3

3.5K 537 13
                                    

Pagi hari, Yuta yang sudah rapi dengan pakaian kantornya, sekarang sedang mengecek kelengkapan berkas kantornya satu persatu di meja kerjanya, dahi lelaki tampan itu tampak berkerut saat merasa ada yang sedikit tidak beres.

Ada sebuah kertas yang hilang, dan itu membuatnya berdecak kesal.

"Aku sudah hampir tidak tidur semalaman hanya untuk mengerjakannya,

Yuta membuka laptopnya dengan tergesa, dan kemudian ia merutuki dirinya sendiri dengan frustasi.

"Aku lupa menyalinnya, bodoh sekali,"

"Tapi kemana hilangnya kertas itu?"

Dan seketika pandangan Yuta terfokus pada seorang gadis yang tampak sibuk menyusun pakaian kering yang sudah dilipatnya dengan rapi ke dalam lemari.

"Choi Yuna,"

"Iya?" Yuna menoleh dengan cepat saat mendengar Yuta yang memanggilnya.

"Kau membereskan meja kerjaku?"

Yuna mengangguk saja, karena memang dia yang membereskan meja kerja suaminya itu.

Yuta menghela nafas, "Aku kehilangan sesuatu disini,"

"A-apa?"

"Sebuah kertas penting," jawabnya dengan dingin seperti biasa. Ia menatap Yuna dengan tajam.

"Kertas apa?" Yuna memberanikan diri menghampiri Yuta, walaupun sebenarnya dia mulai ketakutan karena ditatap tajam seperti itu.

"Aku harus mengatakan berapa kali padamu? Tidak usah merepotkan diri untuk mengurusku, jangan menyentuh barang-barang penting milikku,"

"Tapi aku hanya merapikannya saja, Nakamoto-san, aku tidak mengambil apapun,"

Yuna menundukkan wajahnya saat helaan nafas kasar mulai terdengar, ia memejamkan matanya, bersiap menerima apapun yang dikatakan lelaki itu.

Namun Yuta tidak mengatakan apapun, saat Yuna membuka matanya, ia mendapati Yuta sudah berjalan menuju pintu kamar, dengan kunci mobil yang ada ditangannya.

"K-kau tidak sarapan du-"

BLAM!

Suara pintu yang tertutup dengan begitu keras, membuat Yuna terperanjat.

Yuna hanya bisa menghela nafas sedih, ia berusaha menyemangati dirinya sendiri untuk yang kesekian kalinya.

"Sabar, Yuna-ya, kau harus berusaha, kau harus bisa menepati janjimu, bagaimanapun, Nakamoto-san tetap suamimu, kau harus menerimanya, dan mungkin suatu saat dia akan menerimamu, bukan begitu?"

Seperti itulah cara seorang Choi Yuna menyemangati dirinya sendiri, walaupun ia tahu faktanya, melihat bagaimana Yuta menunjukan bahwa sebegitu tidak sukanya ia padanya.

...

"Hah? Bagaimana bisa kau kehilangan kertas itu, Yuta? Kau lupa hari ini kita harus presentasi pada semua klien?"

Taeyong terus meneror Yuta dengan kepanikannya.

"Diam kau. Aku sedang berpikir," Yuta memijat pelipisnya pelan.

"Rapatnya akan dimulai dua puluh menit lagi, Yut-"

"Aku tahu!"

Taeyong seketika menutup mulutnya rapat setelah Yuta menaikkan nada bicaranya.

"Kau yakin istrimu yang menghilangkannya?" kali ini Taeyong bertanya dengan lebih hati-hati.

"Siapa lagi yang menyentuh meja kerjaku? Aku tidak memindahkan kertas itu kemanapun!"

Let Me Be Your Healer, Mr. Nakamoto! | NAKAMOTO YUTA (Completed)Där berättelser lever. Upptäck nu