup di bawah nasihat para bibinya.

Matanya menatap sebuah foto lama yang masih bersih. Ia memang meletakkan foto itu di mejanya. Foto yang berisikan dirinya, Tadashi, dan Adiknya yang sedang bermain skateboard di kediaman Shindo.

Memorinya tentang dirinya, (Name), juga skateboard masih berada di pikirannya. Sejak Ayahnya meninggal, (Name) sudah menunjukkan perubahan-perubahan yang berbeda. Ia melihatnya seperti cangkang kosong.

Diasuh oleh Bibi. Kemudian dikeluarkan dari keluarga Shindo.

"Sungguh mengenaskan."

Ainosuke menatap poto (Name) yang masih tersenyum merekah itu. Ia sudah menduga. Jauh sebelum (Name) dikeluarkan, ia sudah menduga bahwa Adiknya akan bermain di wilayah S.

"Sepertinya kau kembali ke hobimu yang lama, Adikku."

"Mungkin kau sudah menganggap Cherry sebagai Kakak. Dan menemukan keluarga kedua."

Ainosuke tersenyum tipis. "Pada akhirnya, kau menginjakkan kaki ke sana. Itu mungkin hal yang baik. Laki-laki itu ada di sisimu."

"Aku hanya berharap kau masih menerimaku sebagai Kakak, (Name)."

(Name) berlari menuju pintu dengan kecepatan tinggi. Ia merentangkan tangannya. Mencoba untuk menghalangi Kaoru yang ingin keluar dari rumahnya. Matanya menatap laki-laki itu dengan tajam. Seolah-olah ia tidak ingin membiarkannya pergi kecuali dirinya juga ikut.

"(Name), kau menghalangi ku." ucap Kaoru.

"Aku akan tetap seperti ini sampai kau mengizinkanku untuk ikut." ucapnya.

Kaoru menghembuskan nafasnya kasar. Dirinya ingin pergi menuju S bersama Joe, namun (Name) tiba-tiba ingin ikut kembali. Karena kekhawatirannya akan kehadiran (Name) di sana membuat Adam kembali, Kaoru tidak mengizinkan nya untuk sering-sering ke sana.

"Apa yang kau lihat di sana? Wilayah itu berbahaya sal kau tau,"

"Aku tidak melihat siapa-siapa. Aku bermain." jawabnya. Membuat Kaoru kembali menghela nafasnya.

Melihat Kaoru yang kembali menghela nafasnya. (Name) juga ikutan menghela nafas. "Kaoru, izinkan aku untuk ikut juga. Aku hanya ingin bermain."

"Miya, Langa, juga Reki sudah berada di sana. Aku hanya ingin bermain." mohonnya.

Kaoru lagi-lagi menghela nafas. Akhirnya, ia mengizinkan (Name) untuk ikut. Gadis itu selalu melakukan apapun agar ia diizinkan untuk apapun. Memang gadis yang sangat keras kepala.

"Tunggu aku, Kaoru!" teriak (Name) yang langsung mengambil skateboard nya yang berada di lantai dua.

Laki-laki itu hanya melihatnya. Tanpa sadar, bibirnya jadi tersenyum. Gadis itu selalu saja membuatnya tersenyum tanpa alasan yang jelas.













hai..

sumpah, aku lupa ada work ini.. maaf🙏😞

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 09, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

ETERNAL Where stories live. Discover now